05 - ANGKASA MURKA

61.9K 5.3K 144
                                    

Selamat Membaca 🥕🥕🥕

"Kasih sayang itu memperjuangkan selagi ada kesempatan. Bukan memohon saat semuanya sudah terlambat."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Keren!"

Suara penuh kekaguman yang pertama kali terdengar itu adalah suara Alden, diikuti pekikan histeris dari para siswi yang membuat keadaan langsung berubah setelah tadi keheningan mendadak menyelimuti mereka.

"Wah, gila! Kembaran lo nyalinya emang patut diacungi jempol, Ka!" puji Dion.

Menatap sang kembaran yang masih berdiri di atas bangku dengan kertas bertuliskan 'Angkasa nikahi aku', Azka memijit pelipisnya sendiri. Ternyata, ini ya yang juga Starla rasakan setiap kali dirinya bertingkah konyol di depan umum? Benar-benar memalukan.

Sementara itu, sang pelaku tengah asik mengamati sekeliling dan berhenti pada sosok Angkasa yang menatapnya tajam. Kalau tatapan bisa membunuh, mungkin sekarang Starla sudah tergeletak tak berdaya.

Biarpun begitu, hari ini Starla benar-benar terhibur dengan raut wajah Angkasa. Terlihat sangar, tapi juga mempesona di saat yang bersamaan. Kalau saja cowok itu humoris atau paling tidak sedikit lebih hangat, bisa dipastikan Starla juga akan mendambakannya seperti para gadis di luar sana.

"Dari sekian banyaknya cewek yang nembak lo, baru kali ini doang cara nembaknya ajaib. Berani banget anjir!"

Dito tertawa renyah sembari melirik Angkasa yang tengah berdecak. Jujur saja, Dito berencana memotret ekspresi kesal sahabatnya yang sangat langka itu. Tapi ponselnya entah ada dimana sekarang. Bukan apa-apa, Angkasa memang sering kesal, tapi ini pertama kalinya dia berekspresi dengan terang-terangan, dan tentu saja harusnya Dito memotretnya untuk dijadikan kenang-kenangan.

"Starla bukan kaleng-kaleng!" seru Alden mengacungkan dua jempolnya ke depan.

Starla mengibaskan rambutnya ala iklan shampo lengkap dengan senyum bangganya. "Iya, dong!"

Angkasa menatap tak suka ke arah Starla. Baginya, gadis itu sangat menganggu dan menyebalkan. Selalu berbuat semaunya tanpa pikir panjang. Dan sialnya, semua itu selalu berujung hal-hal merepotkan untuknya. Angkasa ingin menghindar. Tapi sekali lagi, perempuan dan kata merepotkan memang tak bisa dipisahkan, sulit. Dan akan menjadi mustahil saat menyangkut dengan Starla Keina Fazwa.

"Udah, bocil! Turun lo! Ntar kalo udah jatuh gue juga yang kena getahnya. Turun!" perintah Azka. Namun Starla mengabaikannya dan malah menatap Angkasa lekat.

"Angkasa, gue suka sama lo! Mau gak jadi pacar gue?"

Rasanya, detik itu juga keadaan di sekitar langsung membeku tanpa ada suara apapun.

"--Tapi boong! Lo kena prank! HAHAHA!"

Starla terbahak-bahak, dan para penonton membulatkan matanya dengan mulut menganga. Hari ini, sudah dua kali Starla membuat mereka kehabisan kata-kata saking takjubnya.

Tangannya mengepal. Angkasa berjalan menghampiri Starla yang masih terbahak di atas bangku.

Dengan mata berkilat marah, Angkasa meletakkan kedua tangannya di pinggang Starla membuat gadis itu menundukkan kepala. Tapi Angkasa tak memberinya kesempatan untuk bicara. Ia langsung mengangkat tubuh Starla dari atas bangku dan menariknya menjauhi area kantin.

"ANGKASA APAAN, SIH?!" protes Starla.

Seakan tuli, Angkasa terus berjalan tanpa mengindahkan segala makian di belakangnya. Saat ini Angkasa benar-benar kesal. Ia paling tak suka saat ada orang yang mempermainkannya atau menganggapnya sebagai lelucon. Dan Starla melakukan hal itu.

Hai, Angkasa! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang