AM 35

9.7K 1K 75
                                    

Lisa Pov

Pagiku selalu istimewa, musim semi semakin menyombongkan diri. Udara pagi terasa lebih menentramkan, aroma semerbak bunga menyerang hidungku ditambah aroma coffee latte, membuatku ingin segera membuka mata. Aku mencari di mana sumbernya, dan menemukan cangkir di atas meja sofaku.

Aku beranjak mendekatinya, ada note kecil. Bibirku tertarik ke atas, tulisan tangan Jennie berhasil membuatku tersipu. Pada setiap tintanya menunjukkan ketulusan.

"Selamat pagi hub. Aku belum membuatkanmu sarapan juga belum menyiapkan air untukmu. Aku pergi berkebun dengan para petani. Nikmatilah kopimu, dan jangan merokok lebih dari sebatang. Your J 🖤"

Tanganku menyentuh dadaku, merasakan debaran jantung yang menggedor minta keluar. Bagaimana bisa setiap hari diperlakukan semanis ini bukannya bosan, justru terus tersentuh, ingin lebih. Jennie oh Jennieku, mantra apa yang kau berikan padaku. Bagaimana bisa kamu mengutukku untuk terus jatuh cinta dan jatuh cinta lagi padamu.

Tanpa pikir panjang, aku membasuh wajahku. Menggosok gigi dan memilih pakaianku, sialnya aku tidak terbiasa memilih pakaianku sendiri. Aku kehilangan selera fashion, selama ini Jennie yang memilihkanya. Jadi aku tidak tahu harus mengenakan apa. Gagasan itu membawaku memikirkan bagaimana jika Jennie tidak di sisiku dalam waktu yang lama ?

Sialan. Tunanganku benar-benar berhasil membuatku bergantung padanya. Menyadari itu bukannya sedih, justru semakin bahagia. Aku tidak ingin merusak pagiku dengan kegalauan memilih baju. Tanpa pikir panjang kuraih t-sirt putih celine dan celana parasut hitam. Sepatu boots coklat dan tidak lupa topi bucket hitam bertulisan balencia di bagian depan. Aku menatap pantulan diriku di cermin, sejenak merasa ragu dengan pilihanku. Tapi bodo amat !!

Langkah panjangku terkesan buru-buru, sekarang palah berlari kecil ingin segera mencapai kandang kuda. Kupilih kuda betina bewarna putih, rambutnya panjang dan tersisir rapi.

"Paman, kamu merawat Shapira dengan baik" aku tersenyum pada perawat kudaku, Mr.Lee membungkuk padaku.

"Itu kuda mahal dan cantik. Tidak semua orang bisa memilikinya" aku tersenyum bangga. Menaiki Shapira dengan mudah, dan keluar dari kandang menuju kebun. Shapira adalah kuda Arab, aku mendapatkanya sebagai hadiah dari pangeran Saudi. Shapira juga menandakan persahabatanku dengan Pangeran Turki Al Fai. Dia penggemar berat bukuku, aku diundang ke istana secara pribadi olehnya.

Kupacu Shapira dengan speed yang membawaku mudah menempuh jarak +-1km , para pekerja yang melihat kedatanganku sedikit terkejut dan otomatis membungkukkan badan mereka. Aku hanya memberi senyuman.

Sesampainya di tanah pertanian, aku memanggil salah satu petani. Aku tidak tahu namanya, dan tidak mungkin hafal dengan total 500 pekerja yang tinggal di istanaku.

"Apa kamu melihat tunanganku ?" Bibi ini mengangguk, "dia di kebun jeruk" aku mengangguk berterimakasih padanya dan melajukan kudaku lagi mencari Jennieku.

Dia terlalu menonjol, aku tidak kesulitan menemukanya. Aku mendekatinya masih di atas Shapira. Menyadari kedatanganku, para pekerja membungkuk padaku.

"Sudah lama tidak berkebun, Lice" Mrs.Jang menyapaku, aku tersenyum tidak keberatan dengan bahasa banmalnya. Jennie mengalihkan pandang padaku. Dia membawa keranjang yang sudah terisi buah-buahan.

"Tunanganku membawaku kesini" aku menjawab Mrs.Jang yang menggeleng tidak percaya, kemudian pergi bersama pekerja lain. Atau tepatnya, memimpin mereka. Aku suka jus jeruk, dan Jennie juga suka. Jadi aku meminta Mrs.Jang untuk mengurus jeruk-jeruk secara langsung.

"Aku tidak membawamu, kamu yang ke sini menyusulku" gadisku tidak menujukkan senyuman. Tapi aku tahu ia hanya pura-pura kesal aku menyusulnya. Semua pekerja tertawa kecil dan aku tidak mempermasalahkan, justru ikut tertawa bersama mereka.

Arranged Marriage S1 (Completed)Where stories live. Discover now