ಮೂವತ್ತು ▪︎ Mūvattu

3.4K 327 114
                                    

Rose membuka matanya perlahan, angin berhembus cukup kencang hingga menusuk ke tulang. Ia menggigil, memeluk tubuh sendiri untuk mengurangi rasa dingin.

" Maafkan aku, lisa. "

Suara itu, rose sangat mengenali suara berat tersebut. Ia langsung menoleh, benar-benar terkejut lihat sosok yang telah lama menghilang dari dunia ini.

" Taehyung ~ " gumam rose mulai bergetar hebat, air matanya mulai membasahi pipi. Di depan matanya ada sosok taehyung yang tengah berlutut di depan sahabatnya, lisa.

Buak.

Terdengar hantaman keras tepat mengenai pipi taehyung, membuat pria berparas tampan itu langsung tersungkur ke tanah. Taehyung meringis kesakitan, memegang sudut bibirnya yang telah terluka.

" Taehyung ! " rose berteriak, namun tiada seorangpun dapat mendengarkan suaranya, termasuk dirinya sendiri. Ia reflek memegang lehernya, kembali memanggil nama taehyung untuk kedua kalinya. Namun, pita suaranya sama sekali tidak keluar.

" Apa yang terjadi padaku ? " gumamnya takut bercampur khawatir. Ia perlahan melangkah untuk mendekati taehyung.

" Shh ~ dingin. " lirihnya saat ia sadar bahwa ia tak mengenakan alas kaki. Dahinya semakin berkerut bingung dengan situasi yang sedang ia alami sendiri.

" Taehyung. " Rose memanggil nama pria itu, berharap mantan kekasihnya menoleh.

" Bajingan! Kau memperkosa rose. " teriak suara perempuan yang sedikit berat.

Rose menoleh, " Lisa ? " gumamnya terkejut melihat kemarahan lisa.

Perlahan taehyung coba berdiri dengan sisa tenaganya, kembali meminta maaf pada lisa.
" Mianhae. Tapi, aku berjanji akan menikahinya, lisa. Kau harus mempercayai aku. " ujarnya lirih.

Lisa mendesis tak suka, " Pergilah, aku tak ingin melihat wajahmu lagi. " ucapnya.

Taehyung memberi senyum kaku, menepuk bahu lisa dan langsung pergi dari tempat itu. Tak lama kemudian, lisa merogoh saku celananya untuk menelpon seseorang.

" Berikan aku obat yang sama, untuk membunuh kim taehyung, eric nam-ssi. "

" Tidak ! "

" MOMMY ! "

Rose terbangun dari tidurnya dengan pipi yang sudah basah dengan air mata, ia melihat ryujin dan yeji yang sedang menatapnya khawatir. Langsung saja ia memeluk kedua anaknya itu sangat erat, membanjiri pakaian mahal itu dengan air mata.

" Jennie ~ " gumamnya memanggil nama seseorang. Meremas baju anaknya hingga kusut.

" Daddy akan datang, mom. " balas ryujin yang mulai terisak. Mungkin ryujin tampak nakal, namun hatinya sangat lembut, terlebih lagi untuk rose, ibunya.

Yeji juga mulai terisak, namun sebisa mungkin ia coba mengontrol tangisannya. Ia telah berjanji kepada jennie, untuk menjadi kakak sekaligus anak yang kuat, melindungi ibu dan juga adik-adiknya.
" Semuanya akan baik-baik saja, mommy. " lirihnya, memeluk rose dan ryujin semakin erat. Pipinya mulai memerah, dadanya terasa sesak menahan tangis.

" Daddy, cepatlah kembali. " batinnya, mendoakan jennie untuk pulang ke rumah. Ia butuh jennie, mereka semua membutuhkan sosok jennie saat ini juga.

Disisi lainnya,
" Jessica ? " Jennie kaget melihat mantan calon kakak iparnya itu berada di negara yang sama dengannya.

Disisi lainnya," Jessica ? " Jennie kaget melihat mantan calon kakak iparnya itu berada di negara yang sama dengannya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
STILL UNTITLEDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant