Penjelasan

2.9K 291 19
                                    


*

*

*

"Hyung, bangunlah. Sudah jam enam, kau ada kelas pagi 'kan?"

Taehyung mengerang kecil, matanya yang tertutup kini mulai terbuka dan disuguhi pemandangan Jeongguk yang sudah bersiap-siap—entah kemana.

"Gguk, kau mau kemana?"

"..."

"..."

"Hyung, cepatlah bersiap atau kau akan telat."

"I-itu... aku sepertinya tidak berangkat kelas."

Taehyung memutuskan untuk tidak menghadiri kelas hari ini karena jujur saja, kepalanya masih sakit karena semalam terus menangis. Tubuhnya terasa panas dan tidak enak, Taehyung bahkan harus sekuat tenaga untuk bersikap normal seperti biasanya. Taehyung tidak mau Jeongguk khawatir.

Lagipula sepertinya Jeongguk sibuk sekali pagi-pagi seperti ini sudah siap mau pergi.

"Oke, kalau begitu aku pergi."

BRAK!

Raut Taehyung berubah sedih. Jeongguk sepertinya masih marah padanya, dia bahkan tidak mau menatap Taehyung dan terus mengabaikannya.

Sudah begitu respon Jeongguk pun berbeda. Jika biasanya Jeongguk akan protes dan menanyainya macam-macam saat Taehyung menolak untuk berangkat kuliah, kini Jeongguk hanya mengiyakannya saja. Bahkan dia tak bertanya kenapa.

Sedih sekali rasanya.

Taehyung memutuskan kembali membaringkan tubuhnya dan di dalam selimut pria itu terus memegangi kepalanya. Terkadang tangannya mengusap air mata yang mengalir ke pelipisnya.

"H-hiks..."

Dalam tiga hampir empat tahun hubungannya dengan Jeongguk, diabaikan seperti ini bukanlah yang pertama kalinya bagi Taehyung. Jeongguk memang lebih kebanyakan diam jika sedang marah—tapi biasanya akan reda hanya dalam semalam, apalagi Taehyung sudah berusaha meminta maaf. Tapi jangankan untuk memaafkannya, mendengarkan alasannya saja Jeongguk enggan.

Sejujurnya Taehyung takut.

Taehyung takut Jeongguk bosan padanya. Tiga tahun lebih berhubungan, Taehyung takut rasa bosan itu menghampiri Jeongguk. Menjauhkan Jeongguk darinya atau bahkan memutuskan hubungannya dengan pria itu.

Taehyung tidak mau putus.

"M-maaf, hiks..."

*

"Niat sekali sepagi ini sudah ada di kampus padahal tidak ada kelas."

Jeongguk berdecak, tangannya sibuk memasukkan ramen ke dalam mulutnya dengan brutal. Tadi pagi ia tak sempat sarapan karena takut Taehyung bangun dan menghampirinya. Bukannnya apa, tapi jujur saja Jeongguk masih kesal dengan kekasihnya itu. Maka lebih baik ia menghindar daripada kelepasan mengeluarkan kata-kata yang menyakiti Taehyung nantinya.

"Kau kekanak-kanakan, Gguk. Kau bahkan belum mendengar penjelasan Taehyung," sahut Jimin.

Yoongi mengangguk membenarkan, "Kau seharusnya mendengarkan penjelasannya dulu. Bisa saja apa yang kau pikirkan tentang Taehyung itu salah."

"Aku melihatnya sendiri, hyung. Semalaman kita sudah lelah mencari dan terus khawatir, tapi ternyata orang yang dikhawatirkan sedang tertawa riang dengan pria lain."

BUCIN |KVजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें