RACHEL NOVICA SANJAYA

55.8K 5.2K 504
                                    

"Icaaa. Ayo bangun, ntar telat loh" Teriakan seorang bunda dari dapur yang berhasil membuat Ica terbangun dari mimpi indahnya.

"Iya bund. Ini Ica udah bangun." Jawab Ica dengan malas dan mulai melangkah menuju kamar mandi.

Gadis dengan rambut coklat panjang dan sedikit curly kerap disapa Ica ini, lahir dari keluarga kaya raya dan penuh kasih sayang. Ia memiliki kepribadian ceria dan sederhana.
Masuk sekolah SMA Angkasa adalah impiannya sejak SMP. Ica adalah tipikal perempuan yang tidak pelit dan renah hati, namun kebanyakan temannya seringkali memanfaatkan kebaikannya. Tak mengapa ia selalu menjadi korban Bully saat SMP, dan berharap tidak lagi merasakan hal yang sama saat SMA.

"Bund. Ica berangkat dulu, bekalnya Ica bawa yaa. Dah Bunda." Teriak Ica sembari melangkahkan kaki keluar rumah.

"Hati-hati dijalan nak. Sukses di sekolah barunya" suara Bunda yang hampir tidak terdengar lagi oleh Ica yang sudah beranjak keluar dari rumah.

"Pak sesuai titik yaa." Isi chat Ica yang dikirimkan kepada ojol.

"Rachel ya? SMA Angkasa?" Tanya seorang Bapak yang memakai jaket hijau logo dari salah satu aplikasi ojek online.

"Iya pak" jawab Ica sambil tersenyum.

Baru saja Ica menginjakan kaki di gerbang sekolah, bel masuk sudah berbunyi.
Hari ini waktunya pengenalan lingkungan sekolah yang dibimbing oleh para guru dan anggota osis.

"Pokoknya harus dapet temen yang sefrekuensi" tutur Ica dalam hati saat memasuki ruangan kelas.

"Hai. Kenalin gua Nathasya, panggil aja Tasya" sapa seorang perempuan kepada Ica

"Eh hai. Gua Rachel Novica panggil aja Ica."
Balas Ica dengan senyum manis.

"Oke, kita temenan sekarang" kata Nathasya sambil menyodorkan tangan dengan niat salaman.

"Oke sip. Ntar istirahat makan bareng. Lu bawa bekal ga?" Tanya Ica.

"Ga. Ntar gua belanja di kantin" lanjut Nathasya.

"Baik adik-adik, sekarang kalian boleh bentuk kelompok 3-5 orang dan boleh gabung cewek cowok." Kata seorang cowok yang memakai name tag "ketua osis"

"Boleh gabung ga?" Tanya seorang perempuan berkacamata sambil memutar pena.

"Ga terima orang yang punya muka sombong kek lu" cerocos Nathasya yang membuat perempuan itu membulatkan matanya.

"Becanda doang dia mah. Boleh gabung kok. Btw, Nama lu siapa?" Tanya Ica sambil memberikan kursi untuk teman barunya.

"Mulut lu sadis juga ya. fix kita harus temenan. Nama gua Audi." Katanya sambil tersenyum lebar kepada Ica dan Tasya.

"Gua Tasya"
"Gua Ica"

"Oke. Tasya Ica gua cap jadi temen gua sekarang." Kata Audi.

Waktu menunjukan pukul 09.00 yang berarti para siswa baru boleh istirahat 30 menit.

"Au, lu bawa bekal ga?" Tanya Ica sembari mengeluarkan kotak bekal berisi nasi goreng buatan bundanya.

"Gua bukan tipikal siswa yang bawa bekal Ca, soalnya Mami gua ga nyiapin sarapan. Jadi bawa Jajan doang." Jawab Audi sambil menunjukan kumpulan pahlawan merah yang ada di dompetnya.

"Anak orang kaya nih. Traktir gua ntar, ga mau tau." Kata Tasya yang juga memamerkan isi dompetnya yang tak kalah jumlahnya.

"Dasar yaa kalian. Gua temenan sama orang kaya semua yaaa." Kata Ica sambil tersenyum kagum kepada dua teman barunya.

"Udah ah, ayo ke kantin. Ica bekal lu bawa aja, gua pengen nyobain" Kata Audi yang beranjak keluar kelas.

"Tasya tolong bawain dong, gua ke toilet dulu. Tungguin gua di kantin." Kata Ica sambil menyodorkan kotak bekalnya dan melangkahkan kaki menuju toilet.

"Gua mo bakso deh. Lu mo pesen apa Au?" Tanya Tasya yang memegang daftar menu.

"Samain aja kek lu. Btw, kok ada kakak kelas yang bukan anggota osis datang pas masa pengenalan ya?" Tanya Audi yang sedari tadi bingung.

"Ga usah pusingin, mo mereka ada atau ga. Ga ngaruh." Balas Tasya dengan santai.

"Iya sih. Eh Ica kelupaan woi." Kata Audi yang sadar Ica belum menampakan diri di kantin."

"Dia tau arah ke kantin, santai aja." Kata Tasya yang terlalu santai.

"Arah kantin kiri kan?" Tanya Ica dalam hati.

*BUGHHH
Gadis itu merasa kalau ia menabrak sesuatu, dan ternyata benar. Ia menabrak punggung seorang cowok ganteng dengan tinggi sekitar 180-an.

"Maaf kak, aku kurang fokus." Ica meminta maaf sambil membungkukan badan, tetapi cowok itu menatapnya dalam dengan tatapan sulit diartikan.

"Maaf kak, aku buru-buru" sekali lagi Ica membungkukan badan lalu melangkahkan kaki menuju kantin dengan pandangan kebawah.

---

JANGAN LUPA VOTES YAA. SUPAYA GUA SEMANGAT NULISNYA:)

TAG TEMEN KALIAN SUPAYA MEREKA IKUTAN BACA.

OKE. SEE U IN THE NEXT PART:)

Badboy For A Simple Girl (SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang