A L I N A || 0 1

1.3K 76 3
                                    


Hallo,
sebelumnya aku mau bilang kalo ini cerita pertama aku.
Jadi mohon di maklumi kalo ada ada kata-kata yang kurang pas atau banyak typo.




_Happy Reading_




Suasana kelas XI Ipa 2 yang awal nya ramai dan berisik mendadak sepi karena suara derap langkah kaki yang perlahan memasuki kelas. Kehadiran Bu Dewi yang masuk   sambil membawa siswi baru menjadi pusat perhatian mereka saat ini.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Dewi ramah seperti biasa kepada anak muridnya yang sudah duduk dengan rapi di tempatnya masing-masing.

"Pagi, Bu," jawab mereka serempak

"Hari ini Ibu membawa siswi baru yang akan menjadi teman kalian , silahkan perkenalan dulu Sheira," ucap Bu Dewi sambil mempersilahkan Sheira untuk berkenalan.

"Halo semua, aku Sheira Jovanka, pindahan dari SMA Tri Sakti, semoga kita bisa berteman baik, senang bertemu dengan kalian," perkenalan singkat Sheira  sambil melambaikan tangannya dan tersenyum canggung.

"Halo Sheira," mendengar balasan hangat dari teman- teman barunya. Sheira pun tersenyum senang saat mereka menyambut hangat kehadirannya.

"Silahkan mau duduk di mana, itu ada dua kuris kosong  ya, Ibu pamit ada keperluan sebentar," kata Bu Dewi sambil tersenyum manis lalu pergi meninggalkan kelas.

Sheira mengangguk dan  berjalan menuju meja pojok kanan paling belakang menghampiri siswi yang sedang duduk menyandar pada tembok di sampingnya sambil memejamkan mata.

"Hai, apa aku boleh duduk sini?," Tanya Sheira sambil menepuk pundak cewek itu pelan. Alin  yang merasa bahunya di tepuk pun langsung membuka mata dan membenarkan posisi duduknya , terlihat ada seorang siswi yang belum pernah ia lihat sebelumnya tersenyum ramah menunggu jawabannya.

"Boleh, duduk aja," jawab Alin sambil tersenyum ramah sambil menggeser sedikit kursinya yang di angguki Sheira lalu mendudukkan dirinya di samping kursi Alin.

"Em, kita boleh temenan?," tanya Sheira ragu yang langsung membuat Alin menoleh kearahnya.

"Boleh lah kenapa engga,"

"Berarti sekarang kita temenan? Iya kan iya," desaknya yang di balas anggukan mengiyakan dari Alin yang membuat Sheira tersenyum senang.

✧✧✧

Jam istirahat seperti ini membuat keadaan kelas menjadi sepi, sebagian besar mereka memilih ke kantin untuk mengisi perut, dan masi banyak yang memilih pergi-pergi ketempat lain. Hanya beberapa orang yang masih berada di dalam kelas, termasuk Alina dan teman barunya yang ingin saling mengenal lebih dekat.

"Lin, boleh anterin gue keliling-keliling yuk, bosen nih," ucap Sheira yang mulai berbicara santai dengannya, ia yang mendesak agar dia santai saja dengannya, karena Sheira terlalu formal tadi.

"Aduh, mager banget Shei, besok-besok aja ya" keluhnya sambil merebahkan kepalanya di atas meja pura-pura terlihat lemas.

"Ayo Lin, Ayo," desak Sheira sambil menggoyang-goyang kan lengan Alin, berharap gadis itu mau menemaninya berkeliling.

Pengumuman bagi seluruh siswa-siswi SMA Elaskar di boleh kan pulang lebih awal, karna guru-guru akan mengadakan rapat. Sekian terimakasih.

Suara Pak Bambang dari speker menggema di seluruh penjuru SMA Elaskar membuat para siswa-siswi berbondong-bondong memasuki kelas dan mengambil tas mereka masing-masing.

"Nah pulang, ayo pulang," ucap Alin senang sambil bangkit dari duduknya dan terdenyum ke arah Sheira. Entah mengapa senyum Alin terlihat tengil di mata Sheira.

"Ayo Lin pulang bareng gue," ajak Sheira sambil terus membujuk  Alin agar mau pulang bersamanya.

"Duluan aja, aku masih ada urusan," tolak Alin halus berharap Sheira mengerti.

"Yaudah gue pamit dulu ya, daahh," Pamit Sheira sambil melambaikan tangannya heboh ke arah Alin.

"Daahh," Alin membalas lambaian tangan Sheira dengan tak kalah heboh.

Setelah melihat Sheira pergi menggunakan mobil hitam nya, Alina mulai berjalan santai menuju rumahnya yang letaknya tak terlalu jauh dari sekolah. Soal ada urusan tadi, itu hanya alibinya nya saja, ia tak ingin merepotkan Sheira yang notabenya teman barunya.

Jalan yang tak terlalu ramai, angin sepoi-sepoi dan cuaca yang tidak panas membuatnya mengembangkan senyumnya senang sambil bernyanyi-nyanyi kecil hingga tak sadar ada motor melaju dengan kecepatan tinggi dari belakangnya.

Bruk..

Alin terjatuh tersungkur akibat serempetan motor yang dikendarai dengan kecepatan tinggi dari belakangnya. Semuanya terasa begitu cepat hingga ia tak sempat menghindari motor itu.

"Aduh.. pake berdarah lagi ni lutut mana perih lagi," keluhnya sambil melihat darah yang perlahan mengalir dari sobekan luka kecil di dengkul dan kedua telapak tangannya.

Cukup lama ia memandangi lukanya hingga seorang pria turun dari motor yang menabraknya  dan menghampiri Alin yang sedang duduk di pinggir jalan sambil mengamati lukanya.

"Sorry," ucapnya singkat sambil mengulurkan tangan kanannya bermaksud membantu Alin bangkit dari duduknya.

Merasa ada yang berbicara dengan nya, ia pun mendongak-kan kepalanya meneliti penampilan pria itu yang mengenakan jaket hitam dan celana abu-abu. Ia tak tau pria itu bersekolah dimana karena pakaian yang memperlihatkan identitas sekolah pria itu tertutupi jaket hitam.

"Iya gapapa," jawab Alin tenang sambil bangkit dari duduknya tanpa menyambut uluran tangan pria tersebut. Bukan apa, tangannya kotor jadi ia tidak mau tangan pria itu ikut terkena kotor.

"Gapapa gimana neng,rok nya robek tuh,"

"Iya neng, dengkul sama telapak tangannya juga berdarah,"

"Minta ganti rugi aja,"

Kira-kira seperti itulah ucapan orang-orang yang menyaksikan intraksi Alin dan pria yang menabraknya tadi. 

"Gapapa Pak, Buk, terimakasih ya udah bantuin Alin," Ucapnya setelah bangkit dari duduknya dan tersenyum sopan kepada orang-orang yang sudah membantunya.  

"Sama-sama neng, jangan lupa minta ganti rugi ya," Ibu-ibu itu berkata sambil berlalu pergi.

Setelah ibu-ibu itu pergi, pria tersebut kembali menatap Alin yang kini  sudah berdiri di depannya. Pendek sekali perempuan ini, hanya sebatas pundaknya saja.

"Nih, Sorry," ucapnya lagi sambil mengambil tangan Alin dan mengamatinya sebentar sebelum meletakkan uang 200 ribu di telapak tangannya dan langsung kembali menaiki motornya da berlalu pergi meninggalkan Alin yang masih terdiam di tempat.

"EHHH, GAUSAH," teriaknya, tapi pria tersebut sedah menghilang dari pandangan nya.

"Yaudah deh kapan- kapan kalo ketemu lagi Alin balikin uangnya," gumamnya sambil menatap uang 200 ribu di tangan nya dan memasukkan kedalam kantong baju."

•••

"Assalamualaikum, Alin pulang," salamnya ketika kakinya baru saja menginjakkan kakinya kedalam rumah.

Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya ia tiba di rumah dengan penampilan yang sudah tak karuan, baju kotor, rok sedikit noda darah, dengkul terluka dan jangan lupakan kedua telapak tangannya yang ikut mencium aspal.

"Waalaikumsalam,"

Mendengar

ALINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang