This is A Fact, Sera

1.8K 257 53
                                    

Perpisahan Brie dihadiri kurang lebih seratus siswa/i anak Batavia. Sebenarnya gadis itu hanya mengundang lima puluh temannya. Tetapi dalam undangannya tertulis bahwa satu tamu boleh membawa pasangan. Dan kebanyakan para tamu membawa pasangan masing-masing.

Acara dimulai sejak satu jam lalu. Sekarang masuk sesi makan-makan sembari menikmati hiburan yang ditampilkan.

Acara perpisahan ini benar-benar meriah. Meski demikian tak membuat Sera senang. Sejak berpisah dengan sang Ayah ada perasaan yang tak bisa dijabarkan. Gadis itu dilanda gelisah.

"Sera." panggilan itu membuyarkan lamunan Sera.

Gadis yang tadinya sedang merenung langsung menerjapkan mata. Tak jauh dari tempat duduknya sosok Mika berada. Ah, tidak. Brie tidak mengundang kakak kelas. Ia mengundang Mili dan kebetulannya Mili mengajak kakaknya.

Hm meskipun hubungan Brie-Milian-Miselia sempat terputus khusus di acara perpisahan ini Brie mengesampingkan permusuhan mereka. Ia ingin mengukir kenangan indah dengan mengundang teman yang pernah dekat dengannya.

Gadis yang dipanggil baru merespon panggilan Mika beberapa detik kemudian. Sera tak membalas sapaan Mika dengan kata-kata melainkan dengan pelukan.

Dari pelukan itu Mika meraba-raba. Sera jarang hampir tak pernah memeluk seseorang tiba-tiba. Biasanya kalau mau memeluk Sera minta izin dulu. Kalau dibolehkan baru ia akan melaksanakan.

Tapi sekarang? Sera kenapa?

"Are you okay?"

"Yes. But i miss you," jawab Sera.

Mika melepas pelukan Sera. Bukan karena tak mau dipeluk lama-lama. Hanya saja ia ingin mencari tahu kebenaran dari jawaban adiknya.

Manik Mika menembus kelereng bening Sera. Ia mencari kejujuran dari sana. Mika langsung mendapatkan jawabannya. Ada kebenaran dan hal lain yang tak ia mengerti.

"Kamu diantar siapa tadi?" tanya Mika.

"Ayah."

"Pulangnya sama Abang ya? Nanti Abang bilang ke Ayah nggak usah jemput kamu," ucap Mika.

"Ayah juga nggak akan jemput Sera, Bang. Ayah mau ke Semarang soalnya," jawab Sera memberitahu.

Oh, pantas.

Mika mengerti sekarang. "Kalau gitu nanti nginep di rumah ya. Besok kan weekend. Kita main," ucapnya.

Sera terlihat menimbang-nimbang.

"Abang akan begadang untuk dengar curhatan kamu," tambah remaja itu.

Sera ingin mengiyakan tawaran Mika, tapi.

"Nggak usah pikirin Milian. Dia tuh diem-diem kangen kamu tahu. Cuma gengsi aja ngutarainnya," lanjut Mika memberitahu.

Sera tersenyum mendengar fakta barusan.

"Izinin Sera peluk Abang lagi. Kangen banget soalnya."

Mika merentangkan tangannya. Membawa tubuh adik keduanya ke dalam dekapnya. Tanpa sepengetahuan mereka diam-diam ada seorang remaja lain memperhatikan dari jauh.

Bertaut Место, где живут истории. Откройте их для себя