Only We Know-

1.6K 224 28
                                    

Jaemin masih Duduk di bangku baris ke empat pada ruangan besar setelah menjadi wakil menghadiri Seminar Tentang Nyeri Kepala Bersama Profesor Spesialis Neurologi di lantai 8 rumah sakit.

Semua sudah lenggang. Dokter dokter lain sudah balik ke ruangannya masing masing. Jaemin enggan walau diajak Renjun duluan tadi yang juga mengikuti seminar.

Melayangkan tatapan pada langit langit ruangan. Pikiran Jaemin berkelana kemana mana. Pusing luar biasa.

Ahh— semua penuh dengan gemuruh rasa tetang Mark. Bukan Jaemin setega itu tidak mendengarkan penjelasan. Tapi rasanya percuma saja ia memberi kesempatan kalau Mark tidak akan merubah kelakuan.

Melihat notes yang ada Jaemin membaca pelan mengenai Migrain yang berupa Nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam, dengan minimal 10 kali serangan diantara serangan tidak ada nyeri kepala, sifatnya mendenyut dan diperberat oleh kegiatan fisik. Dengan salah satu pencegahan dari Migrain itu sendiri adalah Mencari tahu penyebab nyeri kepala dan menghindarinya.

Menggaris bawahi kata menghindarinya. Jaemin terkekeh geli— Mana mungkin ia bisa.

Ponsel itu berdering disamping tangan. Kemudian Jaemin angkat tanpa perhitungan.

"Yaa?" Tanya Jaemin kemudian.

"Yaa Grandpa, Jaemin datang— iya iya— hmm?"

"Jaemin datang sama Mark kok"

Begitu sedikit percakapan antara Jaemin dengan Grandpa nya mengenai Gala dinner besar perusahaan keluarga Na yang diadakan rutin setiap tahun.

4 tahun yang sudah berlalu, Jaemin membawa Mark bersamanya. Hadir mengenalkan ke kedua orang tuanya kakek Neneknya bahwa Mark adalah pendampingnya. Keluarganya senang bukan kepalang. Karena Mark merupakan cucu dari Kolega sang Paman. Dari keluarga baik dan terpandang.

Hell no

Memijit pelipisnya perlahan. Jaemin menggeram kemudian.

"Ughhh— headache"

"Naa—" menoleh kearah Sumber suara yang memanggilnya. Jaemin mendapati Renjun yang tadi pamit duluan balik lagi melihatnya.

"Apa?"

"Ayo makan bareng anak anak dibawah—"

Kemudian mengangguk sebagai Jawaban. Jaemin mengikuti sahabatnya turun ke kantin guna makan siang.

"Nanaa— lama gak ketemu" teriak Eric senang menyuruh Jaemin duduk didekatnya. Seraya menyodorkan Toast coklat makan siang.

Menyomot pelan roti itu Jaemin angguk angguk mengatakan kalau ini enak.

"Lama gak main— nanti jalan yuk!" Semangat Eric. Padahal baru 2 minggu belakang mereka jajan bareng. Biasa hobinya emang jalan jalan.

"Ujian ric" Tolak halus Jaemin.

Eric menampilkan wajah pura pura sedih— sebenarnya sudah tau duluan "Yahhh—"

"Belajar bareng aja gimana!!" Kata Renjun usul akhirnya.

"Kita beda stase—" Eric sedikit protes kali ini, pasalnya nanti pembahasan mereka tidak akan ada titik temu. Padahal Eric selalu belajar bareng Sunwoo walau beda stase!! Itu Pengecualian.

"Kalian datang ke gala dinner kan?" Tanya Jaemin akhirnya.

"Nah itu yang gue mau tanya sekarang—"

"Kenapa—" potong Jaemin pada kata kata yang belum usai Renjun lontarkan.

"Minggu depan gue Ujian dohhh—"

Medical Top TeamWo Geschichten leben. Entdecke jetzt