1. Untuk pertama kali

1.6K 144 3
                                    

"Manusia dan penyihir tidak akan pernah bisa bersatu"
.

.

.

Begitulah sejatinya pemikiran dan peraturan yang telah di tetapkan oleh kedua bangsa, bangsa manusia dan bangsa penyihir. Penyihir akan selalu menjadi monster yang melakukan apapun demi mendapatkan kekuatan hebat meski harus membunuh suatu desa. Sedangkan manusia selalu membunuh penyihir, menangkap dan membakar sang penyihir hidup-hidup demi keselamatan para manusia itu sendiri, agar tidak ada yang menjadi tumbal sang penyihir.

Secara fisik, dua bangsa ini tidak mudah untuk di bedakan. Para penyihir juga memiliki rupa yang sama dengan manusia, sehingga sulit untuk membedakan seseorang itu manusia atau penyihir. Namun, jika seorang penyihir memiliki kekuatan yang hebat, maka sesuatu yang mencolok akan terlihat dari tubuhnya. Seperti perwujudan setengah hewan, memiliki sayap, memiliki ekor, ataupun tangan yang menyerupai kaki unggas. Kekuatan langka yang sangat hebat, mampu membuat seorang penyihir sebanding dengan iblis. Dipercaya jika manusia bertemu dengan penyihir yang berwujud seperti ini, maka dipastikan hidup manusia tidak akan lama. Sang penyihir akan dengan cepat menarik ketempat persembunyiannya dan menjadikan tumbal untuk menambah kekuatannya.

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun bernama Iwaizumi Hajime, yang meyakini tidak semua penyihir itu jahat, dan suatu saat nanti dirinya akan membuktikan jika dia benar. Saat ini, anak itu tengah menyusuri hutan, membawa sebuah jaring berukuran sedang untuk menangkap serangga. Di tangan yang lainnya ia membawa sebuah perisai miliknya, yang berukuran tidak lebih besar dari tubuh kecilnya. Hari sudah semakin gelap, Hajime harus segera pulang sebelum orang tuanya khawatir padanya. Saat ia melepaskan serangga terakhir yang baru ia tangkap dan ingin pulang, tiba-tiba saja dia mendengar suara anak-anak yang sedang tertawa dan ada juga suara tangis di dekatnya.

"Hiks . . . Sakit . . ."

"Rasakan itu aneh! Hahaha"

"Pergi sana!"

"Jangan harap kami akan main denganmu!"

Tiga orang anak sedang melempari batu ke arah anak yang tubuhnya lebih kecil dari mereka.

"Hey! Hentikan!" Iwaizumi langsung berdiri didepan anak yang dilempari batu tersebut, melindungi anak itu menggunakan perisai miliknya.

"Siapa kau? Jangan ganggu kami!" Salah satu dari tiga anak tadi berteriak.

"Dia itu aneh, menjauhlah darinya sebelum sesuatu terjadi padamu" anak yang terlihat paling tinggi disana bersuara.

"Siapa yang aneh! Apa kalian mau aku panggil temanku, seorang penyihir hah!" Iwaizumi menggertak anak-anak itu, apa yang ia lakukan berhasil membuat ketiga anak tadi pergi terbirit-birit ketakutan.

"Mereka sudah pergi, kau tidak apa-apa?" Iwaizumi berbalik menyentuh kepala anak yang baru ia lindungi, kemudian mengelus rambutnya pelan.

"Hiks ..." Anak itu terus memegangi kepalanya, melindungi agar batu-batu yang di lempar tadi tidak melukai kepalanya.

"Sudahlah, jangan menangis" Iwaizumi ikut berjongkok menyamakan posisi untuk melihat lebih jelas wajah anak yang mungkin seumuran dengannya.

"Te-Terimakasih" anak itu sedikit lebih tenang karena usapan lembut dari Iwaizumi.

"Siapa namamu?"

"Umn ... Namaku Oikawa" anak itu menyebut namanya dengan suara pelan.

"Namaku Iwaizumi Hajime" Iwaizumi langsung menyebutkan namanya dengan ceria, ia sedang berusaha menghibur disini.

Just give a reason [OiIwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang