bagian 3

30.6K 1.9K 64
                                    

Win memeluk tubuhnya sambil menangis di sisi ranjang, pergelangan tangannya merah, pakaiannya sangat lusuh, bahkan kancing bajunya terlepas dan berhamburan ke lantai. Sungguh kejadian yang tidak akan pernah Win lupakan seumur hidupnya. Dia sangat benci, benci sekali dengan dirinya sendiri hingga ia berfikiran ingin bunuh diri.

Tapi, dia juga punya tanggung jawab yang harus ia jaga di dalam rumahnya. Ibunya, apa jadinya jika ibunya mengetahui kelakuan anak nya sekarang? Win tidak ingin melihat dirinya dicermin, bahkan dia tidak ingin melihat pria yang sedang tidur dengan nyenyak nya di atas ranjang itu.

Tak akan Win biarkan pria itu menghilang tanpa pertanggung jawaban, Win akan membuat pria itu sengsara atas keberadaan dirinya.

Dia kembali meluk tubuhnya, menangis sejadi-jadinya.

Kepala Win pusing, wajah nya merah, dia tidak bisa mengontrol tubuhnya. Sesekali dia melempar candaan kepada orang yang sedang ia temani minum.

Bright hanya bisa tertawa, kali ini dia sedikit mabuk. Sungguh hal yang menyenangkan ketika pusing sudah membendung di dalam kepala, pikirannya melayang ketika dua kancing baju Win terbuka menampilkan dadanya yang putih.

"Win.."

"Ya, Bright?"

Mata Bright melihat kesana-kemari seperti orang linglung, tubuhnya panas. Hal yang pertama kali iya pikirkan adalah melakukannya sekarang.

Ditengah musik yang menggema, dan ditengah banyak nya orang. Bright membisikkan sesuatu di telinga Win yang membuat Win mengangguk dan mengikuti kemana Bright berjalan.

"Aku ada hadiah untuk mu."

Bisiknya. Walau berjalan dengan sempoyongan, Bright dan Win mencoba menyeimbangkan dengan saling berpegangan tangan. Entah kemana Bright membawa Win, yang pasti dia membawanya ke sebuah ruangan yang terlihat seperti kamar hotel. Bau kamar itu sangat harum dan Win merasa disana sangat panas, membuat Win kegerahan.

"Apa tidak ada ac? Kenapa panas sekali disini?"

Bright tertawa, mabuknya sedikit mendingan. Tawa nya begitu menyeramkan yang pernah Win dengar. Walau Win mabuk, tapi indra pendengaran dan penglihatannya masih bisa berfungsi. Dia bergidik, oh tuhan apa yang akan terjadi dengan Win kali ini?

"Ternyata kau sangat cantik, pria tercantik yang pernah ku lihat"

Bright berjalan mendekati Win, jujur dia mengagumi wajah cantik milik Win, selain Cantik dia juga Imut ketika mabuk. Bright jadi ingin melihat wajah Win ketika berada dibawahnya. Apakah imut? Atau cantik?

"A-apa yang kau inginkan?"

Win berjalan menjaduh dari Bright, namun dia langkahnya terhalang dinding kamar tersebut. Nafasnya tersendat, badan menggigil ketakutan. Untuk pertama kalinya Win tidak pernah diperlakukan seperti ini kepada orang lain.

Bright mengeluarkan smirk yang membuat tubuh Win seketika membeku. Bright langsung menarik pergelangan tangan Win dan menghempaskannya ke ranjang. Dia segera menghimpit tubuh Win dan menciumi nya dengan brutal.

Win masih waras, dia tidak akan pernah terbuai dengan apa yang Bright lakukan. Dia memberontak, dia mencoba mendorong tubuh Bright dan menutup bibirnya rapat-rapat. Sesekali dia menampar wajah Bright agar dia melepaskan ciuman menyakitkan itu.

Namun bukanya melepaskan ciuman itu, bright malah melepaskan ikat pinggang yang sendari tadi setia bertengger di pinggangnya. Dia mengikat tangan Win dengan kencang sehingga Win tidak dapat memberontak lagi.

Kesempatan itulah yang membuat Bright semakin berfikir brutal. Dia menarik paksa kemeja Win sehingga kancing nya berhamburan kesana-kemari, badan putih milik Win berhasil terekspos. Dia melirik wajah Win yang sepertinya sudah sangat ketakutan.

"Let's play with me, baby"

"Tidak!"

"Tidak berarti ya"

Bright menciumi tubuh Win, dia sesekali menggigit nya hingga menimbulkan bercak berwarna biru. Win terus saja memberontak dengan kakinya yang tidak diikat, dia menangis seakan harga dirinya sudah diinjak oleh Bright.

Bright mengisap puting milik Win penuh gairah, Win meringis ketika Bright menggigitnya kencang, namun ringisan Win adalah kebahagiaan baginya. Dan tangisan Win adalah kenikmatan tersindiri untuknya. Semakin Win menangis dan berteriak, Bright semakin gancar melakukan aksinya.

Setelah selesai dengan puting itu, Bright kembali keatas untuk mengisap bibir Win yang menurutnya sangat manis. Namun Win menutup bibirnya rapat-rapat hingga setetes air liur Bright pun tidak dapat masuk ke dalam mulutnya.

Dengan segala cara Bright mencoba membuka mulut Win hingga tangan dia sampai tepat di bawah Win, dia remas dengan kuat dari luar celana Win hingga Win memekik minta dilepaskan, bagai hujan emas Bright langsung memasukkan lidahnya. Lidah dan tangannya sekarang bermain main di bagian sensitif milik Win.

Win tidak dapat berteriak ataupun meminta pertolongan kala tangan Bright berani memasuki celana Win, dia pegang dan remas beda itu hingga mengeras. Bright tersenyum sembari mulutnya yang masih mencium Win.

Win sadar sekali sekarang, walau dia pernah bilang kalau dia tidak akan terbuai namun dengan bodoh Win hanya bisa pasrah. Nafasnya memburu ketika Bright sedang bermain-main di bawah sana. Bright tidak akan melepaskan sampai benar benar terbuai dengan permainannya. Sesekali Win mendesah ketika tangan Bright menjadi sangat brutal. Hingga tak sanggup lagi merasakan bendanya mengembang dan berkedut di dalam celama jeans nya.

"To-tolongh lepaskanhh ce-celana itu.."

Win bersuara dalam ciumannya. Bright segera melepaskan ciuman itu dan tertawa penuh kemenangan.

"Sudah ku duga, kau akan terbuai dengan ku"

Bright melepaskan tangannya dan membuka ikat pinggang Win lalu membuka resleting dan melepaskan celana itu memperlihatkan cd hitam milik Win yang mengambang karena bagiannya tegang. Sungguh pemandangan yang mengairahkan untuk dilihat seorang Bright. Dia langsung melepaskan cd itu dan membuangnya sembarang, tangannya kembali memainkan benda keras itu membuat tuannya mengerang kuat.

"Akhh..to-tolong hentikan i-ituhh"

Win terus saja mencoba meminta tolong untuk melepaskannya namun Bright tidak akan pernah melepaskan santapan seperti Win. Merasa miliknya juga terhimpit oleh celananya, Bright segera melepaskan baju dan celana lalu dc yang iya gunakan.

Dan mereka sama-sama neked sekarang.

Bright menjilat bibirnya dan sedihkit mengocok juniornya. Dia membuka kedua paha Win walau Win memberonak namun tenaga Bright lebih besar daripada Win, hingga dia bisa membuka nya dan tanpa aba-aba Bright memasukkan miliknya ke dalam Win.

Win hanya bisa memekit akibat sakitnya perlakuan Bright, darah segar mengalir di bawah selangkangan itu, tanpa pelumas apapun Bright tetap memaksa memasukkanya. Setelah kepunyaannya benar-benar tertanam, Dia mencoba menggoyangkan nya kembali. Mengundang pekikan keras dan ringisan dari mulut Win, air mata nya mengalir dari mata nya sendari tadi terpenjam kuat.

"Brengsek!"

Win memukul lantai dengan keras, dia tidak akan pernah melepaskan Bright dengan mudah, akan ia buat Bright menerima betapa sakit hatinya sekarang.

"Bright!"

Win segera menghapus air mata yang sendari tadi mengalir tanpa henti, membenarkan bajunya dan meninggalkan ruangan terkutuk itu. Demi apapun yang akan iya lakukan harus iya lakukan, Bright harus merasakan betapa hancurnya dia sekarang. Dan itu akan iya lakukan dengan cara dan hal yang berbeda.

Since:04.10.20

One Night Stand || BrightWinWhere stories live. Discover now