Chapter 5

1K 226 33
                                    

Aku gabut aku up :>

Jangan lupa untuk memutar lagu yg ada diatas ya^^

Sella dan Gerald berhenti bertarung. Ledakan yang terjadi membuat keduanya tak berkutik.

Sella yang melihat itu menggeram marah. Lantas ia melesat ketempat dimana [Name] bertarung.

"NONA [NAME]!" Jujur saja, rasa khawatir kini menggerogoti hati Sella. Begitu juga dengan Gerald ia terus mencari keberadaan [Name] di balik kepulan asap.

"Buat apa kalian mencarinya? Dia sudah mati." Dengan santai Janette mengupil. Ia bahkan tak segan-segan untuk memakannya.

Gerlad mencoba menahan Sella yang hendak menghabisi Janette. "Tenangkan dirimu, Nona [Name] tak akan mati semudah itu," bisik Gerald tepat di telinga Sella dan mencoba meyakinkannya.

Gadis bersurai golden itu mencoba mengontrol emosinya, menghela nafas kasar. Menatap kandidat yang jorok ini. "Tch, wanita kotor seperti mu tak pantas untuk menjadi calon Dewi. Menjijikan." Desis Sella tajam, yang berhasil membuat emosi Janette terpancing.

Janette hendak ingin menghabisi Sella sekarang juga. Namun perkataan Sella benar-benar membuatnya bungkam. "Kenapa kau ingin marah? Silahkan. Tapi, jika kau melawan para Guardian maka kau akan mendapatkan hukuman juga. Yaitu di penggal." ucap Sella tersenyum penuh kemenangan, seraya menekankan di akhir kata.

Tak sengaja manik Sella menatap siluet yang bersiap menyerang Janette dibelakang.

"Nah, kalau begitu..

SEKARANG [NAME]!"

Sebuah tombak petir mengenai tubuh Janette, sialnya lemparan [Name] melesat tak mengenai musuhnya. Janette menghilang dengan cepat, seolah tau apa yang terjadi, lalu tiba-tiba ia muncul tiga meter dihadapannya.

Janette tersenyum miring. "Rencana kalian itu benar-benar bodoh!"

"Oh, ya?" [Name] menyeringai lebar. Dengan secepat cahaya, gadis mungil itu menghilang begitu saja. Janette menambah kewaspadaanya, ia mengedarkan pandangannya lalu mengandalkan indra miliknya.

C T A R R!

Tombak petir itu nyaris mengenai Janette, hanya berjarak 1 cm saja. Jika tidak, dipastikan tombak petir itu akan memporak-porandakan tubuhnya. Janette kesal, lantaran gadis itu sangat pintar dari yang ia duga.

"Tch! Sialan kau [Your Zodiak] akan kuhabisi kau!" Teriak Janette yang tentunya tak di abaikan oleh [Name]. Janette menghancurkan tombak petir tadi dengan Shinsu miliknya. "Tangan kosong kalau berani, Sialan!!!"

B L E D A R R!

"Kau lengah, Janette." Sarkas [Name] dingin.

Janette kini terbaring tak berdaya di atas tanah sekarang. Tubuhnya kehabisan tenaga, seolah diserap oleh ledakan tadi. Ia tak menyangka, bahwa ia telah hanya dengan gadis kecil ini.

"Akh.. b-bagaimana kau menyerang ku ta-tadi ughhh.. padahal a-aku sa-sama sekali tak mer-rasakan uhuk- a-auramu.."

"Aku hanya melakukan apa yang Yang kau lakukan."

"Tepat dimana kau menghancurkan tombak petir milikku, saat itu juga aku menggunakan Shinshu milikku agar bisa utuh. Lalu tinggal menyerangmu dari belakang. Mudah bukan?"

Janette tidak tinggal diam. Ia merasa malu, hanya seorang anak kecil ia terkalahkan. Tidak ini tidak bisa dibiarkan! Batin Janette.

Janette menembak 2 bang sekaligus, tentu [Name] dengan gesit ia menghindar. "MATI SAJA KAU! KEPARAT SIALAN!" pekik Janette.

"Tsk! Kau ini memang wanita yang menyebalkan ya." [Name] tanpa sadar membuat tiga bang, dan menyerang Janette habis-habisan.

"Gerald.. Nona-"

"Biarkan saja, kita tak berhak mengikut campuri urusannya." Sella menghentikan Gerlad yang hendak membantu [Name] di pertarungan.

Asap mengepul di udara. [Name] menatap datar Janette yang sudah tak bernyawa. Ia meringsut di tanah, menatap tangannya dengan miris.

"Semudah itukah...

"AHAHAHAHAHAHAHAH.." tawa hampa pecah begitu saja, setetes liqiud berhasil lolos turun kepipinya. Ia merasa bodoh, sangat bodoh. Pertandingan ini hanya membuatnya semakin berdosa.

"Janette Mckenna, Kandidat Gemini telah gugur di pertarungan." Salah satu Guardian Janette- Marcus bergumam.

Jack yang merupakan salah satu partnernya menghampiri tubuh Janette yang sudah terbujur kaku disana.

Sebuah batu kristal bercahaya berbentuk simbol gemini keluar saat Jack menyentuh kening Janette. Lekas Jack mengambilnya, lalu memberikannya pada [Name].

"Nona, jika salah satu kandidat mati saat bertarung, maka batu kristal ini akan menjadi milik Nona. Jika Nona bisa mengumpulkan kristal dari semua 12 Zodiak. Maka ujian pertama anda telah selesai." Selepas mengatakan itu Jack pergi dengan Marcus.

"Tugas kami hanya sampai disini, semoga kita bertemu dilain waktu lagi." Sebelum pergi, Jack dan Marcus berpamitan.

Gerald menatap kepergian dua orang tersebut. Sella lekas menghampiri [Name] yang masih terisak disana. Sella menatap gadis itu sebentar lalu memeluknya.

Tangisan [name] kian deras, sella lantas mendekapnya erat. Hatinya merasa teriris saat melihat gadis ini tersiksa secara batin. Perasaan yang sella rasakan seolah kembali terulang setelah ratusan tahun lamanya. Begitu juga dengan Gerald, hatinya merasa tercabik-cabik begitu saja.

.
.
.
.
.
.
Sementara itu..

Baam saat ini berada di lantai Evankhel guna mengikuti ujian ketiga. Rasa gundah, gulana meliputi hatinya. Entah kenapa mendadak ia menjadi tempramen seperti ini.

"Kau kenapa?" Tanya Khun seraya menatap Baam.

"Ah, tidak apa-apa." Khun ber oh ria, lalu melanjutkan pengamatannya.

Saat itu juga Baam memalingkan badannya. Ia menunduk, entah kenapa dadanya terasa sesak untuk bernapas. Sulit, bahkan rasanya ia ingin menangis sekencang mungkin.

air mata Baam mengalir begitu saja kian dadanya merasakan sakit yang teramat.

'Aku ini kenapa?'

.
.
.
Tbc:^

Wayolo ada yg tau baam kenapa:V

Maaf ya kalau ceritanya gaje. Ngga pandai bikin action atuh:<

Jangan lupa tinggalkan jejak ya^^

Our Destiny |Tower Of God Fanfiction|Where stories live. Discover now