XVI

2 1 0
                                    

Pak,
Minggu lalu aku iseng membuat jenang.
Bapak suka sekali dengan jenang, bukan?
Aku ingat sekali, setiap ada jenang di acara-acara adat, Bapak akan mendatanginya pertama.
Setiap lebaran, Bapak juga akan menagih Tante untuk membawa jenang buatan tangannya.

Aku, Pak. Anakmu yang dulu suka bangun siang, sudah bisa membuat jenang.
Jenang sumsum dan jenang grendul atau biji salak.
Masakanku banyak dipuji orang, Pak.
Aku terharu biru mendengar pujiannya.

Pak, mungkin Mbak nggak bisa mengukir prestasi untuk membanggakan ibu bapak dan orang-orang dekat Mbak.
Tapi, Bapak bangga khan, anak wedhok satu-satunya Bapak ini bisa membuat masakan kesukaan Bapak sepanjang masa?
Aku mau, Pak, dipuji Bapak.
Tidak apa-apa walau juga bukan menyoal prestasi.
Pasti Bapak bangga, khan?
Ya, khan?

Kangen, Pak.
Kangen sekali ...

Al-Fatihah.

#suratuntukBapakWhere stories live. Discover now