XII

6 1 0
                                    

Dear Bapak,

Hari ini aku senang, tapi patah hati.

Mungkin sama seperti di hari Bapak dan Ibu pergi.

Kalian menang melawan sakit, namun pergi.

Tapi, aku jahat sekali, sih, jika menyamakan hal ini dengan kepergian kalian.


Pak, kok bisa ya, senang tapi patah hati.

Mengapa kita bisa merasakan dua perasaan berseberangan sekaligus, sih, Pak?

Contoh lainnya seperti bisa menyayangi walau tak bisa memiliki.

It sucks, rite?


Maaf, aku tahu, Bapak nggak suka aku ngomong kasar.

But, I miss you, Sir.

Aku seperti ingin melakukan apa saja agar bisa berkomunikasi lagi sama Bapak.

Mengingat waktu terakhirku bersama Bapak hanya membuat remuk hatiku lagi.


Pak, kalau aku bisa melewati hari-hari tanpa Ibu dan Bapak,

seharusnya, aku bisa melewati perasaan ini, khan, ya, Pak?


Are you there, Pak?

Aku sendirian, Pak.

Literally.


I miss you, old man ...

Al Fatihah. 

#suratuntukBapakWhere stories live. Discover now