18

243 30 0
                                    

Angin berhembus dengan lembut. Melambaikan helaian berwarna putih juga pita dahi. Pria tampan itu duduk di bawah pohon wilow besar dengan sebuah kecapi di pangkuannya. Dia memejamkan matanya dengan jemarinya yang memainkan senar kecapi.

Angin membawa melodi yang menyedihkan, menusuk hati siapapun yang mendengarnya. Sudah 100 tahun sejak saat itu, tetapi Lan XiChen sama sekali tak dapat melupakannya. Setelah kematian Jin GuangYao di kuil GuanYin, Lan XiChen memasuki pengasingan untuk merenungi kesalahannya.

Banyak pertanyaan dan pengandaian yang muncul selama pengasingannya. Seperti mengapa A-Yao melakukan semua itu? atau andai saja Lan XiChen tahu lebih cepat, dia mungkin bisa menghentikan apa yang dilakukan pria itu.

Seharusnya dia tak bertindak gegabah saat mendengarkan  perkataan Nie Huaisang. Seharusnya dia tak meraih Shouyue dan menusuknya begitu saja ke dada Jin GuangYao. Seharusnya dia berbalik untuk melihat apa yang dilakukan oleh Jin GuangYao dan bukannya menikamnya.

Jin GuangYao sangat percaya padanya, dia benar-benar tidak melakukan apapun untuk menyakiti dirinya atau anggota sekte nya. Jin GuangYao menaruh harapan besar pada Lan XiChen, bahkan setelah dia menusuk dada pria itu, Jin GuangYao masih mendorongnya pergi agar dia tak ikut mati bersama nya.

Yang diinginkan Jin GuangYao hanya kesempatan untuk tetap hidup. Lan XiChen jelas tahu bagaimana perjuangan Jin GuangYao untuk tetap bertahan hidup. Tetapi dia, orang yang sangat dipercayai oleh Jin GuangYao, malah mengambil kesempatannya untuk bertahan hidup. Bagaimana dia bisa melakukan kejahatan seperti itu?

Bahkan jika Jin GuangYao telah melakukan semua kejahatan yang dia ucapkan, saat Lan XiChen menatap ke dalam matanya, dia masih bisa menemukan  pemuda baik hati yang menolongnya saat dia terluka. Pemuda lembut yang mempertaruhkan segalanya demi menyembunyikan Lan XiChen dari tentara Wen yang mengejar.

Jin GuangYao telah menyelamatkannya, bagaimana bisa dia membalas kebaikan itu dengan membunuhnya?

Lan XiChen menatap kecapi nya. Bahkan setelah seratus tahun terlewati, setelah dia berkultivasi ke keabadian, tak sekalipun Jin GuangYao mau menjawab panggilannya. Apakah Jin GuangYao sudah begitu membencinya sampai enggan menemuinya? Walau Lan XiChen selalu mengatakan di dalam hatinya jika dia memang pantas mendapatkan hukuman ini, tetapi jauh di dalam lubuk hatinya, dia berharap Jin GuangYao tak membenci nya dan memaafkannya atas apa yang dia lakukan.

Lan XiChen berjalan dengan tenang di jalanan yang ramai. Banyak orang melihat ke arahnya, karena penampilannya yang terlalu mencolok. Dengan rambut putih salju dan pakaian senada dengan rambutnya. Tetapi Lan XiChen tidak peduli. Dia sudah lama berhenti peduli dengan tatapan orang lain. Dalam seratus tahun ini, banyak yang telah terjadi.

Pamannya telah meninggal, lama sekali. Begitu pula adik iparnya, Wei WuXian dan adiknya, Lan WangJi. Wei WuXian tak dapat berkultivasi dengan baik karena tubuh Mo XuanYu yang lemah walau mereka sudah sering melatihnya. Ditinggal sekali lagi oleh orang yang dicintainya, Lan WangJi menjadi lemah. Tetapi dia tidak nampak kesepian seperti pertama kali. Akhirnya setelah 4 tahun, dia juga pergi menyusul kekasih hati nya. Membuat Lan XiChen merasa sedih dan iri.

Orang-orang yang Lan XiChen kenal dahulu, sudah tak ada lagi. Setelah JingYi dan SiZhui meninggal juga, Lan XiChen keluar dari Gusu, berpetualang sendirian. Tak ada guna nya tetap tinggal di tempat yang dahulu dia panggil rumah. 

Kadang dia kembali ke sana untuk memeriksa keadaan tempat itu. Bagaimana pun, itu adalah tempat dia dan adiknya dilahirkan dan tumbuh dewasa. Dia ingin memastikan Sekte Gusu Lan akan tetap berdiri.

Lan XiChen menatap hamparan luas di depannya. Tempat ini, seratus tahun yang lalu adalah tempat berdirinya kuil Guanyin. Tetapi sekarang, itu hanya menjadi hamparan kosong tanpa ada bangunan. Sejak kejadian itu, Jiang Cheng meruntuhkan kuil Guanyin dan melarang ada nya pembangunan di tempat ini. Untuk beberapa alasan, Lan XiChen sangat mensyukuri tindakan dari sang Pemimpin Sekte Jiang tersebut. Dan hal itu terus berlaku sampai sekarang.

Lan XiChen selalu menyempatkan dirinya untuk datang ke tempat ini, berziarah atau mungkin mengenang kembali. Dia tak tahu. Dia bisa berdiri diam selama seharian penuh di tempat ini, tanpa bergerak seinci pun. Hanya untuk memutar kembali memori nya tentang pria dengan senyuman lembut itu.

Mereka bertemu di Yunping, dan mereka juga terpisah oleh kematian di Yunping. Lan XiChen tak tahu apa lagi yang lebih menyedihkan dari itu. 

Saat dia membalikkan tubuhnya, Lan XiChen membeku. Apa yang berdiri di depannya benar-benar terlihat seperti ilusi. Dan untuk kali ini, Lan XiChen berharap itu hanya salah satu ilusi yang dibuat oleh otaknya.

Seorang pemuda, mungkin berusia dua puluhan. Rambut sepundak yang diikat menggunakan pita sederhana berwarna coklat. Pakaiannya sederhana, seperti pakaian anak-anak keluarga biasa. Dia memegang baskom kayu kecil dan menatap Lan XiChen dengan kedua manik madu nya.

Lan XiChen membuka mulutnya, suara nya tercekat di tenggorokan. Dia maju selangkah dengan gemetar. Tangannya terjulur ke arah pemuda itu. Dengan mata berkaca-kaca, pria tersebut memanggil, “A-Yao?”

Dan pemuda tersebut tersenyum. Sama dengan apa yang ada di dalam ingatan Lan XiChen.

.

.

Mereka bertemu di Yunping dan terpisah di Yunping

Pertemuan kembali di Yunping

03 September 2020

Xiyao DrabblesHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin