ICE BOY

40.8K 4.3K 1K
                                    

Setelah mendengar pertanyaan Ica, bibi segera duduk disebelah Ica dan mulai menceritakan kisah keluarga Nathan.

"Jadi, mama den Nathan itu udah meninggal
karna kecelakaan pas den Nathan masih kecil. Terus papanya nikah lagi, dan sekarang lagi di luar negeri sama istri barunya." Ungkap bibi kepada Ica yang serius mendengarkan.

"Terus papa Ka Nathan balik berapa bulan sekali bi?" Tanya Ica penasaran.

"6 Bulan sekali non. Makanya den Nathan udah biasa kalau sendiri." Jelas Bibi.

"Makanan kesukaan Ka Nathan apa bi?" Tanya Ica.

"Nasi goreng, bubur ayam, sama rendang non." Jawab bibi.

"Oalah oke deh bi. Makasi yaa bi udah cerita."
Ucap Ica dengan senyum manis khasnya.

"Cuma itu yang bisa bibi jelasin, mumpung masih sore, non mandi aja dulu.non pake hoodie den Nathan dulu." Jelas bibi yang berdiri dan melanjutkan kegiatannya.

"Oke deh bi."

"Pantesan orangnya dingin, trus cuek. Ternyata ada alasannya yaa." Ucap Ica sambil berjalan menuju taman belakang.

...

"Ka Nathan. Ica mo mandi, boleh pinjem hoodie lu ga?" Tanya Ica dengan senyum manis.

"Ntar gua anterin ke kamar. Gua ngasih makan anjing gua dulu." Ucap Nathan yang terlihat sibuk dengan anjingnya.

"Oke kak. Makasih."

...

Bernyanyi di kamar mandi adalah kebiasaan Ica, berasa menjadi penyanyi internasional.

*tok tok tok

Ica kaget mendengar suara pintu kamar yang terbuka menandakan ada seseorang yang masuk kedalam kamar tersebut.

"Ica, lu lupa bawa handuk ya?" Tanya Nathan didepan kamar mandi.

"Aduh goblok banget si lu Ica. Masa handuk lupa. Gimana siii." Ica melihat sekelilingnya lalu berbicara dalam hati sambil menepuk jidat.

"Emm, I-iya kak. Gua lupa. Boleh minta tolong ambilin ga?" Tanya Ica memejamkan mata karena malu.

"Nih." Ucap Nathan singkat.

Ica membuka pintu dengan sedikit celah dan mengeluarkan tangannya untuk mengambil handuk.
Saat Ica menggapai handuk tersebut, Nathan menahan untuk memberikannya.

"Ntar makan bareng gua." Ucap Nathan singkat.

"Ta-tapi gua belom ijin ke bunda kak." Jawab Ica.

"Nanti gua yang ijin ke bunda lu." Ucap Nathan melepas handuk dan beranjak pergi.

...

Setelah selesai Ica kembali bernyanyi, Ia beranjak keluar dari kamar mandi.

"LOH. KA NATHAN?! NGAPAIN DISITU?" Ucap Ica sedikit teriak karena terkejut melihat Nathan yang sedang rebahan diatas tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

"Eits, inget ini rumah gua, kamar gua. Lagian gua ga bakal mesumin lu." Ucap Nathan yang masih memainkan ponselnya dan mengabaikan Ica.

"Bu-bukan gitu kak. masalahnya gua mau ganti baju dulu. Kan masih banyak kamar di rumah ini." Jawab Ica tegas.

"Gua disini mau minta nomor nyokap lu bego. Katanya tadi belom ijin kan? Yaudah gua otak-atik hp lu tapi ga bisa. Pake pin apa si hp lu?" Kata Nathan sambil memegang ponsel milik Ica.

"Loh, kak balikin ga hp gua!!!" Ucap Ica sambil merebut ponsel miliknya ditangan Nathan yang sedang rebahan.

"Bahaya kalo dia liat chat group sama Au, Tasya. Mana bahan gibah tiap hari itu ka Nathan lagi." Ucap Ica dalam hati.

Saat hendak merampas ponselnya, tiba-tiba kaki Ica tersandung dikaki ranjang yang ada di depannya. Hal itu membuatnya jatuh tengkurap diatas tubuh Nathan. Ica merasa ingin meninggal saja saat itu. Pipi Ica memerah saat wajahnya dengan wajah Nathan hanya berjarak 30cm. Keduanya terdiam dan memandang satu sama lain.

"Eh, ma-maaf kak." Ica berusaha keluar dari ketegangan yang saat itu dan berusaha bangun dari atas tubuh Nathan.

Namun, Nathan menahannya. Ia menarik lengan Ica yang hendak berusaha bangun.

"Bilang sama gua kalau lu ga bakal jatuh cinta sama orang lain!" Kata Nathan menatap Ica dalam dengan jarak wajah keduanya hanya 30cm.

Mendengar hal tersebut Ica terkejut tetapi berusaha tenang walaupun pipinya semakin memerah layaknya kepiting rebus.

"I-iya kak, janji." 3 kata yang diucapkan Ica yang memiliki arti, iyain aja dulu biar bisa bebas dari situasi ini.

"Good girl." Nathan melepaskan genggamannya dari kedua lengan Ica.

Ica berusaha bangun dari posisi tengkurap dan melangkah mundur karena gugup.

"Kak boleh keluar du...

Belum selesai Ica berbicara, Nathan langsung bangun dan melangkahkan kaki keluar kamar.
Saat hendak keluar, Nathan berbalik badan.

"Ponsel lu passwordnya apa?" Tanya Nathan.

"Tanggal lahir gua. 18 November 2003" Jawab Ica singkat.

"Oke. Gua ambil nomor nyokap lu." Kata Nathan sambil membuka ponsel Ica.

...

"Nih." Kata Nathan sambil melempar ponsel merek Iphone milik Ica.

"Tuh hoodie di lemari. Pake yang warna item oversize." Kata Nathan sambil menutup pintu kamarnya.

"Hufftttt." Ica menghela nafas panjang.

"Kenapa harus ada situasi kek barusan sii." Kata Ica dalam hati.

...

Selesai memasang baju, Ica turun ke lantai bawah dan mendapati Ka Nathan yang sedang menghubungi seseorang di ruang makan.

"Iya tan. Ica lagi dirumah aku sekarang. Dikit lagi pulang kok tan. Nanti aku anterin." Kata Nathan kepada seseorang yang ternyata bunda Ica.

"Oke tan. Makasih yaaa tan." Ucap Nathan sambil mengakhiri panggilan.

"Bunda bilang apa kak?" Tanya Ica sambil duduk.

"Katanya, pulang jangan kemaleman. Oh iya, ntar gua nganter lu naik mobil aja biar lebih aman." Ucap Nathan.

"Ayo makan dulu." Ajak Nathan sambil menatap Ica.

"Ta-tapi gua ga laper kak." Jawab Ica menolak ajakan Nathan.

"Tapi gua denger tadi perut lu bunyi. Ga usah pake acara boong boongan." Kata Nathan tersenyum licik.

"Ga. Siapa bilang." Tolak Ica kepada Nathan.

"Yaudah, temenin aja gua makan." Ucap Nathan kepada Ica.

---

JANGAN LUPA VOTES YAA BIAR GUA SEMANGAT WALAUPUN MASIH AMATIR :)
TEKAN TOMBOL BINTANG DI BAWAH

BOLEH TAG TEMAN KALIAN SUPAYA MEREKA IKUTAN BACA :)

JANGAN LUPA SISIPIN KOMENTAR GIMANA SAMA PART INI?

---

OKE. SEE U IN THE NEXT PART :)

Badboy For A Simple Girl (SEASON 1)Onde histórias criam vida. Descubra agora