Ara menatap dokter yang sudah menangani nya selama lima tahun
Soal dokter kemarin namanya dokter Johnny, dia yang menangani Ara enam tahun lalu dan dia juga yang merekomendasikan Ara untuk berobat kepada psikolog bernama Taeyong
Ara sudah sembuh setahun yang lalu. Entah bagaimana Skizofrenia nya bisa kembali lagi
"Apa kamu takut kehilangan seseorang?" Tanya Taeyong
Ara awalnya ingin menggeleng. Namun beberapa saat kemudian dia mulai berpikir
"Siapa?" Tanya Taeyong
"Semua"
"Aku takut kehilangan semua orang dok. Semua orang yang aku sayang"
Taeyong mengangguk mengerti lalu menulis beberapa kalimat di kertas
"Datang kesini setiap Jumat jam 5 sore" ucap Taeyong
Ara memikirkan jadwal les nya. Bukankah terlalu beresiko kalau bolos dari les setiap Jumat
"Ahh apa kamu ada kelas bimbel?" Tanya Taeyong diangguki Ara
"Saya akan membicarakan dengan Mama mu, dimana dia?" Tanya Taeyong
Ara menggeleng "Mama dan kakak aku pindah ke Singapura" ucap Ara
"Kamu sendirian di rumah?" Tanya Taeyong terkejut dan diangguki oleh Ara
"Apa mereka tidak mengetahui kondisi kamu saat ini?" Tanya Taeyong
Ara hanya menggeleng lemah membuat Taeyong menghela nafas nya
"Dengan kondisi seperti ini tidak memungkinkan kamu untuk tinggal sendiri" ucap Taeyong
🥐
Ara menghela nafas nya saat mendengar suara hujan yang turun di luar sana semakin deras
Tadi nya Ara sedang menunggu Jeno karena sudah jam nya untuk belajar bahasa inggris
Tapi ketika mendengar hujan yang begitu deras, Ara tahu bahwa Jeno tidak akan datang
Ara menyandarkan tubuh nya pada sofa lalu menatap langit -langit rumah nya
Belakangan ini pikiran Ara sangat berantakan dan sebentar lagi akan ada ulangan bulanan
Jika Ara tidak mendapat peringkat pertama maka Mama nya akan marah besar
Dari telpon atau secara langsung itu sama saja menurut Ara
Omong - omong soal telpon. Mama dan Kakak nya tidak pernah menelpon nya untuk sekedar memberi kabar ataupun menanyakan sesuatu
Okeh. Ara benar - benar merasa seperti anak yang dibuang sekarang
Ting...tong...
Ara menolehkan kepala nya menatap kearah pintu rumah nya yang barusan berbunyi
Sekarang Ara sedang bingung. Itu hanya sekedar halusinasi atau memang kenyataan?
Ting...tong...
Ara berdiri menuju kearah pintu lalu membuka pintu nya secara perlahan
Jeno.
Ara sedikit terkejut melihat Jeno yang datang sedikit basah. Mungkin karena dia berlari dari mobil nya sampai ke depan pintu
Jeno tersenyum menatap Ara yang masih bersembunyi dibelakang pintu
Ara menyingkir membiarkan Jeno masuk kedalam rumah nya
"Wah udah siap ya" ucap Jeno menatap kearah meja. Sudah ada buku dan tempat pensil Ara disana
"Mau minum?" Tanya Ara dijawab anggukan oleh Jeno
Ara pergi menuju kedapur dan Jeno langsung melompat - lompat disana
"Ditawari minum sama doi" monolog Jeno sedikit seperti orang gila
Ara menuangkan bubuk coklat ke dalam cangkir lalu disedu dengan air panas, mengaduk nya hingga rata lalu meletakkan nya di nampan
Ara menghentikkan langkah nya menatap kearah pintu. Tangan nya gemetar membuat nampan berisi coklat panas langsung jatuh
Jeno yang terkejut langsung berdiri "Lo kenapa?" Tanya Jeno menarik Ara
Ara masih menatap kearah pintu. Ia sedikit memundurkan langkah nya, melepas tangan Jeno
Jeno yang bingung ikut menatap kearah pintu. Tidak ada siapa - siapa disana
Ara berbalik badan lalu beralih keatas membuat Jeno menjadi bingung untuk kesekian kali nya
"ARGH!!!"
"Ara?!!" Jeno berlari keatas setelah mendengar suara teriakan Ara yang terdengar sangat keras
TBC
30.09.2020
YOU ARE READING
Aurora | Jeno✔
FanfictionAurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet Kalau untuk Jeno, Aurora Jung adalah cahaya untuk hidup nya -bucin terdeteksi VerlinC,2020