AM 9

16.7K 1.6K 59
                                    

Jennie Pov

Lisa menarik tubuhnya menjauh dariku. Gila ! Aku belum pernah dicumbu seperti itu, rasanya seperti dirajam tapi tidak sakit melainkan setiap sentuhan mendatangkan kenikmatan. Aku bingung, apa aku kurang menarik ? Apa aku badkisser ?

Astaga ! Ini gila ! Aku tidak pernah menyerahkan tubuhku seperti ini, dan sekarang justru memohon Lisa untuk meneruskan pekerjaanya ? Sial.

"Well, kita harus menikah. Jadi aku tidak ragu untuk menidurimu Jen"

Kalimatnya membuatku tersentak sekaligus lega. Oke, kami berciuman, melakukan skinsip tapi tidak pernah sepakat untuk hubungan yang lebih. Hubungan tanpa setatus ber-benefit ?

"Jadi seperti itulah reaksi gadis Amerika tentang perawan" kataku sengaja terdengar sesinis mungkin.

Lisa tertawa, menarikku kepelukanya. Aku suka aroma ini. Apalagi tadi pagi menemukannya di sampingku, menghujaniku ciuman.

Lisa memanggilku babe dan Jennie Manoban. Hatiku bergetar, tidak bisakah kami hanya berkencan saja tanpa perlu buru-buru menikah ? Aku nyaman dengan situasi ini, enggan melakukan perubahan status yang lebih serius. Aku takut, 5 hari yang lalu Lisa mencoba mengatur hidupku. Aku tidak ingin keluarga kecilku berantakan hanya karena aku tidak menuruti suamiku dan berakhir menjadi suami-istri yang selalu bertengkar.

"Jennie. Aku minta maaf, aku salah memaksamu hanya dengan dua pilihan. Tapi ketahuilah, aku pernah menjadi orang yang kehilangan dan itu menyakitkan. Kejadian Taehyung mungkin hanya hal kecil, tapi itu cukup menarik tuas paranoidku. Tidak seharusnya aku memaksamu mengumumkan pernikahan kita terlebih kamu belum setuju. Tapi, jika bisa. Biarkan Seulgi bersamamu. Dia tidak akan jadi seperti pengawal, dia akan berpakaian seperti gadis pada umumnya. Lebih terlihat seperti, teman ?"

Ada getaran di suara Lisa, aku bisa merasakan kejujuranya. Selain itu, aku senang dia tidak seperti memaksakan kehendaknya padaku. Tapi dia kehilangan ? Kehilangan seperti apa yang membuat Lisa seperti ini ?
Aku menarik diri, mencoba membaca wajahnya. Bukan jawaban yang aku cari, tapi aku menemukan kesedihan di sana.

"Kehilangan ? Maukah kamu memberitahuku seperti apa kehilanganmu ?" Jika itu tentang keselamatan, itu tidak sesepele dicampakan seorang gadis.

"Kamu tidak pernah bertanya apapun tentangku Jen. Dan sekarang kamu bertanya soal kehilangan ?"

"Heii, kamu yang membukanya. Aku minta maaf, kamu tidak perlu menjawab Lis. Aku hanya ingin tahu"

"Itu kehilangan yang membuatku pindah ke Amerika dan menjadi semua alasanku melanjutkan hidup"

Lisa benar, aku tidak pernah menanyakan apapun tentangnya. Aku juga ingin tahu kenapa dia menghabiskan masa kecilnya di Amerika ? Kenapa dia memilih bidang sastra ? Kenapa dia menjadi penulis alih-alih menerima semua warisan keluarganya. Tapi aku tidak dalam lingkaran seseorang yang punya hak untuk bertanya, seperti aku mengatakan bahwa Lisa tidak punya hak atasku. Rasa sakit yang entah darimana asalnya menggores hatiku, meminta diobati. Tapi aku juga tidak tahu bagaimana cara untuk sembuh.

Ketukan di pintu mengalihkan perhatian kami, Bambam menampakan diri.
"Profesor, pesawatnya mendarat dengan selamat. Haruskah dia beristirahat dulu, atau Anda ingin menemuinya ?" Bambam sangat sopan, dia menyapaku dengan gesture rasa hormat.

"Aku tahu ini penerbangan yang melelahkan. Tapi apa aku terlihat seperti orang yang mau menunggu ?"
Bambam mengangguk, dia tersenyum. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, juga enggan mencari tahu.

"Dia di hotel M.H.-"

"Bawa dia ke rumah" potong Lisa, Bambam mengangguk lalu pergi menutup pintu kamarku. Aku meraih gitarku lagi berharap bisa mengalihkan rasa ingin tahuku.

Arranged Marriage S1 (Completed)Where stories live. Discover now