PART 22

2.5K 216 28
                                    

HunKai Area'
🍁
.
Mpreg! Angst! BxB

•°'.•°'.•°'.•°'.•°'.•°'

"Mama kenapa adik bayi tidur terus?" Jongin mengulas senyum mendengar pertanyaan Taeoh, kemudian ia kembali melihat bayi merah di pangkuannya.

"Adik bayi butuh tidur agar cepat besar seperti Taeoh" Taeoh mengangguk di samping Jongin tangan kecilnya bergerak untuk mengusap pipi merah Haowen yang sudah hampir tiga jam tertidur.

"Lembut hihihi." Jongin ikut terkikik geli mendengarnya, tanpa mereka sadari mata kecil Haowen mulai terbuka, memperlihatkan pupil mata berwarna hitam legam nan bulat itu, mengerjap pelan bibir mungilnya terbuka, menggelinjang kan badannya dan

Suara tangis bayi pun terdengar nyaring, Taeoh menjauhkan tangan dengan cepat, tergambar di wajah imutnya rasa khawatir saat melihat adiknya menangis keras.

Jongin membuat dua kancing atas baju pasien yang masih ia kenakan, mengarahkan mulut kecil Haowen untuk menghisap putingnya. Tangis si kecil pun mereda, Taeoh mengerjapkan mata sejenak, iris matanya menatap Jongin penuh dengan pertanyaan.

"Adik Hao lapar makanya dia nangis, Tae juga gini waktu bayi." Taeoh menganggukkan kepalanya, ia kembali mengelus kepala mungil Haowen dengan penuh kasih sayang.

Cklek

Jongin dan Taeoh kompak menengok ke arah pintu, terlihat siluet lelaki tinggi dengan kantong plastik di kedua tangannya.

"Papa!" Taeoh berseru dengan suara keras, tubuh gempal nya turun dari brankar lalu memeluk kaki ayahnya.

"Papa kenapa lama? Tae tunggu dari tadi, mana coklat punya Tae?" Sehun terkekeh lalu mengusap rambut anaknya, ia mengeluarkan sebatang cokelat dari kantong plastik yang ia bawa.

"Ini, jangan dihabiskan oke?" Taeoh merebut paska coklat pemberian Sehun, membuka bungkus coklat dengan susah payah, berbalik dan berjalan menuju sofa mengabaikan Sehun yang hanya menghela nafas panjang.

"Oke!" Jongin menggelengkan kepalanya melihat Taeoh, lalu kembali fokus menyusui Haowen. Sehun berjalan mendekat menaruh kantong plastik itu di atas meja lalu mengusap rambut Jongin dengan sayang.

"Masih sakit?" Jongin mendongak ke atas, menatap mata Sehun lalu mengulas senyum hangat.

"Sedikit." terhitung sudah seminggu Jongin berada di rumah sakit, jujur ia sudah bosan dengan bau obat-obatan. Namun jahitan di perutnya sangat rawan putus dan masih basah.

"Jangan banyak bergerak dulu, kata suster besok kamu sudah bisa pulang tapi harus check up rutin." Jongin mengangguk, sedangkan Sehun memilih duduk di pinggir brankar, kecupan ringan di dapatkan Jongin tepat pada pipi gembilnya.

Plop

Haowen melepas hisapan pada puting Jongin, mata mungilnya perlahan tertutup saat Jongin menepuk pelan pantatnya, Sehun ikut mengusap kepala Haowen menunggu si kecil terlelap.

Sehun mengambil alih Haowen ke gendongannya, saat dirasa Haowen sudah terlelap dalam tidurnya. Dengan hati-hati ia meletakkan tubuh putra bungsunya ke dalam inkubator.

Sedangkan si sulung yang sedari tadi anteng sembari memakan coklat batangan yang sudah raib meninggalkan bungkusnya, lelehan coklat memenuhi area bibir dan kedua tangannya melupakan ucapan ayahnya untuk tidak dihabiskan sendiri.

"Oh Taeoh? Coklat nya mana?" Taeoh menyengir kuda memperlihatkan deretan gigi penuh dengan coklat, Jongin tertawa melihatnya Sedangkan Sehun menghela nafas panjang.

Destiny Of My Love✔️Where stories live. Discover now