AM 36

8.5K 951 49
                                    

Author Pov

Tatkala semesta sedang berbunga, gadis itu justru gundah gulana. Bencana musim gugurnya tak berhenti, kini musim semi tak ubahnya bencana. Bedanya, kali ini jauh lebih dahsyat. Atau sebenarnya merupakan anugerah ? Entah lah hanya Ezzy yang tahu. 😶

Dentuman musik birthday party samar-samar terdengar, Jennie masih terjaga duduk di sofa kamar. Berkali-kali ia membaca ulang selembar kertas yang dicetak untuk menunjukan hasil kondisi tubuhnya saat ini.

"Bagaimana jika kamu tidak percaya padaku Li ?" Lirihnya bicara pada diri sendiri.
"Aku tidak ingin kehilanganmu, tapi juga tidak mau kehilangan dia"

Ponselnya bergetar, tanpa menunggu Jennie membuka pesan dari Irene.

From : Rene Bae

Katanya ada yang ingin kamu bicarakan

Keraguan menghinggapinya memberi akses udara menyerap semua kehangatan yang menyelimuti tubuhnya. Jennie beranjak, masih memegang kertas dan ponselnya. Mondar-mandir, sesekali ia menggigit bibirnya sendiri. Ponselnya kembali bergetar. Pesan lain masuk, masih dari orang yang sama.

From : Rene Bae

Kamu di kamar ? Aku mengkhawatirkanmu

Jennie menghela nafas, dia mulai mengetik balasan untuk sahabatnya.

From : Jennie to Rene Bae

Temui aku di kamar yang pernah kamu tempati.

Setelah itu Jennie memasukan berkas itu ke dalam amplop coklat. Menyimpanya di nakas yang disediakan Lisa khusus untuk Jennie menyimpan barang pribadinya. Ia menumpuk amplop itu di antara kertas lirik, dan beberapa dokumen lain, di antara akta perniakahan. Kemudian turun ke lantai bawah, menuju kamar yang dimaksud tadi.

Perjalananya cukup jauh mengingat rumah ini sangat besar. Jennie tersenyum mendapati Irene berdiri di depan pintu menunggunya. Ia menarik Irene masuk, mengunci pintu di belakang lalu memeluk sahabatnya. Menumpahkan semua air mata yang ia tahan sejak beberapa hari ini.

"Aku hamil Rene. Aku aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, aku bersumpah aku tidak tidur dengan pria. Tapi ini nyata Rene" ungkapnya, Irene dibuat terkejut, bahkan merasa diberi pukulan palu Thor. Tapi ia dengan sigap menarik Jennie duduk di tepi tempat tidur, meraih tangan sahabatnya dan memberi tatapan yang mengatakan dia mempercayai Jennie. Meski Irene sendiri tidak yakin, alasanya mempercayai Jennie.

"Biar kutebak Lisa belum tahu" Jennie mengangguk.

"Suatu hari Lisa melakukan checkup untuk menjalankan prosedur IVF. Tadinya kami sepakat sel telur Lisa akan jadi bahan untuk janinku. Tapi, Seohyun memberitahu bahwa Lisa tidak memproduksi sel telur....."

Irene menghapus air mata di pipi Jennie, menepuk lengannya lembut.

"Lalu aku menunda program kehamilan, karena mengerti Lisa patah hati tidak bisa menggabungkan DNA-nya. Dan sebulan lebih ini, aku merasa mual terus-terusan, pusing, dan sering pingsan. Perasaanku tidak pernah tentram saat jauh dari Lisa. Dan saat Lisa ke Busan, aku tidak bisa ikut mengingat kondisiku. Hari itu keluarga Kim mengadakan pertemuan keluar, jadi aku pergi ke rumah orang tuaku ditemani Bambam. Di perjalanan, aku pingsan. Bambam membawaku ke rumah sakit, dan hari itu Seohyun memberitahuku, aku hamil 5 minggu..."

"Saat itu aku merasa bahagia, tapi apa yang harus kukatakan pada Lisa ? Dia perempuan, tidak mungkin dia menghamiliku. Tapi nyatanya aku hanya bercinta dengan dia. Aku hamil, aku stress, bukanya diberi selamat dan dimanja calon suamiku justru aku ketakutan setengah mati memberitahunya"

Arranged Marriage S1 (Completed)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum