Ekstra Part 1

27.4K 2.6K 165
                                    

"Anak itu pembawa berkah. Sudah seharusnya disyukuri, sudah seharusnya disayangi. Karena mereka makhluk kecil yang sangat rapuh jika tidak direngkuh."

- Kekasih Halal -

💠💠💠

Lima bulan sudah berlalu, sekarang masa-masa kelahiran sudah menunggu Athaya, karena umur kehamilannya sudah masuk yang ke sembilan bulan. Bayi kembar yang dikandungnya selama ini sudah mulai menunjukkan reaksi-reaksi yang berbeda dari yang sebelunya. Tendangan bayi kembardi perutnya juga semakin terasa. Dan Athaya, sangat menyukai hal itu. Jika Alan sedang kuliah atau bekerja di perusahaan yang ayahnya titipkan, Athaya selalu mengobrol dengan bayinya.

Athaya sudah membayangkan, dirinya pasti akan sangat bahagia begitu menemukan bahwa bayi kembarnya akan mengobrol secara langsung dengannya. Ah, hanya mengingat hal itu, bibir Athaya sudah tertarik ke atas membuat sebuah lengkungan indah.

Dari arah depan, Alan menatap wajah Athaya. Ternyata benar kata orang-orang, kalau istri lagi hamil itu, kecantikannya bertambah berkali-kali lipat.

"Kenapa liatin aku sampai segitunya?" tanya Athaya saat sadar akan tatapan Alan.

"Kamu cantik."

Alis Athaya langsung bertautan. "Kamu gak ada jawaban yang lain? Dari dulu kalau aku nanya gitu, jawabannya pasti itu."

"Kamu menawan."

"Menawan sama cantik apa bedanya? Kamu jangan sampai aku timpuk pake cinta, ya!"

"Timpuk aja. Aku gak bakal keberatan," balas Alan dengan satu alisnya yang naik-turun.

Athaya menghela napas panjang. Alan benar-benar berbeda padanya. Di hadapan teman-temannya, Alan begitu dingin dan irit ekspresi. Di hadapannya, bahkan tiap gerakan Alan selalu berbeda. Bibir suaminya itu juga tidak berubah bentuk. Selalu tertarik ke atas.

Manis, sih, tapi masa senyum terus?! batin Athaya.

Saat ingin membalas ucapan Alan, Athaya merasakan tendangan di perutnya. "Alan! Sini, anak aku lagi nendang-nendang!" seru Athaya dengan wajah berseri.

Alan langsung melangkah dan berlutut di depan Athaya. Telapak tangan kanannya ia letakkan di depan perut buncit Athaya. Benar saja, tendangan anaknya itu sangat terasa. Ini berarti, anak mereka sehat-sehat saja di sana.

"Anak aku juga," kata Alan saat mengingat seruan Athaya tadi. "Benihnya dari aku, jadi ini juga anak aku."

Wajah Athaya memerah malu. "Kenapa bawa-bawa benih, sih?"

"Karena memang dia berhubungan dengan situasi dan kondisi saat ini. Jadi, gak masalah kalau dia diseret-seret dalam perbincangan kita," jawab Alan.

"Ta-"

Alan menutup bibir Athaya dengan telapak tangan kirinya. Kemudian, ia menggantikan telapak tangan kanannya dengan telinga kanan. Menempelkan telinganya ke perut Athaya dan tersenyum tipis. Padahal, ia tidak mendengarkan apa-apa.

"Ngapain senyum-senyum?" tanya Athaya saat berhasil menjauhkan tangan Alan dari bibirnya.

"Seneng aja. Aku gak nyangka bakal punya anak kembar," jawab Alan.

"Alan," panggil Athaya.

Alan langsung menjauhkan wajahnya dari perut Athaya dan menatap wajah istrinya itu. "Ya?"

Kekasih Halal [END] [Segera Terbit]Where stories live. Discover now