9

876 183 97
                                    

Khun pov.

"Khun, apa kau mau mendengar ceritaku? Kau sepertinya sudah mengintip ingatanku"

Aku tersentak. Darimana dia tau aku melihat ingatannya?

"Kau pasti bingung kenapa aku tau kan?"

Aku hanya mengangguk.

"Simpel. Aku melihatmu di ingatanku. Bersama dengan adik dan kakakmu"

"Eh?"

(Y/n) hanya tersenyum. Dia tidak menjelaskan bagaimana dia bisa tau dengan lebih detail. Apa maksudnya dia melihatku?

"Jadi mau atau tidak?"

"Boleh. Jika kau tidak keberatan. Tp, kenapa aku?"

(Y/n) mengalihkan pandangannya. Dia menyandarkan diri dan tersenyum simpul.

"Kau sudah berbuat baik pada bam. Kau membantunya dan selalu melakukan apapun untuknya. Aku sebagai seorang kakak pastinya sangat senang mendengar hal itu" (Y/n) menjeda untuk menghela pelan.

"Aku tidak tau untuk apa kau melakukan itu dan rela mengorbankan apapun hanya untuknya. Aku berterima kasih banyak padamu khun. Aku tidak tau harus membayarnya dengan apa"

Aku memilih untuk diam. Dia menunggu (Y/n) melanjutkan perkataannya.

"Kau adalah orang yg bisa dipercaya. Terlebih, kau anaknya 'dia'. Aku.... Hanya ingin kau tau saja"

(Y/n) menatapku. Ada sedikit kesedihan di tatapannya.

"Ceritakanlah" suruhku.

(Y/n) menghela panjang.
"Aku.... Sebelum ini, aku sudah pernah hidup. Lebih tepatnya ini sudah kedua kalinya aku hidup. Di kehidupan sebelumnya, aku menaiki menara bersama viole yg masih bayi dan tidak bernyawa. Tujuanku menaiki menara adalah menghidupkan viole kembali. Dan setelah beratus ratus tahun, aku berhasil"

(Y/n) memeluk dirinya sendiri. Dia agak menunduk dengan mata yg berkilat akan kebencian yg mendalam.

Ah... Aku tau apa yg akan dia ceritakan...

"Di saat aku sudah di lantai terakhir, aku yg sedang istirahat diculik bersama dengan viole. Awalnya yg kulihat hanya zahard. Tp, setelah dia menyiksaku, dia menyembukanku dan meninggalkanku di sana dengan membawa viole. Aku tentu saja marah dan panik. Aku terus meronta hingga sebuah listrik menyetrumku. Dia ayahmu. Di sana, aku melihatmu di ambang pintu. Menatap tidak suka ke arah ayahmu yg menyiksaku. Kau saat itu ingin masuk dan mendekati ayahmu. Tp kau ditarik lagi oleh seseorang...... Dan setelah itu, kau tau sendiri kan bagaimana kejadiannya...."

(Y/n) bergetar dengan mata yg sekarang berkaca kaca.

Dia pernah bertemu denganku juga di kehidupan sebelumnya? Itu adalah fakta yg mengejutkan.

"Kalau begitu, siapa si rambut merah itu?" Tanyaku.

(Y/n) menatapku. "Aku belum bisa menyebutkan namanya. Tp bisa dibilang dia yg mengasuhku. Seperti ayah angkat"

"Begitu....."

Aku memperhatikan (Y/n) yg kembali menunduk.

Aku mengambil kasa yg td dia letakkan dan meneteskan obat pembersih luka di kasa itu.

Aku menangkup wajah (Y/n) dengan sebelah tangan dan membuatnya menatap padaku.
Tidak ingin dia protes, aku segera menempelkan kasa itu di bibirnya yg terluka.

(Y/n) meringis menahan sakit.
Tangannya dengan refleks mencengkram roknya.

"Sakit.." rintihnya.

"Sabar. Hanya sebentar kok"

Our Fate Is Always One {Tower Of God}Where stories live. Discover now