32.pelecehan

93.6K 13.9K 1.5K
                                    

"Mau makan dimana?" tanya Sakhi yang sedang menyetir mobil.

"Terserah." sahut Mozza dan Sakya serempak.

"Gak ada restoran yang namanya terserah." timpal Ziedan yang sedang bermain ponselnya.

"Terserah, Mozza ngikut aja." ujar Mozza dan menatap keluar jendela.

"Kalo lo mau makan dimana?" tanya Sakhi pada Mozza.

"Bebas, yang penting ada nasinya." balas Sakya dan memainkan jarinya.

"Huh, dasar cewek." gumam Azaleel memasangkan earphone dan merapihkan rambutnya agar tidak menampakkan earphone yang sedang dipakainya, bisa-bisa earphone nya disita seperti headphone nya kemaren.

"Yaudah berarti terserah kan?" tanya Sakhi dan menatap ke depan jalan.

"Terserah." ujar Mozza dan Sakya serempak membuat keenam cowok itu menghela nafasnya.

Mobil berhenti di parkiran restauran cepat saji membuat keenam cowok itu dengan sigap membuka pintu dan keluar dari mobil, kecuali Mozza dan Sakya yang masih setia berada di tempat duduknya.

"Ngapain? ayo keluar." ajak Zellan kepalanya menyembul dari pintu mobil.

"Kita jangan makan disini." ujar Sakya dan diangguki Mozza.

"Lha, jadi dimana?" tanya Alhesa menatap dua gadis itu dari balik pintu.

"Terserah." ujar kedua cewek itu serempak.

"Nih, mau dua cewek apa sih?" tanya Azaleel mengencangkan suara musiknya.

"Keju lo jangan ikut-ikutan Sakya." sahut Ringga menarik tangan Mozza.

"Ih, Mozza gak mau," tolak Mozza sambil memukul pelan tangan Ringga.

"Udah, kita cari tempat lain aja." sambung Sakhi dan mereka memasuki mobil dan berkeliling mencari tempat makan yang pas.

Mereka berhenti dari satu tempat ketempat yang lain, tidak ada yang cocok di hati kedua cewek itu membuat keenam cowok itu jengah.

"Tadi katanya terserah," gumam Zellan dan membuang muka kearah jendela mobil.

"Nah, itu-itu makan disitu aja." ajak Sakya menunjuk kearah pedagang kaki lima.

"Serius mau makan disitu?" tanya Ziedan menatap kearah pedagang kaki lima tersebut.

"Iya, kayak nya enak." sahut Mozza dan diangguki Sakya.

"Yaudah, ayo tunggu apa lagi gue udah laper." ajak Alhesa dan beranjak keluar setelah membuka pintu mobil disusul yang lain meninggalkan mobil itu diparkiran.

Mereka duduk di tempat masing-masing, Mozza menatap Ziedan yang duduk didepannya.

"Lo mau makan apa?" tanya Ziedan menatap Mozza yang sedang memainkan jarinya.

"Nasi goreng." balas Mozza dan diangguki Ziedan.

"Kalian pesen apa?" tanya Ziedan pada teman-temannya dan Sakya.

"Sama, nasi goreng." ujar mereka serempak dan diangguki Ziedan.

"Minumnya?" tanya Ziedan dan memandang Mozza yang masih memainkan jarinya.

"Es teh manis aja." balas Mozza sambil tersenyum.

"Kalian?" tanya Ziedan pada teman-temannya dan Sakya.

"Samain aja." balas mereka serempak.

Ziedan menghela nafasnya memanggil pemilik angkringan, dan mengatakan pesanan mereka.

Setelah menunggu beberapa menit pesanan mereka datang, dan mengambil pesanan mereka masing-masing.

"Selamat makan." ujar Sakya dan dibalas anggukan oleh mereka.

"Gila-gila enak banget." sambung Sakya sambil mengunyah makanannya.

"Gue tandaiin nih tempat, bakal gue jadiin tempat langganan gue." ujar Zellan dan kembali menikmati makanannya.

"Gak cukup gue satu porsi." timpal Ringga menatap isi piringnya yang sudah habis.

"Lo makan cepat bener." Alhesa menatap wajah Ringga tak percaya.

"Laper gue." sahut Ringga sambil menepuk-nepuk perutnya dan memanggil pemilik angkringan.

"Itu perut apa karet?" ejek Azaleel dan mengaduk es teh manisnya.

"Enak aja bilangin perut sixpack gue karet, noh liat kotak-kotak." Ringga mengangkat kaos nya yang memperlihatkan perutnya yang berotot.

"Ih! Ringga malu tau dilihat orang, apalagi itu aurat." ujar Mozza sambil menutup matanya.

"Lo kenapa tutup mata sih, liat noh si Sakya adem ayem aja ngeliat perut gue." kesal Ringga merasa tidak dihargai usahanya untuk membentuk perut sexy nya ini.

"Ringga turunin gak kaosnya." pinta Mozza yang mengintip Ringga yang masih mengangkat tinggi-tinggi kaosnya membuat perutnya terlihat.

"Kenapa? Lo malu?" tanya Ringga sambil berjalan kearah Mozza yang masih setia menutup matanya.

"Turunin gak?" sahut Mozza sedikit berteriak melihat Ringga berjalan kearahnya.

"Gak mau, Lo harus lihat dulu perut sexy gue." ujar Ringga sambil menarik tangan Mozza yang menutup matanya.

"Gak mau perut kamu gak ada sexy-sexy nya." ujar Mozza masih mempertahankan tangannya yang berada dimatanya.

"Buka gak?" paksa Ringga dan terus menarik tangan Mozza.

"Enggak." tolak Mozza.

"Buka." paksa Ringga lagi.

"Enggak."

KRIEETTT

Mozza yang tadinya berniat mendorong tubuh Ringga tanpa sengaja menarik kaos Ringga membuat kaos tersebut sobek.

"Woyyy! mbak kalo punya cowok itu dijaga, jangan dirusak!"

"Kasian tuh cowoknya kedinginan."

"Aurat cowoknya dijaga mbak, jangan di pamer-pamerin."

"Ini termasuk pecel lele gak sih?"

"Pelecehan mbak!"

"Lagian cewek zaman sekarang pada mau ngerusak cowok pikirannya."

Mozza yang mendengar bisik-bisikan itu langsung menundukkan kepalanya, kenapa semua orang pada salah paham sih.

"Maaf bapak ibu, pacar saya gak sengaja." ujar Ringga sambil tersenyum kearah pelanggan yang ada di angkringan.

"Udah gak usah didengerin." Mozza menatap  Ziedan yang tersenyum padanya.

"Hehe, keju maafin gue ya." sahut Ringga dan diangguki Mozza.

"Yaudah lanjutin lagi makannya." ujar Sakhi dan diangguki Mozza.

Aihs, gimana dia mau makan. Sudah terlanjur badmood karna bisik-bisikan para pelanggan angkringan ini.

Yang benar saja mereka beranggapan Mozza bakal melakukan hal-hal yang tidak-tidak pada Ringga, dan seperti dunia terbalik mereka beranggapan bahwa Mozza seperti seorang lelaki yang melakukan pelecehan pada seorang perempuan. Gilak!

*****

Jangan lupa komen, dan jangan lupa untuk tekan bintang. Jangan pelit-pelit yah!

Kam, 14 Jan 2021.

'~naylechy.

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang