bagian 8

14.8K 996 39
                                    

Win sedang sibuk memasak sesuatu di dapur dibantu oleh seorang maid yang sendari tadi diam saja. Win melarangnya melakukan apapun kecuali untuk bertanya dimana letak bahan-bahan memasak nya.

Sudah dua hari Win berada di rumah Bright, demi menyenangkan hati nyonya Lynn, Win memutuskan untuk menggunakan keahlian memasaknya. Dia akan memasak steak daging dan omlet untuk makan malam.

"Lama sekali"

Bright berdiri dengan tangan yang dilipat di depan dada, dia sudah memandangi Win lebih dari 20 menit. Namun Win belum juga selesai dengan masakannya.

"Hei kau diamlah, memasak butuh konsetrasi."

"Hanya memasak steak daging dan omelet saja. Kenapa kau repot sekali?"

"Bright.."

Bright berpaling dan melihat siapa yang memanggilnya. Ibunya sedang memandangnya dengan sorotan mata yang tajam membuat Bright harus pergi menjauh dari kawasan dapur dan beralih duduk di meja makan.

"Mae, suruh tukang rusuh itu untuk berhenti memasak. Jika tidak, entah apa yang akan terjadi dengan dapur kita"

Nyonya Lynn memandangi anak semata wayangnya sambil tersenyum. Bright tidak pernah perduli dengan hal kecil seperti yang Win lakukan, tetapi entah kenapa kedatangan Win ke rumah ini membuat Bright berubah 30 derajat dari biasanya.

Seperti kemarin, Bright tidak akan pernah mau ikut berkebun bersama Ibunya kalau Win tidak memaksa. Dan itu membuat ibunya sangat bahagia terlebih ketika melihat kilas senyuman yang terukir dari bibir Bright. Walau hanya sekilas, namun itu cukup untuk membuat nyonya Lynn merasa senang karena Bright jarang sekali tersenyum di depannya.

Dan sekarang, jika Win tidak memaksa Bright untuk makan malam bersama maka Bright pasti sudah keluar untuk mencari restoran sepi bersama dengan temannya First.

"Hei Tuan Muda Sombong. Berhenti mengeluh dan makan masakan yang aku buat!"

Win berjalan santai dan duduk di meja makan tepat di depan Bright duduk. Para maid mengekori Win sambil membawa steak dan omelet lalu meletakkannya di atas meja.

"Berani sekali kau memanggil ku dengan nama itu!"

Bright melotot di depan Win, hampir saja tangannya yang tergenggam kuat memukul wajah manis Win. Namun ibu Bright malah menghalanginya dengan sendok sayur yang sewaktu waktu akan memukul tangan nya itu.

"Mae, lihatlah dia mau memukulku" Win berbicara dengan wajah masam seperti anak kecil yang baru saja dijahili oleh temannya.

"Bright..."

"Sebenarnya aku ini anak mu atau bukan? Kenapa kau membela tukang rusuh ini daripada ku?"

"Liat lah, mae. Dia memanggilku dengan embel-embel 'tukang rusuh' aku tidak marah, sedangkan aku memanggilnya 'Tuan Muda Sombong' dia malah marah"

Sekali lagi ibunya Bright menatap anaknya dengan mata yang tajam. Lalu dia mengelus puncak rambut Win yang menurutnya sangat lembut itu.

"Bright, jangan membuatnya kesal. Dia masih kecil"

"Kecil? Lihatlah badannya yang seperti gajah ini mae bilang kecil?"

Mata Win melotot, Bright mengatakan bahwa badannya seperti gajah. Hei badan perfact seperti Win jarang ditemui di negeri gajah putih ini. Bright memang pantas dijahili.

"Mae..."

Win merengek lagi, dan mae Bright harus membela Win lagi. Bright sangat kesal hingga hampir saja membuatnya kehilangan nafsu makan. 'tukang rusuh' itu telah membuat dua hari kebebasan Bright direnggut dengan mengandalkan kebaikan hati ibu nya. Jika saja hari dimana Bright menolong Win tidak pernah ada. Maka sekarang mungkin dia sudah bersenang-senang bersama First dan temannya yang lain.

One Night Stand || BrightWinDove le storie prendono vita. Scoprilo ora