AM 2

19.5K 1.9K 129
                                    

Jennie Pov

Sepanjang perjalanan yang entah kemana, kami hanya diam. Kupastikan jika keheningan kami bertahan lebih lama lagi, itu akan membunuhnya. Lisa memutar lagu Wistle yang notabene adalah lagu pertamaku yang dirilis. Aku terkejut ? Tentu saja. Mungkinkah dia sedang berusaha menarik perhatian ?

"Wistle bagus, sering diputar dipusat perbelanjaan di New York. Kamu sukses membuat pendengarnya ikut bersiul"

Entah harus menanggapi apa, tapi jika tidak ada tanggapan bukankah kesannya aku yang buruk di sini ? "Terimakasih Topbuck-Prosesor- astaga maksudku Lisa !"

"Topbuck ? Apa itu ?" Bodohnya kamu Jennie Kim, kenapa memenanggilnya seperti itu ? Tidak bisakah kusimpan untuk diriku sendiri ? Lisa tertawa, ekspresinya tidak bisa dibaca, sesekali dia ikut bersiul bersama Wistleku.

"Di Italia's kamu memakai topi bucket. Aku tidak tahu siapa namamu dan yah kunamai seperti itu" jujurku, Lisa tertawa, dan terus tertawa. Oh God, jangan biasakan aku dengan tawanya. Ini bahkan tidak lucu, tidak ! Bahkan semua omong kosong tentang LALISA MANOBAN tidak ada yang lucu.

"Kalau kamu tidak buru-buru mendatangi meja pacarmu-" tunggu, dia jelas tahu Kai pacarku kan ? Dan masih mau menikahiku ?

"Kau bahkan tahu aku berkencan. Kenapa menerima perjodohan-"

"Perjodohan sialan dengan si fucking profesor yang entah siapa !!!"

Kali ini aku ikut tertawa, itu kalimatku. Dia mendengarnya dan sekarang meniruku tanpa ada rasa tersinggung. Lihat gigi rapi putih itu, dia tak punya malu, menyilaukan. Perlahan kekesalanku memudar, bisakah Lisa si pengacau hidupku membuatku merasa nyaman malam ini ? Setidaknya kuharap dia bukan orang yang akan tegila-gila padaku. Walaupun aku lebih tahu dari siapapun, siapa yang akan menolakku ? Aku cantik, aku kaya, dan aku memiliki YG. Kadang sifat narsisku berlebihan, tapi karena itulah aku merasa lebih percaya diri.

"Calm girl, mari kita buat perjodohan ini bukan apa yang mencekikmu. Aku juga berkencan, sudah satu tahun-"

"What the hell ?! Kau bahkan berani menemuiku ketika faktanya kamu juga berkencan dengan orang lain ? Apa sebenarnya alasanmu menerima perjodohan sialan ini ?"

Secara reflek aku menaikan nada suaraku, atau mungkin aku yang gemar berteriak. Tak habis pikir dia berkencan sudah cukup lama. Bukankah satu tahun harusnya cukup membuat siapapun tahu mereka saling mencintai ? Apa alasan Lalisa Manoban mau menikahiku ?

"Kita bahkan tidak menikah seminggu lagi, idiot ! Lebih dari apapun aku juga tidak akan menikahi orang karena terpaksa. Mari berteman, bahkan tidak masalah jika kita double date. Kalau memang kita tidak cocok, kita bisa cari alasan untuk membatalkan pernikahanmu dengan si fucking profesor"

Lisa mengataiku idiot, aku sedikit kesal. Tapi entahlah, aku sudah terlalu lelah untuk marah. Justru sekarang aku mengangguk setuju. Jujur, aku lega tahu Lisalah calon suamiku, lebih lega lagi dia menawariku pertemanan bukan permusuhan. Masih ada begitu banyak kesempatan untuk menghentikan perjodohan bodoh ini.

Bayanganku tentang profesor tua, botak, dan berperut buncit menghilang begitu saja. Mensyukuri bahwa Profesor yang dimaksud memiliki wajah cantik, sikapnya juga sangat manis, walaupun poker face. Aku belum pernah berkencan dengan sesama jenis, jadi aku tidak tahu harus mengagumi perempuan lain seperti apa. Yang aku tahu Lisa sangat cantik.

"Oke gadis manis kita sudah tenang. Kita makan malam di hotel M.H atau kamu punya rencana lain ?" Sejauh ini aku tidak melihat keburukan Lisa, dia menyenangkan, dia menunjukan bahwa dia tidak memaksaku.

"Tidak. Di sana saja"

"Bagus, setelah makan malam ada pertunjukan drama musikal. Mungkin kamu tertarik ?"
Lagi, dia menanyakan persetujuanku untuk apa yang sudah dia rencanakan.
"Kamu suka musik bukan ?"

Arranged Marriage S1 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang