19.hipnotis

97.6K 16.5K 1.7K
                                    

Suasana meja makan saat ini sangat ribut, setelah mereka belajar bersama diruang tamu, Mozza segera menepati janjinya untuk memasak makanan untuk mereka.

"Eh lo kenapa ngambil tempe goreng gue?" tanya Azaleel yang melototi Zellan.

"Dih orang gue duluan yang ngambil, ngaku-ngaku lo." ujar Zellan memakan tempe gorengnya.

"Tapi kan gue duluan yang lihat," sahut Azaleel.

"Semua orang juga bisa lihat tempenya kali, bukan lo aja yang bisa lihat," dengus Zellan dan tetap memakan tempenya.

"Nyebelin banget sih lo," Azaleel menjawil sambal dan menaruhnya di pipi Zellan.

"Eh gila lo ya," Zellan mengambil sambal tanpa menjawilnya dan menghusapkan sambal yang ditangannya kewajah Azaleel.

"Woy! ini panas gila, gue ngapain lo cuman sedikit ya!" kesal Azaleel memejamkan matanya dan mengipasi wajahnya yang terkena sambal.

"Eh Zellan kamu kok jahat banget sih sama temannya," sahut Mozza dan membawa Azaleel kewastafel untuk membersihkan wajahnya.

"Hahaha, rasain lo," Zellan tertawa melihat temannya yang tersiksa karna merasakan sensasi panas dari sambal yang dibuat Mozza.

Setelah membersihkan wajahnya, Azaleel kembali duduk bersama Mozza yang memberikannya tissue untuk mengering kan wajahnya.

Azaleel melototkan matanya melihat Zellan yang tertawa kecil.
"Gila lo! muka gue panas jadinya."

"Sukurin siapa suruh lo nyowel gue pake sambal." ujar Zellan dan melanjutkan makannya.

"Udah-udah, Azaleel itu kan masih ada tempe goreng nya kenapa harus ribut sih?" Mozza menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan orang didepannya.

"Tapi kan gue luan yang mau ngambil, dia langsung nyerobot aja," dengus Azaleel sambil menatap Zellan yang menatapnya dengan sengit.

"Yaudah apa salah nya coba ambil yang lain." ujar Mozza menggelengkan kepalanya.

"Iya-iya gue ambil lagi nih," Azaleel mengambil tempe dan memakannya.

"Kalian habis ini mau ngapain?" tanya Mozza menatap mereka berenam.

"Main." ujar mereka serempak kecuali Ziedan yang sedang menyantap makanannya.

"Yaudah kalo gitu abis ini kita belajar," sahut Mozza membuat mereka kesal seketika.

"Lho kok belajar?" bingung Alhesa.

"Kalian terlalu banyak main jadi harus banyak belajar, udah terlalu banyak loh kalian tertinggal pelajaran," jelas Mozza.

"Lo kira kita peduli?" ujar Ziedan dan pergi meninggalkan meja makan.

"Ziedan kamu harus ikut belajar juga!" teriak Mozza memanggil Ziedan yang menaiki tangga.

"Pokoknya kalian harus belajar walaupun Mozza gak nyuruh kalian, ngerti!" tekan Mozza pada mereka.

"Ngerti," sahut mereka dan meninggalkan meja makan.

"Lho, kalian mau kemana?" tanya Mozza pada mereka.

"Tadi lo suruh belajar kan?" sahut Alhesa mengulangi perkataan Mozza.

"Iya, terus ini gimana?" tanya Mozza pada mereka.

"Lo tadi nyuruh kita belajar doang kan, gak ada nyuruh cuci piring. Yaudah kita mau belajar," balas Ringga dan pergi meninggalkan Mozza.

Mereka meninggalkan Mozza beserta piring kotor diatas meja makan.
"Jadi aku lagi nih yang bersihin?" tanya Mozza pada dirinya sendiri.

Mozza mengumpulkam piring kotor menjadi satu tumpukan, dan menaruhnya di wastafel.

"Sini gue bantuin." ujar Sakhi dan mengambil ahli membersihkan piring-piring kotor.

"Eh, enggak usah Sakhi belajar aja sama yang lain," tolak Mozza mengambil spons dari tangan Sakhi.

"Mereka enggak belajar tuh lo liat di ruang tamu pada main." Sakhi mencuci tangannya yang berbusa.

"Ih kenapa mereka gak belajar sih?" bingung Mozza menanyakan Sakhi yang sedang mengangkat bahu tidak tahu.

Mozza berjalan menuju ruang tamu dan menatap 4 cowok yang sedang berleha-leha disofa ruang tamu.

"Azaleel, Zellan, Alhesa, Ringga! Kenapa kalian enggak belajar tadi katanya mau belajar?" teriak Mozza membuat 4 cowok itu kalang kabut.

"Iya-iya ini kita mau belajar." teriak mereka dan membuka buku mereka masing-masing.

"Jangan bohong ya." tekan Mozza menatap mereka berempat.

"Kalau kalian bohong, Mozza sumpelin mulut kalian pakai spons ini," Mozza menunjukkan spons yang berbusa.

"Iya-iya gak mungkin kita gak dengerin perintah bu mentor." ujar Ringga melihat-lihat bukunya yang kosong.

"Awas ya kalau bohong," ancam Mozza sambil menunjukkan spons yang masih berbusa.

Mozza kembali menuju wastafel dan melanjutkan aktivitas kembali.

"Bisa juga lo buat 4 bekicot itu patuh sama lo, jangankan mereka gue aja terkadang bisa patuh sama lo," Sakhi menatap Mozza lekat-lekat sambil menyederkan badannya didinding dan melipat kedua tangannya didada.

"Lo sebenarnya siapa sih, sampai buat kita berenam terhipnotis sama ucapan lo." ujar Sakhi dan membuat Mozza menoleh pada Sakhi.

"Kita gak pernah sekalipun nurut sama ucapan orang dan lo dengan sekali berucap kita langsung ngelakuin apa kata lo," Sakhi menyentuh bibir mungil Mozza dengan ibu jarinya.

"Dan gue harap lo gak merintahin hati kami untuk punya perasaan sama lo," Sakhi menyelipkan anak rambut Mozza ketelinga cewek itu dan meninggalkan Mozza yang berdiri mematung.

*****

Jangan lupa tekan bintangnya yah teman-teman, see you.

•Naylechy

Sen, 28 sep 2020

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu