CH25

5.3K 773 69
                                    

Beberapa hari kemudian...

Wilayah Sekolah Gloria telah dibuka sepenuhnya banyak berbagai jenis mobil berlalu-lalang memasuki area sekolah yang mulai telihat ramai, walaupun wilayah itu dibuka sepenuhnya akan tetapi yang dapat memasuki area sekolah itu tidak sembarangan, karena semua keamanan akan dikerahkan.

Semakin dibuka semakin ditingkatkan keamananannya mengingat yang datang bukanlah orang biasa melainkan berbagai orang penting dalam bidang yang berbeda-beda. Bukan tanpa alasan mereka berkumpul disekolah saat ini, melainkan untuk menghadiri acara pembagian rapot anak-anak mereka.

Diantara riuhnya para orang-orang yang mengobrol sana-sini berlalu-lalang sana-sini, Karin menghampiri para temannya yang asik berbincang didekat pintu auditorium, ada beberapa wajah asing diantara teman-temannya itu seperti orang tua dari mereka.

"Karin!" Nancy melambaikan tangannya pada Karin memberi isyrat untuk mendekat.

"Hallo tante om~" Karin menyapa dengan sopan kearah kedua orang tua Nancy, dan juga Tiffany yang langsung menoleh ketika ia datang.

"Astaga ini Karin~ Nancy banyak cerita tentang kamu."

Setelah melakukan banyak basa-basi dengan kedua orang tua Tiffany dan Nancy, ketiga gadis itu akhirnya masuk kedalam Auditorium karena orang-orang mulai berhamburan memasuki tempat itu

Tempat duduk orang tua dan para murid dipisah, alhasil mereka terpisah dengan kedua orang tua sahabatnya itu.

"Lo ga ketemu orang tua lo rin?"

"Nanti! ga mungkin ditengah orang banyak."

"Emang kenapa si?"

"Takut star syndrome." Jawab Karin asal

"Syalan!"

Mereka tertawa dan melangkah kesalah satu kursi yang memang disediakan untuk para kelas unggulan.

"Ini salah satu kesenjangan ga sih?"

"Engga sih, menurut gue ini privilege, kaya sayang ga sih kalo lo susah-susah dapatin itu tapi ga dipamerin." Nancy tertawa

"Emang ga adil buat mereka yang ga disini, tapi ini sepadan buat mereka yang duduk disini karena usahanya sendiri." Sambung Tiffany menambahkan.

Sebenarnya Karin cukup tertampar, mengingat ia masuk Gloria bukan karena usahanya, melainkan usaha papanya. Tapi dengan itu, ia akan menunjukan bahwa dia layak berada disini sebagai Karin, dan demi Karin.

"Udah siap liat nama lo dibawah gue?"

Ketiga gadis itu kompak menoleh kearah tiga pemuda yang baru saja mendudukan diri pada bangku yang satu baris dengan mereka.

Tiffany yang kini bersebelahan dengan Leon, yang berucap dengan sombong sebelumnya hanya bisa tertawa sinis. "Yang ada nama lo dibawah gue!"

"Udah ga usah ribut-ribut yang pasti nama lo semua dibawah gue..." Semuanya langsung menatap Saka dengan alis terangkat sebelah. "Kata Edric!" Lanjut pemuda itu.

"Kapan gue bilang gitu?" Tanya Edric yang namanya disebut-sebut, sontak Saka hanya melemparkan senyum tak tahu malunya.

"Pengen marah tapi bener sih, Lo makan apa sih kok bisa sepintar itu?"

All to Well : Transmigration storyWhere stories live. Discover now