Elemen dan Boros Kata

169 16 0
                                    

Elemen-elemen dalam novel dan Pemborosan kata

• • •


Pembahasan mengenai elemen-elemen dalam novel.

1. Elemen pertama yaitu Genre, yang harus ditentukan oleh penulis sebelum memulai kerja menulis.

2. Elemen kedua adalah Ide, yang awalnya dapat berupa apa saja. ide harus kuat dan menarik yang bisa memunculkan konflik seru.

Ide sendiri dapat ditemukan dengan berbagai cara. Kita bisa memulai dari tema, karakter, setting, dengan mendaur ulang ide (penulis mencontohkan Percy Jackson yang mengadopsi mitologi Yunani), dengan memulai dari sebuah ending, lalu menelusuri awal mulanya, menguraikan hal favorit kita, bermain kata acak, mempertanyakan sesuatu dengan ‘seandainya’, mencuri ide dari musik atau kisah nyata orang lain, pengalaman pribadi, dan menulis dari yang kita paling tahu. Yang terpenting, tuliskan saja ide yang bermunculan itu.

3. Elemen ketiga yakni Karakter. Memulai sebuah tulisan fiksi dapat kita mulai dengan memikirkan sebuah karakter. Temukan segala sesuatu tentang karakter itu, di mana dia tinggal, apa statusnya, bagaimana hubungannya dengan orang-orang, apa cita-citanya, dan seribu satu pertanyaan lain yang bisa menjadi kunci untuk membuka ide-ide lain. Ketika mereka datang menyerbu kepalamu, siapkan alat tulis untuk mengikat mereka.

Winna Efendi menyarankan agar kita fokus pada karakter utama dengan tidak bertele-tele ketika menjabarkan karakter pendukung. Buat setiap karakter manusiawi, tak hanya hitam atau putih saja. kembangkan karakter yang telah kita buat sedalam-dalamnya. Itu yang bisa membuat pembaca terkesan dengan karakter yang kuat.

4. Narasi dan POV menjadi elemen keempat. Narasi berkaitan erat dengan sudut pandang cerita atau POV. Untuk menentukan POV yang paling sesuai, kita disarankan menulis sebuah adegan dengan 3 POV, orang pertama, orang kedua dan orang ketiga, lalu pilih dengan hati nurani, mana yang paling bagus hasilnya.

Untuk novel yang menekankan karakter, POV orang pertama akan lebih cocok, dibandingkan POV orang ketiga yang baik digunakan bagi cerita yang menekankan konflik.

5. Elemen kelima yaitu Plot.
Buat Winna Efendi, plot adalah isi cerita, sedangkan alur adalah bagaimana cerita itu mengalir. Plot ada tiga macam, yaitu awal, tengah dan akhir. Awal cerita haruslah menghentak dan menyita penasaran, yang nanti akan dijelaskan dalam plot di tengah, dengan menyuguhkan konflik dan resolusinya. Untuk mengakhiri cerita, berikan plot akhir yang berkesan dan memuaskan.

Sebelum menulis kita gunakan kerangka plot, yang berfungsi agar proses menulis kita lebih terarah. Untuk masalah pengembangan cerita, karakter, dan lain-lain, bisa dilakukan ketika menulis. Di bagian ini, penulis juga membahas hal yang cukup penting berkaitan dengan plot, seperti penggunaan prolog, dan menciptakan sub-plot yang mendukung cerita.

6. Elemen keenam ialah Setting.
Kita tak perlu takut seandainya ingin menulis tentang Zimbabwe, misalnya, walau belum pernah ke sana. Internet dan buku-buku dapat membantu kita mendapatkan informasi mendetail tentang tempat itu. kita juga dapat menfaatkan foto-foto untuk mendeskipsikan objek dan bahkan mendapat ide baru. Biarkan karakter pergi dan berkembang di luar dari tempat yang kita injak sekarang. Maksimalkan penggunaan keenam indera kita untuk menuliskan berbagai jenis setting, agar apa yang ada di sana terpotret secara sempurna dalam kata-kata.

7. Elemen berikutnya adalah Dialog dan Tata Bahasa. Dialog yang proporsional dengan narasi akan membuat pembaca nyaman membaca karya kita, tetapi jangan lupakan genre apa yang kita tulis. ada genre yang sarat dialog karena pergerakan cerita yang dinamis, ada juga genre cerita yang penuh narasi dengan alur lambat, dengan dramatisasi yang kuat. Pastikan kita dapat menuangkan narasi dan dialog secara seimbang. Dialog, walau hanya satu kata, tak boleh mubazir dan kudu bermakna.

Selain dialog, kita juga harus dapat mengidentifikasikan bahasa untuk novel kita. Baku untuk sastra, dan informal untuk novel di luar genre sastra, misalnya teenlit. Atau dapat juga kita kombinasikan keduanya.

8. Elemen terakhir yaitu Ciri Khas Penulis. Ya, ciri khas adalah sesuatu yang bisa menjabarkan diri kita sebagai penulis. Apa yang harus dilakukan agar segera bertemu ciri khas kita? Terus menulis, sampai kita temukan.

• • •

PEMBOROSAN KATA

Adalah salah satu penyebab kalimat menjadi tidak efektif. Hal ini akan menyebabkan kalimat sulit dipahami. Jika suatu kalimat mengandung kata ganda yang bermakna serupa, pilih salah satu.

Jangan terlalu hanyut dalam mendeskripsikan situasi. Baik perasaan maupun tempat, hingga melupakan alur cerita.

Bagaimana caranya supaya tidak boros kata?

1. Sebuah kalimat, minimal terdiri dari subjek dan predikat. Jangan hilangkan subjek dan jangan mengandung predikat ganda.

Contoh :
❌ Saya mengadakan penelitian perihal literasi
✔ Saya meneliti perihal literasi

2. Periksa jumlah kata di setiap kalimat. Apabila jumlah kata lebih dari dua belas, maka itu adalah kalimat kompleks yang biasanya terdiri dari satu kalimat. Periksalah apakah susunan induk kalimat dan anak kalimat sudah benar.

3. Periksalah apakah ada frase boros di tulisan. Berikut adalah contohnya.

• sejak dari (pilih salah satu)
• agar supaya  (pilih salah satu)
• demi untuk  (pilih salah satu)
• adalah merupakan  (pilih salah satu)
• sarapan pagi (yang namanya sarapan, pasti pagi)
• tujuan daripada  (cukup tulis tujuan)
• mendeskripsikan tentang (tanpa tentang)
• berbagai faktor-faktor (berbagai faktor)
• daftar nama-nama (daftar nama)
• mengadakan penelitian (meneliti)
• dalam rangka untuk (cukup tulis untuk)
• berikhtiar dan berusaha untuk memberikan pengawasan (berusaha mengawasi)
• mempunyai pendapat (berpendapat)
• melakukan pemeriksaan (memeriksa)
• menyatakan persetujuan (menyetujui)
• Apabila …, maka (tanpa maka)
• Walaupun …, namun (tanpa konjungsi namun)
• Berdasarkan …, maka (tanpa maka)
• Karena … sehingga  (pilih salah satu)
• Namun demikian (cukup tulis namun)
• sangat … sekali (pilih salah satu. Contoh : Sangat cantik atau cantik sekali)

Berbagai sumber

Semoga bermanfaat
Sekian, Terima kasih

Materi Kepenulisan Where stories live. Discover now