Chapter 14

855 178 5
                                    

Udh ah ini mh kga jelas lagi:<

Lunetta menghindar dari serangan Saghan. Ia mendecih, "kau pengecut, dibangkitkan kembali hidup hanya dengan wadah sampah seperti ini. Benar-benar menjijikan!"

Lekas Lunetta mengayunkan tombaknya dengan tangan kanan, serangan secepat cahaya berhasil membuat Saghan kehilangan lengannya.

"Jika kau menemui wujud asliku, maka kau akan mati." Lunetta menyeringai, tombak emas bercahaya itu kembali ia layangkan, sekuat tenaga ia ingin mengalahkan Saghan.

"Ah, aku lupa kalau kau itu hanya boneka." Lunetta diam sejenak, menatap Saghan yang hanya tersenyum jahat.

C T R A S H H !

Ledakan lainnya disusul salah satu Guardian lainnya. Lunetta tersenyum senang, "yo! Saghan apa kau ingin bermain lebih lama lagi?"

Saghan menyeringai, dengan tanpa basa-basi ia kembali menyerang dengan kekuatan gelapnya, "para seonggok lemah ini terlalu meremehkan aku."

Meskipun Lunetta bukan kandidat dari 12 zodiak lagi. Tapi, ia masih memiliki kekuatan yang masih tersimpan didalam dirinya. Bahkan kekuatan terlarang pun. Segera ia membuat dua bang, menyerang Saghan dari depan.

Gerald menatap tak percaya ala yang ada dihadapanya, saat ia datang kesini, tempat ini sudah begitu hancur bahkan sampai membuat lubang besar diantaranya. Tck, tck, tck, kalau begini terus bisa membahayakan peserta yang lainnya.

Gerald ikut menyerang Saghan dari belakang. Pedang milik Gerald seketika bercahaya layaknya kerlap di semesta sana.

Saghan kewalahan sekarang, meskipun ini baru permulaan. Kekuatannya kini belum sepenuhnya pulih. Apalagi ia harus mendapatkan energi gelap disekitarnya untuk mengumpulkan kekuatan gelap yang telah di segel oleh Dewi tersebut.

Saghan tak bisa menjangkau [Name] sebab cahaya tersebut hampir membuatnya lenyap. Tidak mungkin, setelah bereinkarnasi berjuta tahun lamanya ia hanya terlahir kembali seorang lemah. Tidak, ia tidak menginginkan ini terjadi. Ia harus mendapatkan kekuatan yang telah disegel tersebut.

Cahaya menyilaukan seakan meledak seperti supernova yang ada diangkasa. Beberapa tubuh boneka Saghan menjadi abu lenyap berpendar dengan udara. Setitik rasa takut mulai menggergoti dirinya. Saghan menjauh menghindari serangan dua orang yang gesit juga kuat itu.

"Saghan..."

Suara itu seketika membuat semuanya berhenti, Saghan menatap [Name] yang kini tengah berhiaskan cahaya ilusi nan megah, tatapaj tajam yang tertuju padanya membuat Saghan merasa dejavu. Ia menegak ludahnya kasar, bagaimana bisa [Name] bertahan saat ia hampir membuka segelnya?

Lunetta dan Gerald refleks menundukan wajahnya. Aura tegas akan kepemimpinan serta kemarahan kentara sangat jelas. Kini, [Name] tampak betul seperti dewi yang tengah siap melakukan peperangan.

"Ingatlah, jika kau menggunakan terlalu berlebihan.. konsukuensinya akan datang sendirinya."

[Name] paham betul apa yang sedang terjadi dengan dirinya ia tak sengaja membangkitkan kekuatan terlarang dari Gemini. Ia sudah siap menerima akibatnya jika harus memusnahkan iblis kegelapan ini.

Cahaya tombak menyerang Saghan bertubi-tubi akibatnya beberapa bagian tubuhnya hilang namun masih saja ia bergerak.

Shagan menggeram marah lekas ia melepaskan jiwa dari raga boneka ini. Dengan bantuan beberapa dari anak buahnya yang terlambat datang. Lalu melarikan diri.

Yah setidaknya itu cukup untuk mengulur waktu.

Seperkian detik [Name] terkulai dilantai, seluruh tubuhnya merasakan sakit yang teramat. Gerlad dan Lunetta buru-buru menghampiri [Name].

Baru 1/10 kekuatan terlarang dari Gemini digunakan, itupun rasanya sudah separah ini. Ledua kakinya tak bisa bergerak seketika. Ia tak peduli, satu hal yang ingin ia pastikan.

"Tolong, aku ingin bertemu kakakku."

.
.
.

Gadis itu sedikit tak percaya apa yang ia lihat. Begitu asistensi Rachel yang tengah terkulai lemah dipangkuan Baam. Lantas ia menyeret kakinya berlari menghampiri kakak. "Apa yang terjadi kak??!"

"Kenapa kalian berdua mengikutiku?" Lirih Rachel tersenyum sendu, lalu akhirnya menutup mata. Sontak hal itu membuat keduanya panik seketika.

"Uhuk-" noda merah bercak dilantai membuat Baam semakin panik. [Name] terus-terusan batuk mengeluarkan darah hingga akhirnya ia tak sadarkan diri juga. Baam merasa frustasi mengapa kedua orang yang mereka sayangi harus mengalami semua ini??!!

Gerald langsung menghampiri [Name] dan segera membawanya keruang kesehatan segera untuk mendapatkan pertolongan pertama.

.
.
.
.
.

Berlalu hari sudah, [Name] kini tak kunjung membuka matanya. Terlalu nyenyak tidur, seolah mimpi disana terlalu asyik hingga membuat gadis itu betah merapatkan matanya.

Khun dan baam sedang berada diruangan [Name] berada. Sebentar lagi ujian akan berlangsung. Tapi sayang, Rachel dan [Name] terpaksa gugur karena kecelakaan mereka sendiri. Maka dari itu Baam memutuskan untuk menjalani ujian administrator bersama Rachel agar bisa mendaki menara bertiga bersama.

"Tn.Khun.." panggil Baam.

"Ya?"

"Bolehkah aku meminta sesuatu?"

"Katakan saja."

"Aku ingin kau menjaga adikku selama aku tak disisinya."

Saat itu juga, Khun benar-benar merasakan perasaan yang tak mengenakan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah ku bilang, alurnya terburu-buru. Kalau memang ngga suka ya ngga usah baca! Geram akukan jadinya:")

Story ini bakal aku revisi pas s1 tamat, jadi yang bilang alurnya terburu-buru tenang aja, bakal aku perbaiki kok:D

Our Destiny |Tower Of God Fanfiction|Where stories live. Discover now