Selamat membaca 🥕🥕🥕
"Bahagia bukan milik dia yg hebat dalam segalanya, tapi dia yg mampu bersyukur pada segala hal dalam hidupnya. Kalau hal kecil saja tak bisa disyukuri, bagaimana bisa kebahagiaan diri bisa menghampiri."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."HEI! KESINI KAU!" teriak seorang guru berkumis tebal dengan kopiah hitam di kepala serta penghapus papan tulis yang ia acungkan.
"Gamau! Bapak galak kek badak cap kaki kuda!"
Dengan dasi abu-abu yang terikat di kepala, gadis itu terus berlari menghindari sang guru hingga menabrak semua objek yang menghalangi jalannya.
"JANGAN KE SINI! LANTAINYA BARU GUE PEL!"
"Yah, terlanjur! Lo ngomongnya kelamaan."
"STARLA!!!"
Yap! Namanya Starla Keina Fazwa. Gadis bermata sipit dengan pipi bulat yang sering dibilang mirip bakpao itu adalah satu-satunya siswi di SMA Galakti Nusantara yang bikin para guru pusing akan tingkahnya.
Starla punya julukan tersendiri yang sudah dikenal hampir semua warga sekolah. Yaitu, The Queen Of Remedi alias Ratu Remedi yang selalu dapat nilai merah saat ulangan maupun praktek. Walaupun dengan adanya julukan itu Starla jadi dicap sebagai murid paling malas di sekolah, tapi sisi baiknya adalah namanya jadi populer mulai dari adik hingga kakak kelas.
Starla berhenti berlari saat dirasa sudah tak ada lagi yang mengejar. Ia menunduk, memandang jam di tangannya yang menunjukkan pukul sepuluh kurang lima belas menit.
"Ngantin aja la-ADUH!" Starla memekik seraya mengusap telinga kanannya yang terasa panas.
"Starla! Ke ruang BK sekarang!"
Memanyunkan bibirnya sebal. Seingatnya, yang tadi mengejarnya itu Pak Juntak. Tapi kenapa sekarang malah Bu Banu yang menghukumnya? Starla punya firasat, guru dengan sanggul membahana itu pasti memiliki dendam tersembunyi padanya. Yakin, deh.
"Berhenti ngedumel! Gak ada capeknya buat ulah kamu ini, Starla!" Bu Banu mendaratkan rotan di tangannya ke lengan Starla hingga membuat gadis itu mengaduh keras.
"Besok suruh orang tuamu datang ke sekolah lagi dan temui saya serta kepala sekolah," lanjutnya.
"Iya, Bu."
****
"Biologi merah, sejarah merah, Indonesia merah, fisika juga merah! Sebenernya kamu ini di rumah kerjaannya apa?! Nilai penuh sama merah semua!" geram Bu Ami menatap Starla galak.
Menghela napas panjang. Hari ini Starla benar-benar kurang beruntung. Tadi, tepat saat keluar dari ruang BK, Starla langsung ditarik oleh wali kelasnya dan dimarahi habis-habisan setelah banyak guru melaporkan nilai pelajarannya yang anjlok.
"Kalau begini terus, bisa-bisa gak naik kelas kamu. Mau?!"
"Kapasitas otak saya cukupnya segitu, Bu."
"Ngejawab terus!"
"Kan, ibu nanya."
"Starla!"
"Hadir!" seru Starla mengangkat tangannya.
Memijit keningnya frustasi, Bu Ami mendudukkan dirinya di kursi dan menarik tas jinjing yang ada di atas meja. Ia mengambil ponsel, melirik Starla sebentar, lalu menempelkan benda pipih persegi panjang itu ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Angkasa! [COMPLETED]
Teen Fiction"GUE SUMPAHIN LO SUKA SAMA GUE!" "Mimpi." __________________________________ Angkasa cuek, Starla hiperaktif. Angkasa tenang, Starla heboh. Angkasa realistis, Starla dramatis. Angkasa benci direpotkan, Starla hobi merepotkan. Bagi Angkasa, hidupnya...