Materi Onomatope
Onomatope adalah kata atau sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyian dari sumber yang digambarkannya.Penjelasan lain. Onomatope adalah kata-kata yang menimbulkan imajinasi pembaca mampu menyelami cerita yang dikisahkan dalam cerita.
Berikut contoh-contoh dari onomatope.
1. Suara makhluk hidup
Kucing ➡️mengeongBurung ➡️mencericip/berkicau
Babi ➡️menguik
Bebek➡️ meleter
Anjing➡️ menggonggong/mendengking
Serigala➡️ melolong
Sapi➡️ melenguh
Katak ➡️menguak
Ular ➡️mendesis
Kambing ➡️mengembik
Merpati➡️ berdekut
Ayam jantan ➡️berkokok
Ayam betina➡️ berkotek
Anak ayam ➡️menciap
Macan ➡️mengaum
Tikus➡️ mencicit
Kuda ➡️meringkik
Tidur ➡️mendengkur
Berjalan ➡️terhuyung-huyung.
2. Suara benda mati
Meriam ➡️berdentamAngin➡️ berkesiur/mendesau
Papan/kayu➡️ berderak
Bel/lonceng ➡️berdentang
Sendok➡️ berdenting
Air ➡️bergemericik
Pintu ➡️berderit
Gigi ➡️gelemetuk (kedinginan)
Telepon➡️ berdering
Peluru➡️ berdesing
Daun ➡️bergemeresik
Jantung ➡️berdegup
Uang logam➡️ bergemerincing
Petir➡️ menggelegar
Kuda➡️ berderap.
Darah➡️ berdesir/menggelenyar.
Selendang➡️ berkibar.
3. Berdasarkan aktivitas
Minum➡️Gluk, gluk, glukMenginjak kayu/ranting➡️Krak, krak, krak
Jatuh ke dalam air➡️Byur, jebur, plung (jika yang jatuh adalah benda)
Menggunting➡️ Kres, kres, kres
Meninju➡️ Buk, dhuak
Menyobek kertas➡️ Srek, srek
Meledak➡️ Bum!
Jatuh dengan keras➡️Gedebuk! Gedebum!
Barang pecah➡️Prang!
Kaleng teMenemba➡️Klontang!
Menembak ➡️Dor!
Menyeruput➡️ Srup, srup.
Mengayun tongkat➡️Syuut, syuut.
Menumpuk barang➡️Bruk, bruk.
Batuk➡️Uhuk, uhuk.
Bersin➡️ Hatsyi! Hatsyi!
Kunci diputar➡️Klik.
Menusuk dengan pisau➡️Jleb.
Perut keroncongan➡️ Kruk, kruk.
Kain dirobek➡️Breet, breeet.
Menggigit makanan renyah➡️ Kriuuk.
Jam dinding kuno➡️Tik tok.
Ketukan di pintu➡️Tok tok tok.
Sepatu hak tinggi di lantai➡️Tuk tuk tuk.
Air menetes➡️Tes tes tes.
Selain menggunakan onomatope, kalian juga bisa langsung menggunakan narasi.
Contoh:
Suara benda jatuh dari kejauhan mengejutkan Riana yang sedang semedi di kamar mandi, dia ketakutan, bagaimana jika itu maling, lebih baik dia sembunyi saja di kamar mandi sampai besok pagi, blabla.Apakah Onomatope harus menggunakan tanda seru?
Iya.
Mengapa? Karena nyaris keseluruhan bunyi yang digambarkan bersifat nyaring atau keras.
Apakah Onomatope boleh ditulis dalam pembukaan narasi atau kalimat?
Jawabannya, TIDAK.
Mengapa?
Opening onomatope atau bunyi-bunyian yang selalu menjangkiti para penulis pemula. Banyak penulis pemula mengira ketika menggunakan onomatope sebagai pembuka, maka karyanya akan seru, greget, dan wah. Padahal opening seperti itu sudah dipakai ribuan orang dan tidak spesial. Penggunaan onomatope dalam suatu karya sangat tidak dianjurkan karena di Indonesia tidak seperti di Inggris dan Jepang yang memiliki kamus onomatope yang distandarisasikan sehingga anggapan yang ditangkap pembaca akan relatif berbeda-beda dan berpotensi menjerumuskan penulis dianggap aneh oleh pembaca. Contoh onomatope di atas jika tak diikuti dengan narasi selanjutnya akan menimbulkan berbagai tebakan yang berbeda, bukan hanya kicauan burung namun dapat juga diartikan sebagai suara decitan dari kendaraan yang merem mendadak. (101 Dosa Penulis Pemula, Isa Alamsyah, 2014)
Tentu setiap daerah dan negara memiliki onomatope yang berbeda.Jika para super hero komik Marvel meninju digambarkan dengan kata 'pow' atau 'bamm', maka di Indonesia akan menggunakan kata 'buk' atau 'zap'. Juga gambaran sebuah ledakan pistol, jika di Amerika menggunakan kata 'bang' maka di Indonesia 'dor!'.
Selain itu, onomatope dengan bahasa daerah juga lebih beragam. Misal suara ayam jago yang banyak dikenal adalah 'kukuruyuk', sedangkan bagi orang Sunda suara ayam jago disebut 'kongkorongok' dengan nada yang sama.
Memang, menggunakan Onomatope seakan menambah kesan 'hidup' pada tulisan yang kita buat. Namun, sayangnya kadang ada beberapa tiruan bunyi yang disajikan secara salah.
Dering telepon misalnya. Jika kisaran 15 tahun lalu bunyi telepon masih 'kring, kring', maka saat ini sudah tidak terlalu relevan karena kebanyakan dering telepon sudah berganti menjadi musik atau lagu kesukaan yang mengalun lengkap dengan suara vokal penyanyinya, juga bisa berupa suara orang tertawa, tangisan bayi, bahkan kicau burung.
Demi memperkaya tulisan, kita memang perlu kreatif untuk menciptakan onomatope tertentu, tapi ketika kita diperhadapkan dengan bunyi yang sulit dikatakan, maka gambarkan saja dengan kalimat. Oleh karena itu, penulis perlu memiliki keterampilan dalam memilih dan memilah diksi.
Di Indonesia sendiri, hanya sedikit para penulis yang aktif menggunakan Onomatope, bahkan makin dihindari karena dianggap mengurangi 'feel' dalam sebuah cerita. Namun, sah-sah saja jika masih ingin menggunakannya.
Akan lebih baik dan lebih efektif jika suatu gerak, atau bunyi digambarkan dengan kalimat.
Misal :
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara ketukan pintu.Lebih baik dinarasikan seperti ini :
Terdengar ketukan tiga kali, aku berjalan gontai lalu memutar gagang pintu.
Maksudnya sama, pesannya tetap tersampaikan. Semakin minim seorang penulis menggunakan onomatope, maka semakin baik kualitas pengembangan diksinya.
*disadur dari berbagai sumber.
![](https://img.wattpad.com/cover/246638005-288-k334344.jpg)
YOU ARE READING
Materi Kepenulisan
Non-FictionTanggal 01 Maret 2021 Rank #1 - Berbagi Ilmu Materi ini kudapatkan dari berbagai sumber. Bisa dari narasumbernya langsung atau mengikuti grup kepenulisan. Lapak ini dibuat untuk berbagi tanpa berniat menggurui hanya ingin berbagi dan memperbanyak re...