05 • Mimpi Masa Depan

4.6K 747 253
                                    

🍬🍬 ------------------------------
Everyone needs a house to live in, but a supportive family is what builds a home
------------------------------ 🍬🍬

-- happy reading --
مرنتىن نىاكار

KEMBALI menginjakkan kaki di kota menara mimpi. Benar kata orang, bahwa pergi untuk kedua kali meninggalkan keluarga itu jauh lebih berat dibandingkan dengan sebelumnya. Kali keduanya Hawwaiz berangkat dengan tujuan yang sama dan mungkin akan kembali ke tanah air dalam waktu yang lebih lama lagi. Berat, tetapi harus dengan semangat yang sama.

Dia menerima secangkir kopi dan sarapan. Hari ini, sudah dua bulan setelah kepulangannya dari Indonesia. Akhir pekan seperti ini agenda Hawwaiz selalu sama. Kalau bukan untuk konten youtube, dia juga sering menerima job sebagai fotografer pro freelance bagi mereka yang membutuhkan jasanya. Biasanya wisatawan yang sengaja ingin berkeliling di Oxford atau mereka yang sengaja memesan Hawwaiz melalui website miliknya untuk foto prewedding, post wedding, maternity atau yang lainnya.

Hobi yang akhirnya membawa rezeki sendiri untuk seorang Bilal Hawwaiz Asy Syafiq.

"Sepertinya sudah cukup, hasil mentahnya akan diedit sedikit terlebih dulu satu minggu ke depan akan kami serahkan dalam bentuk file melalui email." Hawwaiz mengakhiri pekerjaannya dengan baik. Empat jam bersama untuk bekerja sama cukup melelahkan tapi juga sangat menyenangkan.

Hawwaiz membuka kembali galeri foto yang ada di gawainya. Ada foto yang sempat dia ambil secara diam-diam dari wanita yang telah mencuri perhatiannya beberapa bulan belakang ini. Tangannya kemudian menekan tombol video call kepada Vira. Dia tentu sudah kembali ke flat yang disediakan perusahaan selama dia training di Jakarta.

Rasanya masih belum bisa percaya, satu bulan yang lalu tiba-tiba Hawwaiz mendapatkan pesan singkat bahwa Vira diterima kerja di PT. Fedsin Nomura Exporindo, perusahaan internasional milik Jepang yang memiliki cabang di beberapa negara di Asia Timur, Asia Tenggara bahkan telah merambah di beberapa negara di Eropa termasuk Inggris yang memiliki kantor perwakilan di London.

Terlihat betapa bahagianya dia, ketika Hawwaiz menelepon melalui panggilan video. Berkali-kali mengucapkan terima kasih karena supportnya hingga dia bisa mencoba untuk berdiri di atas kakinya sendiri.

"Asalamualaikum," sapa Vira.

"Waalaikumsalam. Sudah istirahat, bagaimana tadi trainingnya?" tanya Hawwaiz saat Vira sudah bergelung dengan bantal dan guling di sana.

"Lagi bikin konten kok di luar?"

"Bukan, habis motret prewed orang. Nggak tahu kapan bisa prewed sendiri, yang mau diajakin prewed masih sibuk training." Hawwaiz tersenyum sekilas sambil mengalihkan pandangannya ke lingkungan sekitar yang masih banyak dilihatnya orang berlalu lalang mengingat akhir pekan seperti ini memang banyak wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat bagaimana cantiknya kota seribu menara, Oxford.

"Bi--" panggil Vira.

"Hmmm," Hawwaiz seolah enggan untuk menanggapi protes yang diberikan Vira.

"Tugas kamu sudah kelar belum? Cepat pulang ke flat, ngapain di luar kalau kerjaan sudah kelar?" kata Vira dengan sedikit garang.

"Iya habis ini pulang, sadis banget sih ngomongnya. Calon suami lho ini," jawab Hawwaiz.

"Calon suami kok masih kicik," Vira tertawa lirih membuat Hawwaiz bersungut. "Sekolah yang bener, biar nanti kalau sudah besar bisa jadi dokter."

Dan seperti biasa pertengkaran absurd sampai akhirnya Vira menjulurkan lidahnya mengejek Hawwaiz sebelum panggilan video mereka berakhir.

Hawwaiz kemudian mengusap mukanya dengan telapak tangan. Merapikan kameranya ke dalam tas lalu dia melangkah meninggalkan lokasi terakhir tempatnya mengambil foto. Keyakinannya masih utuh bahwa wanita yang kini ada di dalam hatinya juga menyimpan perasaan sama meski dia masih enggan mengungkapkan.

AORTAWhere stories live. Discover now