CH27

5.6K 665 31
                                    

Karin mengalihkan perhatian yang semulanya fokus menatap layar handphone yang entah menujukan apa, kearah sebuah mobil sedan yang berhenti tepat didepannya.

Kaca mobil itu terbuka dan menunjukan sosok Dean, membuat Karin tersadar itu merupakan mobil jemputannya.

Tanpa berucap apa-apa Karin mengililingi mobil itu dan membuka pintu, tetapi, sebelum ia masuk kedalam mobil matanya tidak sengaja menangkap sosok pemuda yang tersenyum kearahnya dan melambaikan tangannya pelan.

Karin membalas lambaian Edric lalu masuk kedalam mobil.

Setelah pembagian rapot seluruh murid Gloria memilih untuk pulang kerumah masing-masing untuk libur semesternya, alhasil tak ada yang tersisa diasrama, walaupun diperbolehkan untuk tetap tinggal kebanyak memilih untuk pulang meski tidak pulang kerumah.

Hening! mobil mulai melaju keluar dari pekarangan asrama, kedua bersaudara itu nampaknya masih terjebak dalam perang dingin.

Karin memilih untuk membuka handphonenya memainkan game yang tersedia disana, padahal pikirannya sedang memikirkan tas yang berisikan sesuatu yang sangat penting baginya, hilang entah dimana.

"Nih tas lo ketinggalan..." Suara Dean memecahkan keheningan diantara mereka, Karin cukup terkejut melihat benda yang ia cari-cari kini sudah ada didepannya, sedetik kemudia ia menatap Dean yang terlihat tak peduli.

"Makasih, dapat dimana?" Tanyanya

Dean menoleh. "Lo punya hubungan apa sama Lucas?" bukannya menjawab pemuda itu balik bertanya, Karin paham jadi Lucas toh yang menemukan.

"Ga ada si, kebetulan satu eskul." Sahutnya jujur, memang tak ada hubungan apa-apa mereka selain Lucas yang bersikap sok kenal sok dekat dengannya.

"Dia masuk eskul membaca?" Dean terheran-heran tak menyangka hal itu

"Hm..." Karin hanya mendehem dan keheningan kembali menyelimuti mereka.

Supir diam-diam melirik keduanya melewati kaca, pria paruh baya itu merasakan atmosfer yang selalu menyelimuti keduanya seakan telah kembali.

Sampai dering telpon dari handphone yang terletak dipembatas tempat duduk mereka, mengalihkan perhatian keduanya. Dengan gesit Dean meraih handphonenya dan menggeser tombol merah, pemuda itu melirik kearah supir yang ternyata menatap kearah mereka.

Karin diam memahami situasi, jadi Dean memilih untuk menolak panggilan itu karena ada supir? atau karena si penelpon?

.
.
.
.
.

Sebuah mobil sedan Audi A6 keluaran tahun 2024 melaju memasuki wilayah sebuah hotel mewah, mobil itu berhenti tepat didepan pintu masuk. Para staf yang berjaga didepan pintu masuk hotel itu langsung melangkah dan membukakan pintu.

Namun Edric tidak langsung keluar, ia menunggu wanita paruh baya disampingnya ini mengatakan sesuatu. Wanita paruh baya yang menyandang status sebagai ibunya ini masih diam seribu bahasa, bahkan menatapnya pun tidak.

"Maafin ibu..."

Saat itu juga Edric meraih ranselnya dan keluar dari mobil tanpa berucap apa-apa, bukan itu kalimat yang ia harapankan keluar dari mulut ibunya, namun apa boleh buat hanya itu yang selalu ibunya katakan untuknya. Sebenarnya Edric hanya ingin mendengar kata selamat.

All to Well : Transmigration storyWhere stories live. Discover now