bagian 11

13.8K 975 102
                                    

Hari ini terjadi gempa bumi di dalam kantor Bright, Bright bahkan sampai kaget dan hampir saja menelpon pemadam kebakaran dan pawang hujan. First seharusnya di rukyah saja biar tidak meresahkan warga sekitar termasuk Bright.

"Dimana sih?!_"

"_Dimana??!_"

"_Dimana?!! Ah sial padahal aku jelas-jelas meninggalkannya di ruangan ini"

"Sedang apa kau? Ruangan ku sampai seperti ini?"

"Bright, Bright teman ku yang tampan. Tolong bantu aku mencari sesuatu yang berharga. Kemarin aku meletakkannya di sini, aku lupa membawa pulang jadi pas aku ke sini tadi pagi, benda itu hilang entah kemana."

"Baru sadar bahwa aku tampan?"

"Cot. Tolong dong brengsek"

Pletak!!!

"Yang sopan sama bos"

Fisrt di hadiahi jitakan di kepala akibat tidak sopan terhadap Bright yang merupakan bos nya, tetapi dia bicara seperti itu karena Fisrt memandang Bright sebagai temannya bukan bos nya.

"Memangnya benda apa yang sangat istimewa itu, First?"

"Ohh, katanya itu surat"

"Surat apa? Zaman sekarang mana ada orang main surat-suratan"

"Itu surat cinta untuk Win"

"haha surat cin- APA?!"

Bright sangat terkejut, beraninya dia mengirim surat cinta kepada Win lewat First. Memangnya orang itu sehebat apa? Untung saja suratnya hilang, Bright sangat bersyukur akan hal itu.

"Kenapa kau terkejut?"

"T-tidak"

"O...oh iya kemarin aku melihat sekretarismu Vivi masuk ke dalam ruangan ini, mungkin dia menemukan surat itu. biar aku tanyakan sebentar"

"Tunggu!! A-aku saja yang tanyakan surat itu kepada Vivi, kau fokus saja mencari"

"Oh oke, tapi jangan bilang kepada Vivi bahwa itu surat cinta ya Bright teman ku, karena ini privasi."

"Ya.."

Bright berjalan keluar dari ruangan meninggalkan First sendiri. Lalu beberapa detik kemudian, dia tertawa hingga menggema di seluruh ruangan itu. Lucu sekali melihat reaksi Bright kalau sudah membahas tentang Win.

"Bwahaha...Bright Bright, padahal itu bukan surat cinta, tapi iyuran tagihan listrik dan air ku. Sial lucu sekali"

"Tidak tega aku mengerjainya, tapi kalau tidak dikerjai. Dia tidak mungkin sampai seperti itu bwahahaha.."

••••••

Oh tidak tidak tidak! Bright harus segera menemukan Vivi, dia harus segera mengambil surat itu dan membuangnya. Win tidak boleh sampai menerima surat itu, zaman sekarang kok main surat-suratan. Tapi untunglah cuman surat bukan sms atau telpon.

Tunggu!!

Bright berhenti berlari, dan terdiam di lorong.

"Sejak kapan aku perduli tentang Win?"

"Sial, First cecenguk itu. Aku kesini bukan untuk main surat-suratan"

"Cih, lebih baik aku kembali ke ruangan saja"

Namun saat dia berbalik badan, ternyata Vivi tepat ada di depannya. Ini kebetulan atau Vivi ditakdirkan panjang umur? Entah lah.

"Direktur, sedang apa disini?"

One Night Stand || BrightWinWhere stories live. Discover now