3. Aneh

53 23 15
                                    

Haera menuruni tangga menuju ruang makan. Ia sempat berpikir apakah ayahnya dan ibunya akan menghujaninya pertanyaan atau tidak. 

"Gapapa. Gue pasti bisa." ujar Haera menepuk-nepuk pipinya

Haera pun tersenyum hangat saat kedua orang tuanya menyambutnya dengan senyuman.

"Morning mah, pah." ucap Haera.

"Morning kak, abang sama adek belum turun juga nih." ucap Irene sembari mengoleskan selai coklat untuk sarapan Haera.

"Kamu semalem pulang jam berapa? Papa sama mamah pulang jam 1, ternyata kamu dah tidur." ucap Suho.

"Oh ya? Aku pulang jam 11 kemaren, makasih ma." ucap Haera yang menerima roti yang disiapkan ibunya.

"Sini cepetan." panggil suho pada anak terakhirnya itu, David.

David pun duduk di samping Haera dengan seragam khas SMPnya yang sudah rapi beserta buku persiapan UN ditangannya.

"Dek, bukunya disimpan dulu, ntar kotor." tegur Irene pada David.

"Iyaaa mamaku sayaang." ucap David menyimpan bukunya lalu mengambil susu yang dibuat oleh asisten di rumahnya.

"Abang mana?" tanya Haera.

"Masih tidur. Semalem begadang ngurus tugas." jawab David.

Haera hanya mengangguk-ngangguk.

"Mah, pah, Haera pergi yaa..." ucap Haera.

"Tumben pagi banget." ucap Irene.

"Emmm... itu ada piket." ucap Haera.

Irene hanya mengangguk. Haera memang ada piket namun ia tak pernah mengerjakan piket kelasnya. Dan ini hanya alibinya saja agar ayahnya tidak menanyainya lebih lanjut kemana mereka semalam.

*****

Sementara itu Jaemin sudah melajukan motornya karena pagi ini atmosfer rumahnya sedang tidak baik.

Semalam ia dimarahi habis-habisan bahkan ayahnya mengancam akan mengambil tindakan untuk Nara.

Sesampainya di kelas ia langsung menenggelamkan wajahnya di lengan yang bertumpu di mejanya. Ia cukup frustasi kali ini.

Memikirkan hubungannya dengan Nara yang tak mendapat restu membuatnya frustasi. Nara adalah tipenya, perempuan kuat, perempuan yang tak lemah jika dipandang remeh, Jaemin tidak memanfaatkan Nara sebagai tempat menuangkan nafsunya, ia cinta pada Nara.

Jaemin mengacak rambutnya frustasi.

"AAAKHHH."

Mereka berdua sama-sama terkejut. Haera yang ingin menuju ke arah kursinya berhenti karena kaget Jaemin tiba-tiba berteriak.

Namun tak lama Haera langsung mendudukkan dirinya di bangkunya seolah tidak terjadi apa-apa.

Tak lama Jaemin bangkit lalu meraih lengan Haera.

"Lo kemarin kenapa bisa bareng yang lain?" tanya Jaemin menatap Haera tajam.

Namun Haera tak gentar.

"Kemaren orangtua pada ngumpul. Trus, mereka bahas sesuatu. Dan kita pen nyelamatin lo dari itu." ucap Haera.

"Aku bisa membuatmu jatuh cin-- aw aw aw aw.... masih pagi dah pegang-pegang." ucap Haechan yang baru saja tiba disusul dengan Renjun, Jeno dan Mark memasuki kelas.

"Mantep, malem zina, pagi zina. Emg zina paling poll." ucap Renjun mendudukkan dirinya di kursinya.

Sementara Haera langsung menepis tangan Jaemin dari lengannya.

With You | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang