Tiga Puluh Dua

21.2K 2.7K 155
                                    

"Cinta dalam diam tidak bisa dijadikan pelindung untuk melakukan tindak kejahatan."

- Kekasih Halal -

💠💠💠

Pipit atau yang memiliki nama asli Nabilla Syafitri, berdiri di tengah-tengah Athaya dan gadis yang tidak dikenal. Ekspresi datar ia tunjukkan karena perlakuan buruk dari dua gadis di sampingnya.

"Jadi, ada yang bisa jelaskan?" tanya Pipit untuk yang kedua kalinya.

Kali ini, Athaya menunjuk wajah gadis itu dengan jari telunjuknya. "Dia mengambil foto Alan dengan sembarangan. Tanpa izin. Parahnya lagi, disebarluaskan ke grup sekolah."

"Apa alasanmu melakukan itu?" tanya Pipit sambil menatap gadis itu. Setelah mengingat satu hal, Pipit menggelengkan kepalanya. "Tunggu, bukan itu. Perkenalkan namamu siapa."

"Cecilia Syarif." Nama gadis itu akhirnya diketahui oleh semua orang. "Gue ngelakuin itu karena gue suka sama Alan."

"Kamu yakin itu perasaan suka?! Itu namanya obsesi!" seru Athaya. Emosinya lagi-lagi menaik karena nama Alan keluar dari bibir Cecil.

"Athaya, tenang dulu. Selesai dia ngomong, gue bakal biarin lo ngomong sepuasnya. Oke?" pinta Pipit.

Athaya mengangguk dan menatap Cecil tajam. Hari ini, Athaya sudah terlalu banyak mengeluarkan tatapan tajamnya. Padahal, ini juga termasuk dalam kali pertamanya ia seperti ini.

Gara-gara Cecil, hari ini Athaya harus berlaku kasar. "Ya udah ngomong!" sembur Athaya.

"Lo tau? Gue udah suka sama Alan sejak SMP. Dia selalu bersinar dengan cahayanya. Dia selalu menjadi sorotan. Walaupun dia setampan itu, dia gak pernah menunjukkan itu semua. Dia memiliki sifat dingin dan cuek yang membuat gue tertarik sama dia. Pake banget! Dia pangeran berkuda putih yang gue impikan selama ini. Pertama kali jumpa sama dia, gue langsung jatuh cinta. Selama ini gue terus ngikutin dia, gue selalu lihat dia dari kejauhan. Selama dua tahun lebih gue lakuin itu.

"Namun, gadis ini tiba-tiba datang dan menjadi pacar Alan! Harapan yang gue impikan dirampas gitu aja sama dia! Dia bener-bener gak punya hati! Dia rebut Alan dari gue! Gue yang udah mencintai Alan sejak SMP! Tapi apa? Bukan gue yang pacaran sama Alan! Tapi gadis buluk ini! Gadis lugu yang mengorbankan tangan mulus Alan! Kulit Alan yang indah rusak karena gadis ini! Gak punya otak! Gak punya hati!

"Karena itu, gue selalu foto Alan dari jauh. Karena gadis ini selalu ada di samping Alan, gue jadi gak punya kesempatan untuk deketin Alan. Gue mencintai Alan dalam diam selama ini. Gue print semua foto Alan dan gue tempel di buku album gue. Setiap malam, buku album gue itu gue peluk sampai gue bawa ke sekolah dan gue jaga setiap saat. Bahagia gue ada saat bersama Alan.

"Padahal, waktu Hani sama Viona berusaha menjauhkan gadis ini, gue udah bahagia banget. Dengan begitu, gue cuma perlu nyingkirin Hani. Hani itu mudah dihasut, emosinya mudah dipermainkan. Gak kayak gadis ini, songong! Gue benci sama dia! Alan gak cocok sama dia!" teriak Cecil.

Pipit tersenyun tipis. "Udah bacotnya? Eh, maaf. Udah ngomongnya? Biar kali ini, Athaya yang ngomong."

Cecil hanya diam. Sementara Athaya mulai melipat tangannya di depan dada. "Cinta dalam diam gak bisa dijadikan alasan untuk melakukan tindak kejahatan. Apa kamu gak tau makna suci dari kata itu? Bisa saja, karenamu kata itu menjadi kotor dan asal digunakan. Padahal kata itu sudah menjadi perlambangan atas cinta yang suci. Cinta yang agung. Yang bahkan, saking sucinya, cinta dalam diam Sayyidah Fatimah dan Sayyidinah Ali tidak diketahui oleh setan. Mereka meminta pada Allah SWT. Namun, dengan gampangnya kamu mengotori makna kata itu. Benar-benar tidak tau diri!

Kekasih Halal [END] [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang