»» Season 2 ¦ Chapter 6

859 169 49
                                    

Lisa tymdack like demngan sekolah onlen.y//

Hati-hati Chapter ini membuat pusing kepala yang membacanya.:^

Jangan lupa untuk memutar lagu yang ada diatas. ^^

¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦¦

[Name] terbangun dari tidurnya, manik tersebut tampak sayu dan redup saat ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Bangkit dari tidurnya, lekas duduk ditepi kasur. Mengumpulkan semua kesadarannya.

Eksistensi Khun kini tak terlihat di panca penglihatannya. Menghela nafas, kini ia sendiri diruangan ini.

Berjalan sedikit terhuyung, hanya ingin menatap pantulan bingkai kelabu disana. Kali saja gadis itu sudah mati, jiwa yang lain kini telah mati. Separuh jiwa lain hidup berdampingan dalam satu raga. Ia bukanlah diri [Name] yang sepenuhnya.

Menyentuh bayangan dirinya, menatap wajahnya sendiri, pun ia memang benar-benar seperti zombie. Kantung mata hitam, wajah pucat pasi bak mayat yang  membeku kini hidup kembali dialam arunika kehampaan kekosongan jiwa.

"Ukh.."

Hendak berniat ke bingkai batasan luar. Namun sebuah tangan menariknya untuk tetap berada disini. Gadis itu menatap, berusaha menyembunyikan keterkejutan dengan raut wajah datarnya. Kenapa bayangan ini hidup?!!

Sekilas bayangan serupa itu kini berubah. Wujud didalam cermin itu mengerikan, siapapun yang melihatnya pasti akan dihantui mimpi buruk yang abadi—tidak sebagian oleh orang-orang yang bisa melupakannya. Seluruh badan menghitam, kilatan merah di kedua matanya seakan ingin membunuhmu saat itu juga.

Tangan yang digenggam oleh buruk rupa itu kini gemetaran, keringat dingin hampir membasahi dirinya. Kini ia dihadapkan sesosok yang konon katanya iblis berwujud diri. Ya! Ia sama sekali tak pernah melihat sosok itu. Sosok yang telah lama tanam tumbuh didalam raga yang sebagai wadah dirinya, yang kini telah disegel oleh kekuatan dewi.

"Lama aku tak berjumpa denganmu." Suara buruk rupa itu seperti nenek penyihir, sekejap bayangan buruk rupa itu keluar dari cermin dan membentuk serupa dengan eksistensi [Name].

"Kau pasti bertanya-tanya kan siapa diriku? Ah— tidak! Kau pasti mengenal kembaran mu ini."

Tidak, mau sampai kapanpun [Name] tak akan pernah mengakui buruk rupa ini sebagai kembarannya. Tidak.

"Aku tercipta dari segala emosimu, aku bayanganmu, aku adalah dirimu."

"Tenang, aku hanya hantu. Tidak akan pernah mencampakkan wadahnya sebelum air itu benar-benar penuh."

"Tapi, sepertinya tuanku harus membutuhkan waktu yang lama untuk memanen buahnya. Karena wadahnya ini hanya bersandiwara tak berdaya— ups!"

"Selemah apapun dirimu selalu saja bersinar layaknya cahaya dimanapun dan kapanpun, [Name]." [Name] tak berani mendekat, ia hanya menyeringai yang tentu mempunyai seribu satu kebusukan dari raut wajahnya. Yang [Name] lihat dari gadis dihadapannya adalah, kegelapan yang diselimuti oleh ketakutan abadi.

"Tapi sayang, walupun kau bersinar. Wajahmu itu tampak menjijikan." [Name] berkata sarkas, memandang lemah wadahnya.

"Kau tak ada bedanya dengan wanita pirang itu. Kalian sama-sama busuk."

"Itu bukan urusanmu!" ucap [Name] dingin nan tajam. Ketakutan itu telah lenyap hanya karena mendengar perkataan buruk rupa itu menyamakan dengan sampah dimenara. Ayolah siapa sudi yang mau disamakan dengan beban?

"Hahahahaha!!!! Apa kau tidak merasakan dosa? Aku baru tau kandidat suci ini telah menumpuk dosa. Bagaimana jika si biru tampan mengetahui kebusukanmu, huh?!!" Tak seinchipun [Name] bergerak. Mencoba mengompori gadis itu.

Our Destiny |Tower Of God Fanfiction|Where stories live. Discover now