17.ketinggalan

100K 16K 608
                                    

Bunyi bel pulang menandakan bahwa pelajaran pada hari ini telah usai dan siswa-siswi diperbolehkan untuk pulang kerumah masing-masing, tentu saja siswa-siswi itu bersemangat mengemasi barang-barangnya perasaan senang terlihat di wajah mereka.

Dilain sisi seorang cewek merasa tidak senang dengan hal itu perasaan gelisah menghinggapi dirinya, cewek itu adalah Mozza seharian dia membolos di rooftop sekolah bersama 6 cowok penguasa sekolah.

Dia merasa bersalah dengan ibunya yang sudah capek-capek bekerja untuknya tetapi dia malah bolos sekolah.

Mozza terbengong pada pikirannya sendiri.

"Woy, ngapain bengong ayo pulang." ajak Alhesa pada Mozza.

"Eh, udah pulang ya?" tanya Mozza sedikit gugup.

"Udah, tadi udah bel."  balas Azaleel.

"Oh gitu ya?" Mozza memainkan jari-jari tangannya.

"Kenapa lo takut ketauan ibu lo karna bolos?" tebak Ziedan dan diangguki Mozza.

"Udah gak apa-apa, sekali-sekali biar jangan terlalu kaku banget hidup lo." ujar Zellan sambil mengacak rambut Mozza membuat rambut Mozza yang dikuncir dua jadi berantakan.

"Yaudah, ayo kita pergi." ajak Sakhi sambil membuka pintu rooftop sekolah.

"Ayo nona keju silahkan." ujar Ringga mempersilahkan Mozza untuk keluar dari rooftop.

Mereka bertujuh berjalan menuruni anak tangga dan berjalan di lorong koridor.

Tatapan mata dari orang-orang yang masih berlalu-lalang di koridor menghujam Mozza.

Tatapan Mozza beradu dengan Grace yang sedang memandangnya sambil bersedekap dada.

Mozza menundukkan kepalanya dalam-dalam Zellan yang menyadari itu langsung merangkul Mozza membuat cewek itu langsung melihat Zellan yang memasang wajah datar.

"Ayo masuk." ujar Sakhi dan membuat Mozza kebingungan.

"Emang mau kemana?" tanya Mozza sambil mengerutkan keningnya.

"Ibu mentorkan harus ngajarin kita." sahut Ringga sambil menyenderkan tubuhnya di badan mobil.

"Oh iya aku lupa." Mozza menepuk keningnya.

Saat Mozza ingin naik kedalam mobil dia melihat Sakya berjalan terlihat dari wajahnya cewek itu sedang kesal.

"Sakya!" teriak Mozza dan melambaikan tangannya.

Sakya menatap Mozza dan setengah berlari untuk menemuinya.

"Ih! Kok lo tega sih ninggalin gue, gue dihukum sama guru karna ketahuan bolos." kesal Sakya dan mengerucutkan bibirnya.

"Eh? maaf aku gak tau," sesal Mozza merasa bersalah.

"Yaudah gak apa-apa, awas aja lo ninggalin gue lagi ya!" ancam Sakya sambil menunjukkan kepalan tangannya.

"Lo mau kemana?" tanya Sakya lagi sambil menatap 6 cowok yang sedang menunggu mereka bicara.

"Mau ngajarin mereka." balas Mozza.

"Oh yaudah, jagain teman gue ya! awas aja teman gue sampai lecet." peringat Sakya pada mereka berenam.

"Dih lo kira kita orang jahat, lagian teman lo gak ada spesial nya." ujar Azaleel membuat Mozza tersinggung.

"Ih kok tega banget sih." amuk Mozza menatap Azaleel dengan amarah.

"Awas aja lo jilat ludah sendiri." ujar Sakya dan berpamitan pada Mozza untuk pulang.

Mozza menatap Sakya yang sudah dijemput oleh sopirnya.

"Udah?" tanya Ziedan yang sudah duduk di kursi mengemudi.

Mozza menganggukan kepalanya dan duduk di jok belakang mobil bersama Ringga dan Azaleel.

"Jangan dekat-dekat." ujar Mozza pada Azaleel.

"Lha kenapa?" tanya Azaleel menatap Mozza yang cemberut.

"Mozza marah sama, Azaleel," ketus Mozza dan bersedekap dada.

"Yaelah gue bercanda maafin ya." ujar Azaleel menyodorkan tangannya pada Mozza yang duduk disebelahnya.

"Gausah nanti dia palingan berulah lagi." kompor Ringga yang duduk disebelah Mozza, Mozza yang duduk ditengah-tengah dua cowok itu bingung yang mana yang akan dia dengarkan.

"Sirik aja lo." ujar Azaleel dan mentoyor kepala Ringga.

"Eh santai dong." kesal Ringga dan membalas perlakuan Azaleel.

"Udah kalian diam aja gak usah ribut." ujar Mozza membuat mereka berdua terdiam.

Mobil hening seketika semua orang yang ada didalam mobil itu menikmati perjalanan yang akan mengantar mereka ke basecamp.

keheningan itu tidak berlanjut lama ketika satu cewek mengeluarkan suaranya.

"Oh iya Mozza lupa." ujar Mozza menepuk keningnya.

"Kenapa?" tanya mereka kecuali Ziedan.

"Duh, gimana ya bilangnya?" bingung Mozza sambil menggigit kukunya.

"Ngomong aja selagi gratis." ujar Alhesa menatap ke jok belakang.

"Tas Mozza," gumam Mozza sambil memainkan jari-jarinya gugup.

"Iya tas lo kenapa?" tanya Zellan.

"Tas aku ketinggalan di uks." jawab Mozza dan membuat mereka kesal.

"Kenapa gak dari tadi lo bilangnya." ujar Sakhi yang duduk disebelah kursi kemudi.

"Yah Mozza lupa." Mozza menggigit kukunya merasa bersalah pada mereka.

"Kenapa bisa lo lupa?" tanya Ringga dan Mozza mengangkat bahunya.

"Gak tau lupa aja gitu." jelas Mozza dan membuat mereka menghela nafasnya.

"Hm jadi gimana? Kita balik lagi?" tanya Mozza sambil menatap Ziedan yang sedang menyetir.

"Lo tanya tuh sama sopirnya." ujar Azaleel menunjuk ke arah Ziedan yang fokus menyetir.

"Kita balik kan ya?" tanya Mozza takut-takut pada Ziedan.

Ziedan langsung membelokkan mobilnya dan kembali menuju sekolah untuk mengambil tas Mozza yang ada di uks sekolah.

Mozza yang menyadari itu seketika langsung tersenyum lebar.

"Dasar pikun." gumam Ziedan membuat Mozza menggerutu tak terima.

*****

Jangan lupa votementnya yah, dan untuk siders jangan lupa bintangnya. jangan baca aja!!!!!

Terima kasih semuanya.

Naylechy

Kam, 17 sep 2020

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang