by sirhayani
part of zhkansas
...
Materi pelajaran Komputer kali ini dilaksanakan di dalam kelas. Pak Nugroho sedang serius menulis sambil menjelaskan materi di papan tulis. Nata yang berada di barisan tengah sejak tadi gelisah karena untuk pertama kalinya Arjuna tertidur di dalam kelas.
Tidur Arjuna sangat lelap sampai Nata bingung bagaimana lagi cara untuk membangunkannya. Untung saja bangku Arjuna berada paling ujung dekat dinding. Akan tetapi, Nata masih khawatir. Meski Pak Nugroho tidak terkenal galak, tetap saja melihat Arjuna tertidur saat pelajaran berlangsung pasti dia juga akan kena getahnya.
Nata mencolek pipi Arjuna tak sadar. "Hiiih, geli gue," gumamnya.
"Bangun, woi. Anjir. Dari Pak Nugroho masuk lo udah tidur. Buseeet," katanya dengan suara pelan. Pandangannya sesekali melihat ke arah Pak Nugroho yang masih membelakangi siswa-siswi.
Dalam keadaan tak sepenuhnya sadar, Arjuna membuka pejaman matanya dan menghela napas panjang. Sejak tadi suara Pak Nugroho terdengar samar-samar. Dia seperti sedang bermimpi.
Hari-hari Arjuna semakin terasa singkat, baginya. Dia banyak menghabiskan waktu untuk tidur. Namun, ketiga bangun bukannya segar, justru sebaliknya.
Arjuna tak perlu heran. Sebenarnya dia pun sadar itu. Berlebihan tidur bukan hal baik. Yang ada dia akan makin lemas seperti apa yang dia rasakan belakangan ini.
Bel berbunyi tanda pulang. Arjuna belum mengangkat kepalanya dari atas meja saat Pak Nugroho berdeham.
"Arjuna, saya tahu dari tadi kamu tidur," kata Pak Nugroho sambil membereskan barang-barangnya ke dalam tas. Arjuna sontak menegakkan punggung. "Nata, kenapa kamu nggak bangunin temen kamu?"
Nata cengengesan. "Nah, kan," gumamnya pelan. "Anu, Pak. Arjuna kecapekan...."
"Kalau capek nggak usah masuk sekolah," kata Pak Nugroho sambil berdiri.
"Maaf, Pak. Lain kali saya nggak akan ulangi lagi," kata Arjuna sesaat sebelum ketua kelas memberi aba-aba salam kepada yang lain.
Nata berdiri dan langsung memukul lengan Arjuna bagai samsak. "Tidur teruuus. Lo sok sibuk banget, sih. Ya, wajar sih. Lo jarang banget di kosan. Sampai kadang ninggalin gue tanpa pamit," lanjut Nata sampai membuat Arjuna bingung.
"Fitnah lo." Arjuna berdiri mengambil tasnya sambil menunggu Nata bergeser keluar dari tempat duduknya. "Jarang di kos apanya."
"Fitnah gimana?" Nata keluar dari antara meja dan bangku. Keduanya keluar dari kelas sambil terus bercerita tanpa peduli teman-temannya ikut menguping. "Lo selalu keluyuran! Di hari-hari tertentu lo pasti lambat pulang sekolah atau cepat-cepat pergi dari sekolah padahal ada jadwal mengajar murid-murid di klub Matematika."
Arjuna berhenti di depan kelas dekat ambang pintu. "Sejak kapan gue bilang ngajar klub matematika?"
Nata ikut berhenti di dekat Arjuna dan pura-pura terkejut. "What! Nanya gue lo? Nanya ke diri sendiri, gih. Sejak duluuu kali. Udah beberapa bulan yang lalu."
"Gue nggak pernah ngomong gitu...."
"Anjir. Nggak mungkin gue ngobrol sama hantu, kan? Masa iya gue mimpi?"
"Lagian lo ngaco. Mana pernah gue ngajar," kata Arjuna tak terima. Segala pernyataan Nata semakin membuatnya tak habis pikir.
Sebenarnya, apa yang terjadi kepada dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over: Losing Control
Teen Fiction[3] TERBIT 📖 - "Gue kangen dengan sosok lo di luar sekolah." Clara menunduk, tersenyum kecil. Lalu ditolehkannya kepalanya kembali kepada Arjuna. "Kenapa lo nggak jadi diri lo sendiri aja, Jun? Kenapa lo harus selalu terlihat berbeda?" Arjuna diam...