063%

248 69 6
                                    














DI layar kapal Leo, aku bisa melihat Sam yang tersenyum saat aku memasuki control room, di sebelahnya ada Chris dengan wajah datarnya. Aku jadi muak melihat wajahnya.

"Kuncinya sudah dapat, 'kan?" Chris memulai pertanyaan sambil tersenyum tipis ke arahku. Akting manisnya sangat bagus sekali.

"Sudah." Kulirik Rhino yang hanya duduk di kursi panjang di control room, tatapannya tajam sekali melihat layar.

Lalu Sam bertepuk tangan dengan girang, "Sebentar lagi kita pasti berhasil. Aku sudah tidak sabar memenangkan pertarungan ini."

"Masih ada dua kunci lagi yang harus ditemukan," jelas Leo di sebelahku. "Bagaimana dengan ruangannya Sam? Tadi sudah kukirim lewat pesan teks, bukan?"

"Sudah kuterima pesanmu kok. Ruangan 914 di lantai 24 itu masih kosong, tujuh tahun tidak ditempati. Nanti aku akan ke sana untuk mencarinya," ujar Sam sambil mengutak-ngatik ponselnya. Tidak tahu apa yang sedang ia cari, mungkin saja tentang informasi ruangan. "Kalau ruangan 1025 di lantai 27 itu, ditempati oleh salah satu anak resmi petinggi ke delapan, namanya Anne."

"Kau kenal?" Tanyaku pada Leo dan Leo mengangguk.

"Dia mantan pacarnya Felix."

Ah! Lagi-lagi ada hubungannya dengan anak pucat itu.

"Rencana apa yang akan kita lakukan untuk masuk ke Sangkara?" Rhino akhirnya membuka suara dan berjalan mendekati layar. "Apa ada yang akan membantu kami masuk ke sana?"

"Tentu saja aku dan Kak Chris akan membantumu, Kak Rhino. Kita sudah menyiapkan dermaga bawah air. Aku akan membukanya saat kalian hampir sampai nanti."

"Dermaga bawah air?"

"Gerbang dermaganya akan Sam buka, jadi Aquaboot Leo bis—"

"Di sana aman?" sergah Leo memotong omongan Chris yang dengan santainya tertawa pelan.

"Aku tidak akan menyuruh kalian masuk ke dalam sana jika tidak aman, Rhino."

Rhino hanya mengedikkan bahunya, "Siapa tahu akan ada pengkhianatan, 'kan. Jaga-jaga."

"Ayolah, Rhino. Jangan kau bawa perasaanmu itu direncana ini."




Wah... Wah... Wah... Sepertinya ada pertengkaran.




"Haha—-perasaan ya? Siapa yang membawa perasaan di sini? Hebat sekali bicaramu."

"Kak,"

"Aku sudah membunuh Sam kloningan saat kau membuat Kira tak sadarkan diri di gedung penelitian baru. Berterima kasihlah sedikit karena membiarkan istriku bersama denganmu, Monster."

"Kau menyebutku monster karena perubahanku, tapi kau tidak berkaca. Berkacalah Tuan Christopher. Monster yang sesungguhnya itu adalah kau."

"Rhin—"

"Aku? Monster? Kau membunuh adik iparku lho. Jika Kira tak hilang ingatan, dia akan jijik berada di dekatmu."

"Tidak sadar diri. Bukannya kau yang seharusnya jijik kepada istrimu sendiri karena dia tak punya rahim? Kasian sekali masa depanmu. Tidak bisa memiliki anak karena salah memilih perempuan."

Ah! Dia menyindir Chris ya? Gila, anak ini benar-benar sangat berani.

"Kasian sekali kakek dan ayahmu, mereka menginginkan keturunan untuk meneruskan perusahaan agar tidak dinomor duakan lagi, sedangkan Kira tidak bisa punya anak karena mandul. Benar-benar menyedihkan kau dapat perempuan tidak memiliki rahim seperti Kira."

Aku... Tidak tau harus menengahkan mereka dengan cara apa. Sindiran Rhino membuat Chris mematung di seberang sana. Sam di sebelahnya juga seperti serba salah. Leo pun begitu, dia menarik-narik lengan bajuku seraya melirik ke arah Rhino dan Chris di layar bergantian.

Aku berdeham sedikit mencoba untuk mencairkan suasana, "Jadi, dermaga bawah air itu seperti apa?"

"Ehm... Dermaganya... Eh begini Kak, dermaga bawah airnya ada di timur pulau. Aku sudah mengecek semuanya, di sana aman kok. Tenang saja."

"Bagaimana, Leo?"

Leo kemudian berdeham gugup, "Y-ya sudah. Sebentar." Leo kemudian mengutak-atik alat kontrolnya, menampilkan denah pulau yang membuatku takjub. Besar sekali pulaunya.

Aku melirik Rhino yang tak bergeming menatap nyalang ke arah Chris yang juga menatap tajam ke Rhino. Astaga, dua orang ini.

"Aku sudah menyematkan lokasinya. Dermaga bawah air Sangkara di Timur, hanya ada satu dermaga di sana."

"Memang hanya ada satu, Leo. Soalnya sudah jarang digunakan karena semua warga menggunakan dermaga utama di barat dan selatan."

"Satu jam lagi kita akan sampai di sana, Sam. Gunakan waktumu untuk mencari kunci di ruangan 914 dan ruangan 1025." Aku melihat Chris yang keluar dari layar tanpa pamit dan ada suara pintu dibanting dari sana. Ekspresi Sam sedikit tersentak dan menatap layar lagi dengan tatapan canggung.

"O-oke, Kak. Aku akan menyusul Kak Chris dulu. Leo, aku akan kirimkan pesan setelah menemukan kuncinya."

"Oke. Hati-hati, Sam."

Panggilan di tutup sepihak oleh Sam, dan aku juga Leo saling menatap saat Rhino memelukku dengan erat.

Hhhhhh, sulit sekali menjadi diriku sekarang.






[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang