[8] - Rencana

2.3K 392 41
                                    

"Akan lebih baik kalau aku dan yang lainnya mengurus mayat ini. Kau tidak perlu membantu. Cukup antarkan [Name] saja sampai rumah dengan selamat. Ku pastikan kau tidak akan hidup dengan tenang kalau aku tau [Name] tidak selamat sampai tujuan besok."

Begitulah rekan kerja dari seorang Dazai Osamu bernama Kunikida Doppo berujar sebelum mengusir Dazai dan [Name] menjauh dari TKP dan berakhir di depan rumah Dazai karena [Name] sudah mengatakan ia tidak punya tempat tinggal.

Seorang Dazai Osamu sih dengan senang hati saja menerima seorang gadis remaja tinggal di rumahnya untuk sementara. Apalagi [Name] juga sangat mirip dengan orang yang Dazai kenal, sudah pasti Dazai akan setuju.

"Tapi kenapa dia bisa sampai sekhawatir itu? Aku baru pertama kali ini melihat Kunikida-kun sekhawatir itu pada seorang gadis tak dikenal." Dazai bergumam heran sambil melirik sebelah kanan dimana [Name] berada sebelum tangannya berhasil menjulur dan membuka pintu.

Sedangkan yang dilirik masih berkutat dengan pemikirannya. Ia masih merasa was-was apakah ia sudah mengambil jalan yang benar atau tidak.

"A-Adegan si maniak bundir ini pulang lebih awal kan nggak ada di dalam animenya. Adegan si Megane itu juga disaat mengkhawatirkanku sudah pasti nggak ada. Apa karena adanya kehadiranku semua adegan yang ada di anime ini perlahan berubah? I-Itu nggak mungkin kan?"

"[Name]-chan?"

"I-Iya?" [Name] menolehkan kepalanya gugup ketika mendengar suara panggilan dari samping kirinya.

"Kau tidak apa? Wajahmu pucat sekali," tanya Dazai khawatir dengan tangannya yang sudah bergerak memegangi pipi kanan [Name] tanpa diperintah. Tentu saja [Name] yang mendapat fanservice dadakan merasa semakin gugup dibuatnya.

"A-Aku ga papa kok! K-Kamu ga perlu khawatir!"

"Baiklah kalau kau berkata begitu. Kita harus masuk sekarang. Aku ingin membicarakan sesuatu padamu."

[Name] mengangguk pelan sebagai balasan lalu mengikuti langkah Dazai ketika Dazai sudah memasuki rumah miliknya.

Sesekali menelusuri setiap sudut ruangan, [Name] hanya dapat membulatkan mulutnya seakan-akan sudah mengerti tentang sesuatu yang sedang ia pikirkan.

"Aku memang nggak pernah liat tempat tinggal Dazai itu seperti apa di dalam animenya. Rupanya tempat tinggalnya sama saja dengan tempat tinggal Atsushi. Maklum, aku termasuk orang yang nggak suka membaca manga dan lebih memilih menontonnya saja."

"[Name]-chan?"

Untuk kedua kalinya panggilan itu terlontar dari mulut Dazai, kali ini [Name] menjawab hanya dengan menolehkan kepalanya saja menuju sumber suara.

Dazai menghembuskan napasnya sebagai tanda ingin memulainya pembicaraan yang ingin dibicarakan lalu menghirup napasnya kembali sebelum memulai pembicaraan.

"Dari awal bertemu dirimu, aku sudah tau kalau kau bukan 'seseorang' yang ku kenal."

Napas [Name] terkecat. Ia sudah sangat mengerti arah pembicaraan ini akan mengarah kemana nantinya.

"Kau memang bukan 'Yurika-chan' ku. Tapi karena kemiripan yang kau miliki dengan 'Yurika-chan' ku, ku putuskan saja untuk memanggilmu 'Yurika-chan'."

Entah kenapa alis [Name] berkedut dengan sendirinya saat mendengar penjelasan Dazai. Kesal? Tentu saja [Name] kesal. Tapi ia masih tidak mengerti penyebabnya karena apa.

Disaat [Name] mendengar Dazai mengatakan 'Yurika-chan', [Name] selalu merasa kesal. Perempatan imajiner juga menampakkan diri di dahi [Name].

[Name] hanya kesal saja. Harusnya Dazai mengakui bahwa dirinya bukanlah orang yang ia kenal sebelumnya, namun mengapa Dazai masih saja terus memanggil [Name] dengan nama yang tidak [Name] ketahui siapa orangnya?

[ ⏸️ ] Reincarnation [Bungou Stray Dogs X Reader]Where stories live. Discover now