Chapter 12

943 210 74
                                    

Jangan lupa untuk putar lagu yg ada diatas ya^^

"Berpikirlah bodoh!! Berpikirlah!!" Sella berjalan bolak-balik demi menghilangkan kejenuhannya. ia juga berpikir keras, bagaimana ia harus bisa untuj membujuk gadis itu akan tetap menaiki menara.

Mau bagaimanapun, Sella juga tak membiarkan gadis itu pergi dengan mudah. Ia sudah berjanji seiring disaat upacara sejak dimulai, ia bersumpah untuk membuat Sella harus berada disisinya. Tak ayal, jika ia harus merasakan kegelisahan ini, ia akan mungkin mengingkari sumpah sebab jika [Name] jatuh ditangan yang salah karena lalai untuk menjaganya.

"Jika aku berkehendak, lantas kalian bisa apa?"

Ah, kata-kata itu lagi. Tajam juga menusuk, dingin seolah tanpa perasaan. Sella menghela nafas gusar, perkataan [Name] benar-benar membuatnya diam tak berkutik.

"Sella, selanjutnya ujian penempatan posisi. Apa kau sudah memikirkan rencana?" Gerald datang membawa informasi yang ia cari. Sella menggeleng atas jawaban dari pertanyaan Gerald.

"Kita harus benar-benar membuat dirinya menaiki menara, Sella."

"Aku tau Gerlad, tapi tidak semudah itu! Kau lihatkan bagaimana ia membantah saat kita berusaha membujuknya?"

Kendati terlalu sering merasakan perasaan yang terbilang kurang pantas- mungkin Sella sudah biasa. Beribu-ribu tahun lamanya, kini ia kalut dengan perasaan bimbangnya. Ingin melanjutkan atau memang harus bersiap mati. "Kau tau Gerald, aku ingin menyerah saja." Sella menjambak rambutnya frustasi.

Sella tak bisa menyangkal bahwa anak itu memang mempunyai diri bayangan yang mampu membuat gadis itu berubah-rubah ekspresinya. Terlebih lagi, gadis itu merupakan bayangan dewi, kekuatannya itu bukan main. Sekali pukulan mungkin tanah berserta langit akan hancur terbelah. Itu mungkin tak akan berkerja di sini, karena ini bukanlah dunia mereka.

"Bagaimana, jika Nona [Name] diambil oleh Saghan?? Tidak! Tidak! Tidak! Pokoknya kita harus membawa [Name], Sella."

Mendengar kata terlarang baginya, lantas sella beranjak menarik kerah si pria dengan tatapan amarah. "Bicara apa kau bajingan?!!! Jangan sebut nama kotor itu di depanku lagi paham!!!"

Sial! Kini pikiran Sella benar-benar kacau! bagaimana jika itu sungguh terjadi?? Demi apapun, Sella tak akan biarkan iblis hidung belang itu menyentuh [Name] seujung kukupun.

"Kau begitu marah mendengar namanya. Sebegitunya kah kau benci dengan Saghan?"

"Kenapa kau berkata seperti itu!! Bukankah dia itu musuh abadi kita!!! Karena dia- Dewi terpaksa menyegel kekuatan gelap yang ada didalam Nona! Dan kau pastinya tau kan, kekuatan gelap itu sangat berbahaya!"

.
.
.
.
.
.

Saat hendak keluar dari menara ini, [Name] merasa seperti diawasi. Pijakan itu kini mulai lunglai, tiba-tiba kepalanya menjadi berat tak karuan. Pandangnya terasa seperti berputar-putar, [Name] berusaha untuk tidak jatuh sekarang, mau bagaimanapun ia harus tetap keluar dari menara ini.

Mendadak semua ruangannya menjadi putih. Manik [e/c] itu menelusuri sebenarnya ada apa ini? Pikirnya.

Suara gemericik air terdengar kala seseorang datang menghampirinya. Entah ia harus bagaimana mana sekarang, kepala pusing susah melihat untuk jelas.

"Kau tidak boleh pergi, sebelum gerbang Neraka itu kau tutup." Suara berat bariton membisik ditelinganya, sontak [Name] menoleh menatap sosok laki-laki bertubuh tegap dengan surai langit yang panjang dan diikat.

"Aku Khun Edahn, senang bisa bertemu denganmu." ucapnya tersenyum ramah.

Ah, rasanya [Name] ingin segera membantingkan kepalanya. Kenapa rasa sakit ini tak kunjung mereda.

Tangan kekar Edahn melingkar dipinggang gadis itu, segera mengecup keningnya. "Selamat tidur, nona manisku." Pun [Name] menutup matanya, membiarkan ia hanyut kedalam mimpinya.

"Dasar gadis naif, kenapa Zahard harus memilih gadis ini. Tck!"

.
.
.
.
.

Kakak!!!

Laki-laki bersurai golden itu tersenyum, kala adik kecil menghampirinya dengan senyuman.

"Lihat! Bunga ini indah sekali!"

Baam terkekeh menatap adik kesayangannya yang sangat ceria. Tapi- tunggu sejak kapan [Name] memakai gaun putih panjang.

Baam aku-akui, adiknya tampak sangat cantik dan anggun, tapi perasaan yang tak ia ketahui mengganjal dihatinya. Lekas pria itu menghampiri adiknya yang bermain dihamparan bunga daisy.

Namum sekejap bunga daisy itu layu seketika. Baam menangkap wajah [Name] yang tengah tersenyum menangis darah. Ada apa ini??!

"[Name] kau tak apa?? Ada apa denganmu, hei.." tangan Baam hendak menggapai gadis itu, namun [Name] menepisnya dengan kasar. Baam tersentak, kenapa rasanya sakit?

"[Name].." lirih Baam, sedetik kemudian gadis itu berdiri tersenyum yang kini gaun putih panjang itu sudah bersimbah darah.

"Kakak... maaf."

Perlahan bayang [Name] hilang seolah ditiup angin. Baam membelalak berusaha meraih tangan adiknya yang kini pudar. Tapi kenapa rasanya susah sekali untuk dicapai?!!

"Kenapa, kenapa kau pergi?"

.
.
.
.
.
Tbc gan^^

Awowkowokok 25+ vote aku lanjoottt:V

Jangan lupa tinggalkan jejak ya^^

Our Destiny |Tower Of God Fanfiction|Where stories live. Discover now