[JANGAN LUPA FOLLOW]
Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah menimpa padanya yang membuat dirinya bertransmigrasi ketubuh seorang karakter figuran dari Novel 'My L...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Leon terbahak-bahak bersama Tiffany setelah memotret Saka yang sedang terlelap diatas kasur dan mengirimkannya diakun kemah.
"Ngapain?" Saka bertanya dengan posisi duduk dan mata yang memerah.
"Anjir bangun dia."
"Bangs*t lo berdua macem-macem kan!" Saka ingin merebut handphone milik Leon, namun karena tenaganya masih belum terkumpul jadi berhasil ditepis oleh Leon.
"Engga-ngga! dah lanjut tidur sana." Suruh Leon
"Lanjut-lanjut, mending lo pada pulang deh! mau sampe kapan ngerusuh di camp gue!" Nancy muncul dari kamarnya sambil berkacak pinggang didepan 3 orang itu.
Dengan tergesa-gesa Leon, Tiffany langsung menarik lengan Saka untuk berdiri, pemuda itu berjalan semboyongan menuju pintu. Saat membuka pintu mereka terkejut karenabdiluar sangat gelap.
"Kok gelap banget si anjir, perasan kemarin ga begini dah!" Ucap Tiffany
"Artinya kita semua disuruh tidur! udah ayok!"
Saka keluar lebih dulu diikuti oleh dua orang dibelakangnya, saat mereka keluar suasana ternyata lebih menegangkan dari pada didalam camp, suara binatang bersahutan yang berasal dari hutan.
"Gimana mau jalan, gelap banget gila! Minimal senterin lah!"
"Hp lo kan ada! hp gue lowbat." Sahut Tiffany
"Hp gue juga!"
Keduanya menoleh kearah Leon yang berdiri dibelakang mereka dengan wajah yang tidak tenang, pemuda itu nampak tidak fokus.
"Ha?"
"Leon senterin!"
Leon membuka handphonenya dan menyalakan vitur senter dihandphonenya. Barulah mereka dapat berjalan menuju camp mereka, padahal jarak camp ke camp lain tidak terlalu jauh, namun entah kenapa disaat seperti ini seakan jauh sekali.
"Lo senterin kemana? kesini begok" Kesal Saka karena Leon sangat tidak becus.
"Yaudah nih pegang sendiri deh!" Leon memberikan handphone pada Saka.
"Lo diem tif, kalo banyak bacot lo yang jalan didepan sini!" Mendengar Saka yang sudah darah tinggi, Leon langsung menutup mulut Tiffany dari pada terjadi adu mulut nan faedah antara kedua orang tempramen ini.
Tiffany meronta ingin melepaskan tangan Leon dari mulutnya namun tidak bisa.
"Udah diem aja!" Bisik Leon
Haaaaaa
Bulu kuduk Leon berdiri ketika samar-samar mendengar suara itu, ia melirik Saka dan Tiffany yang nampak biasa saja. Apa hanya dia yang mendengar itu? atau hanya halusinasinya saja?