EPILOG

1.5K 101 15
                                    

Terkadang kita memang harus pergi dahulu agar mereka dapat merasakan kehilangan

_________________

Hari ini adalah hari dimana Nindy di kebumikan. Tangis pilu menghiasi setiap perjalanan.

Tiada lagi senyum manis, tiada lagi lara yang melebur dalam tawa.

Berakhir !! semua penderitaan Nindy berakhir. Penyesalan tak mampu mengembalikan Nindy.

Penderitaan serta luka cukup samapi disini.

Azka memandang gundukan tanah didepannya dengan tatapan kosong, apa benar kata Rayka bahwa Azka mencintai Nindy ?. Azka menitikkan air matanya

Bughh....

Satu pukulan keras mendarat di rahang Azka, Azka mengepalkan tagan ingin membalas sang pelaku tapi Azka urungkan karna pelakunya adalah Rayka Saadan.

"Puas lo kalau udah kaya gini ?! baru sadar perasaan lo buat siapa ?! telat lo Ka !" ucap Rayka panjang. Azka diam membisu atas tuturan Rayka

"Kenapa diem ? penyesalan lo gak bisa buat Nindy bangkit lagi ! lo pengecut Ka" cerca Rayka lagi

"Gue cuma masih bingung sama perasaan gue sendiri, dan gue akui gue merasa kehilangan" balas Azka dengan tatapan sendu

"PUAS LO ?! INI YANG LO MAU KAN LUN ? SENENGKAN LO LIAT NINDY DI DALAM TANAH GAK BERNYAWA ?" teriak Najwa kepada Luna.

Xenta mengusap punggung Najwa berniat menenangkan Najwa. Sedangkan Aleta dan Dika, terisak pilu.

"GUE IKUT SEDIH ! GUE MERASA KEHILANGAN JUGA ASAL LO TAU !" ujar Luna ikut berteriak.

"Maaf Dy, gue gak bisa jadi sahabat baik lo, maaf gue gak tau keluh kesah lo," guman Xenata sambil memandang sendu gundukkan tanah di depannya

Semua yang hadir dalam pemakaman Nindy merasakan kesedihan juga. Gadis yang selalu tersenyum kini tak bisa lagi melihat senyumannya.

Dika memeluk Aleta kuat mencoba menguatkan Aleta.

Azka memandang gundukkan tanah itu penuh luka, andai waktu dapat di putar kembali. Munkin Azka akan selalu ada untuk Nindy.

Apa ? waktu dapat di putar kembali ? hanya orang bodoh yang berharap waktu dapat diputar kembali bukan ?! karna sudah jelas jarum jam tidak akan bergerak ke arah kiri, kecuali kau yang memutarnya sendiri.

Bukan cinta beda agama yang berat, tetapi cinta berbeda alam

_____________________

Aleta memasuki kamar Nindy, baru pertama kali ini dia sudi mengijakkan kaki dikamar Nindy. Aleta menitikkan air matanya, Aleta menelisik isi kamar Nindy.

Kamar yang sunyi tanpa kehidupan lagi, tanpa ada senyum lagi, dan tanpa ada ucapan yang menyambut Aleta dan Dika dikala pagi.

Dasar anak pembawa sial !!

Saya tunggu anda angkat kaki dari rumah saya !!

Saya dan suami saya tidak membutuhkan anda disini !

"Orang seperti anda tidak pantas dikeluarga saya !!!"

"Masakan kamu ? pasti kamu masukin sesuatu nanti di dalamnya !. Senengkan kamu melihat saya sakit kaya gini ?!"

"Nindy gak hamil mah,"

"Anindya, nama yang jelek !! Avariella ? nama yang buruk seperti sikapnya. Dan  Mahardika tidak pantas kamu pakai ! kamu tahu ? Bi Sari yang memberi nama itu. Jika bukan karna Bi Sari, saya sudah buang kamu dasar anak pembawa sial !! kenapa kamu tidak mati saja ?!"

Kata-kata kasar yang di lontarkan kepada Nindy berputar di telinga Aleta. "Maafin Mamah sayang, Mamah bodoh telah menyianyiakan kamu" ucap Aleta dengan tangis begitu pilu

Dika menghampiri Aleta yang menangis, mengusap menenangkan Aleta." Kita doakan Nindy semoga dia tenang, dia sudah tidak merasa kesakitan lagi," tucap Dika mencoba menenangkan Aleta.

Bi Sari yang melihat Orang tua Nindy menyesal atas perbuataannya kepad Nindy kala itu tersenyum tipis dengan air mata yang berliang.

"Lihat Non, mereka merasa kehilangan. Non Nindy yang tenang di sana ya Non, Bi Sari juga sayang Non Nindy" lirih Bi Sari


SELESAI !!.

__________________________

Akhirnya selesai juga:)
Aku bakal buat cerita ke-2 berjudul 'OUTLAWS' tunggu infonya aja oke:).
Jangan pada bosen dengan cerita penuh alur gak nyambung heehehe

ANINDYA [ TELAH TERBIT  ]Where stories live. Discover now