PART 14

3.7K 375 57
                                    

HunKai Area'
🍁
.
Mpreg! Angst! BxB

•°'.•°'.•°'.•°'.•°'.•°'


Hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan, tak terasa delapan bulan sudah Jongin meninggalkan Sehun dengan rasa penyesalan begitu dalam.
Sehun kacau, berantakan, hidup seperti orang tak bernyawa. Sehun frustasi mencari keberadaan Jongin ke sana kemari, namun tak kunjung bertemu. Bahkan ia menyewa detektif ternama korea namun na'as Jongin menghilang dengan sempurna, sangat sempurna hingga membuat Sehun semakin cemas. Bagaimanapun Jongin sedang mengandung anak kedua mereka dan kandungannya kali ini sangatlah beresiko tinggi.

Setiap hari dia akan mencari Jongin di penjuru korea walau sampai saat ini tak ada hasil, Sehun bukanlah orang yang mudah menyerah begitu saja.

Sepi itulah yang dirasakan Sehun selama delapan bulan terakhir ini.
Ia tengah duduk di meja makan sendirian, sarapan dengan roti dan selai.
Hening tak ada canda dan tawa heboh dari Taeoh, tak ada omelan membosankan dari Jongin.

Pipi Sehun basah sekarang, basah? Iya, Sehun menangis jika mengingat kekejaman nya kepada Jongin.
Baru dua minggu Sehun merasakan menjadi seorang, suami, ayah juga kepala keluarga, membuat Sehun mulai terbiasa dengan kebiasaan kebiasaan yang Jongin terapan.
Seperti saat ini Sehun selalu sarapan di pagi hari walau tanpa Jongin walau hanya roti bukan masakan beraroma menggugah selera yang biasanya Jongin masak.
Sehun sudah terbiasa sarapan di rumah sekarang, ia menatap dapur yang sepi, biasanya Jongin di sana, menyiapkan sarapan dengan kecerewetan Taeoh yang membuat suasana menghangat.
Sehun semakin terisak mengingat Jongin, lelaki kuat yang mampu bertahan dengan sikap dan perilaku Sehun yang kasar selama ini tapi manusia juga memiliki ambang batas dan Jongin sudah ada di batasnya.

Memilih untuk mundur dan pergi menjauh dari kehidupan Sehun.

Sehun menghapus bekas lelehan air mata penyesalan nya dengan tisu, hari ini dia berangkat bekerja setelah 8 bulan yang hanya fokus untuk mencari anak dan istrinya.

Mark sekertaris Sehun berkata ada panti di pinggir kota dekat dengan pantai pasir putih yang terkenal akan keindahannya itu menolak untuk di gusur. Sehun ingin membuat hotel di tanah panti itu, wisatawan di pantai cukup banyak dan itu akan menguntungkan bagi perusahaan.

Tapi pihak panti sendiri tidak mau untuk di gusur, itulah masalahnya.
Sehun akan kesana dan melakukan negosiasi langsung dengan pemilik panti karena tanah itu sudah atas nama perusahaannya.

🍁

Taeoh berlari menghindari kejaran Naeun, mereka berlari terus berarti. Tawa juga senyum ceria mereka seiring dengan gerakan kaki Taeoh yang mencoba menghindari kejaran Naeun.

Menghiraukan lelaki pucat yang baru turun dari mobil. melihat kesana kemari sampai ia menatap objek yang membuat matanya memicing tajam.
Ia yakin sangat yakin jika di depannya

"Taeoh!"

Taeoh berhenti membuat Naeun menuburuknya dari belakang, hingga terpental ke belakang.

"Aduh!, kenapa Taeoh berhenti?" tanya Naeun, Taeoh menghiraukan pertanyaan Naeun, menatap sang papa yang sudah lama tak bertemu, menatap papanya dengan pandangan susah diartikan persis tatapan Sehun yang sering Sehun peragakan.
Sehun mendekat kearah Taeoh.

'Grep'

Sehun memeluk erat tubuh mungil anaknya yang sangat ia rindukan selama ini. Taeoh hanya diam dan menunduk tak bereaksi terhadap perilaku papanya. Tak Sehun sadari ia meneteskan air mata kebahagiaan,

Naeun bangkit dari adegan menubruk tubuh Taeoh yang lebih besar darinya, diikuti ia yang terjungkal ke belakang.
Naeun mendekat kearah ayah dan anak itu.

"Om siapa?" tanya Naeun kepada sehun yang sedari tadi mengucapkan kata syukur dan nama Taeoh berulang-ulang.

"Ini Papa Taeoh." Naeun menatap sehun dari atas ke bawah. Ayahnya Taeoh ganteng gumamnya namun dapat di dengar baik oleh Sehun, Sehun tersenyum ramah

"Mama dimana?" Tanya Sehun antusias.
"Kalo siang mama bekerja di toko udang milik Imo Uco."
Sehun mengerutkan keningnya.
Dimana? Toko udang?.

🍁🍁🍁

Sehun berdiri dari kejauhan menatap dinding kaca yang menampakan belahan jiwanya, Jongin yang sedang membersihkan kepiting kepiting yang cukup besar di tangannya.

Sehun ingin memeluk lelakinya, ingin mengucapkan kata maaf sampai Jongin bosan, ingin berlutut di hadapan Jongin, tapi itu semua tidak bisa yang sehun lakukan hanya diam melihat bahwa istrinya bekerja keras.

Hatinya berdenyut ngilu, juga perih menyaksikan Jongin yang bekerja mengangkat kotak demi kotak lumayan besar, yang berisi hewan hewan laut.
Tapi yang paling membuat hati sehun nyeri adalah perut buncit Jongin.
Jonhin bekerja keras saat hamil tua juga perut yang besar. Sehun gagal ia menunduk terisak saat merasa gagal menjadi suami, ayah dan seorang kepala keluarga, yang selalu melindungi keluarganya.

"Papa jangan nangis malu sama Naeun." Sehun menatap dua anak di bawahnya. ia tertawa dengan isak tangis yang tak bisa dibendung. Memeluk tubuh Taeoh dan Naeun.

"Maafkan Papa ya Tae, Papa belum bisa membuat kalian bahagia."
Taeoh yang semula mencoba menghibur Papanya mulai berkaca-kaca. Tangis pecah begitu saja, Naeun yang tak tahu apa-apa juga ikut menangis.
Mereka berpelukan menghiraukan tatapan orang yang bingung menatap mereka.

Sehun, Taeoh, Naeun duduk di kursi dekat pantai, deburan ombak juga angin khas pantai menghembus membuat sehun tenang. Mereka menangis bersama yang berahkir menjadi pusat perhatian wisatawan yang lalu lalang.

"Kapan Mama pulang bekerja?" Sehun memandang Taeoh dan Naeun yang duduk di sampingnya, Taeoh sendiri masih fokus dengan es krim coklatnya.

"Mama biasanya pulang sore sore." bukan Taeoh yang menjawab tapi Naeun yang menjawab sambil memakan es krim strawberry miliknya.

Mama? Jongin yang menyuruh Naeun memanggilnya mama, entahlah Jongin merasa ada yang beda dari Naeun.

"Taeoh tinggal di mana?" Taeoh memakan suapan terakhir es krim coklat, telunjuk mungil milik Taeoh menunjuk ke sebelah kanan Sehun, mengarah ke gang sempit di sana.

"Disana rumah Taeoh enggak jauh jauh kok."
Sehun menghela napas, hatinya bergemuruh saat ingin bertemu Jongin setelah delapan bulan berpisah.
Sehun gugup melihat reaksi Jongin nantinya.

"Taeoh!"

"Naeun!"

Suara itu suara yang amat sangat Sehun rindukan, suara lelaki yang membuat Sehun jatuh cinta setelah semua yang lelaki manisnya lewat.

"Mama!"

Taeoh dan Naeun berlari ke pelukan Jongin, meninggalkan Sehun dengan rasa gugup luar biasa.
Ia berbalik manik mata nya menatap Jongin,

Jongin yang melihat Sehun di depannya refleks mundur dua langkah ke belakang, Taeoh maupun Naeun juga mundur karena mereka memeluk erat tubuh Jongin.

Senyum Sehun luntur, niatnya ingin mendekap tubuh beruang manisnya namun reaksi Jongin membuat Sehun mengurungkan niatnya.

"Kenapa saat aku sudah sadar akan rasa di hati ini, kau menjauh seolah tak mau menerima ku kembali"

Bersambung 🍁

Destiny Of My Love✔️Where stories live. Discover now