08 : MANSION

1.1K 211 123
                                    

© penangadet, 2020

Apresiasi dari kalian adalah hadiah terbaik bagi saya sebagai seorang Author.

Mohon maaf untuk segala kesalahan yang ada pada cerita ini baik dalam segi tulisan, bahasa atau alur cerita―

Happy Reading!

❗Warning creep pict ❗

❗Warning creep pict ❗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.


Mansion. Bangunan yang terbilang sangat luas untuk disebut sebagai tempat tinggal. Biasanya dihuni oleh orang-orang tajir melintir dan dipenuhi dengan arsitektur klasik yang megah. Perabotan rumah mahal dimana-mana. Lampu menerangi setiap sudut seakan tak perlu pusing perihal bayaran listrik.

Hanya saja mansion yang mereka kunjungi kali ini tidak terlihat megah dan mewah. Aura mencekam, lumut dimana-mana, taman tak terawat dengan rumput ilalang yang seperti hendak membalap tinggi badan manusia dewasa, perabotan tua dan kebanyakan dalam kondisi rusak, cat luntur, dan suhu di sana yang dingin membuat siapapun yang datang tidak akan betah berada di sana lama-lama.

Hendery melihat sekelilingnya dengan perasaan was-was. Takut ada jumpscare tiba-tiba. "Kita cuma punya waktu 24 jam. Gimana cara efektif buat nyari potongan badannya di tempat yang luas banget kayak gini?" tanyanya.

"Masuk ke semua ruangan ajalah biar cepet!" jawab Jaemin tanpa berpikir. Dia tidak mau berlama-lama menghabiskan waktu berdiskusi di tempat se-menyeramkan itu.

"Yakin?" sahut Jeno. "Mansion sebesar ini seenggaknya punya ratusan ruangan, loh. Emang cukup waktunya?"

"Ya.. engga cukup sih.." ucap Jaemin pasrah.

"Gue rasa, buat nemuin bagian-bagian badan itu butuh petunjuk. Kayak para detektif dan polisi-polisi gitu kalau nemuin badan atau barang bukti, mereka nggak tiba-tiba dapet gitu aja. Tapi karena mereka peka sama petunjuk yang ada." jelas Renjun, sedang yang lain mengangguk-angguk.

"Hm, kayaknya emak gue lebih cocok sama misi ini deh dibanding kita..." celetuk Hendery, pikirannya melambung ke saat-saat dimana ibunya selalu mengomelinya karena tidak bisa menemukan barang yang dicari dengan benar.

"Ibu-ibu mah emang sakti. Gue lihat PS gue nggak ada di laci. Pas ibu gue yang nyari malah ketemunya di laci. Suka heran." kata Haechan, mengacak-acak rambutnya.

Mark yang tengah memegangi lengan Xiaojun langsung menghentikan topik pembicaraan teman-temannya yang mulai random. "So, are you guys going to keep talking about 'mother's supernatural powers?' Waktu di tangan Xiaojun terus berjalan, bro."

"Nih, kalo kita nyari petunjuknya dulu tuh semakin buang-buang waktu ya nggak sih?"

Jeno mengangguk menanggapi pertanyaan Yangyang. "Cuma menurut gue, nemuin badannya jadi jauh lebih cepat dan efektif. Andaikan kita punya waktu 24 jam. Kalau kita langsung cari badannya itu sama dengan kita start duluan tapi kemungkinan hasil yang didapat malah nihil karena kita benar-benar nggak tahu letaknya dimana."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 20, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

In Another World | NCT/WayV 99-00lWhere stories live. Discover now