Aku udah bilang di chapter sebelumnya kalau BAB-nya BERANTAKAN, silakan HAPUS DULU dari library (perpustakaan) kalian, terus di-TAMBAHKAN ulang ceritanya.
DIBACA SETIAP AUTHOR NOTENYA DONG! Capek :"(
Ya udah, nih aku kasih lagi. Kalau kalian suka cerita ini.
Enjoy!
___
"Nathan mau bawa ceweknya besok!"
Natasha kontan mengerling pada Laura. Melemparkan tatapan aneh. "Terus?"
"Itu artinya Nathan beneran serius sama cewek ini!"
"Iya, terus?"
Laura mendengus seraya memutar kedua matanya. "Kita nggak tahu cewek itu baik atau nggak. At least, buat Nathan! Gue nggak mau dia disakitin."
"Siapa yang mau nyakitin Nathan?" tanya Aeris polos.
"Ya si cewek yang aku maksud, Ris." Laura menarik napas dalam dan mengembuskannya, berat. "Nathan belum punya pengalaman soalnya sama lawan jenis. Gue takut-"
"Ey, Sis. Easy!" Natasha berdecak kecil. "Kenapa lo mendadak panik gini? Bukannya lo udah setuju sama apa pun keputusan Nathan asal dia happy?"
"Sekarang gue balik tanya." Laura mencondongkan badan. Mengikis jarak wajahnya dengan Natasha dengan sebelah mata menyipit. "Kalau seandainya si Aeros itu orang baik, terus berusaha dekatin Aeris. Apa lo bakal tenang sekalipun Aeris bahagia sama tuh cowok?"
"Itu beda urusan!" sergah Natasha, berkilah. "Gue bakal tampol wajah sengaknya sebelum berani dekatin Aeris!"
"Well, inilah yang lagi gue lakuin," tukas Laura dengan bibir menipis.
Natasha bergeming alih-alih membalas lebih lanjut. Ia sedang menormalkan detak jantungnya yang tiba-tiba saja berdegup cepat saat nama itu terlontar dari bibir Laura.
Saat itu, Nathan dengan tenangnya menghampiri Natasha dan mengatakan bahwa Aeros meminta nomor ponsel Aeris. Ya, ketakutan Natasha terjadi! Ketakutan akan Aeris yang diincar oleh cowok begajulan yang tidak jelas asal-usulnya. Dan Natasha yang tidak sudi mengambil risiko jika bahaya sekecil apa pun menghantui Aeris pun segera menyerahkan nomor ponselnya sendiri.
Hal tersebut tentu saja dilakukannya untuk melindungi Aeris. Ia berencana, jika Aeros mengiriminya pesan, Natasha akan berpura-pura menjadi Aeris dan merencanakan untuk bertemu supaya bisa menonjok hidung mancung itu sampai bengkok seperti ulekan!
Tapi sayangnya, hingga detik ini belum ada "gangguan" dari Aeros di ponselnya. Padahal, Natasha sangat menanti pertengkaran yang akan terjadi saking gatal tangannya.
Yang Natasha tidak sadari, Nathan sengaja melakukannya karena pemuda itu tahu, kakaknya tersebut akan menolak mentah-mentah jika ia meminta izin secara langsung ke orang yang dituju. Nathan paham, hanya nama Aeris yang bisa membuat Natasha "mau ikut campur".
"Lau..." Aeris berdiri dari tempatnya dan duduk di samping Laura yang berhadapan dengan Natasha. "Aku percaya, orang baik bakal dijodohin sama orang baik. Nathan itu baik banget, dan kayaknya nggak mungkin suka sama cewek yang aneh-aneh."
Entah mengapa pernyataan tersebut membuat Laura terkekeh. "Kayak si Tasha gitu?"
"Eh diam ya!" amuk Natasha.
"Intinya, Lau nggak usah khawatir. Karena kalau seandainya cewek pilihan Nathan nggak baik, takdir pasti bakal misahin. Apa pun yang terjadi." Kemudian Aeris berbisik. "Tuhan itu adil."
Mendengar perkataan Aeris, Natasha mendadak bergidik ngeri. Pasalnya, dia bukan cewek baik-baik! Papanya saja sampai elus dada kalau diingatkan dengan kenakalan Natasha. Fakta tersebut mau tidak mau membuat Natasha membayangkan, seperti apa jodohnya kelak?
Semoga mirip Justin Bieber deh! Atau minimal, Jungkook BTS!
***
Nathan memutar-mutar ponsel di tangan saat Putri tidak kunjung membalas pesannya. Minggu pagi ini seharusnya menjadi hari yang menyenangkan bagi Nathan karena akan menyambut gadis yang disukainya dan memperkenalkan sosok Putri pada ketiga kakaknya. Namun, sepertinya harapan itu kandas.
Dengan bahu merosot, Nathan mengembuskan napas. Melemparkan senyum masam pada Laura, Tasha, dan Aeris yang telah duduk berbaris di hadapannya. "Kayaknya nggak jadi," ujar Nathan, lesu.
Laura mendengus. "Maksud kamu, dia cuma main-main?"
Nathan merasakan aura dingin yang menguar dari tubuh Laura. "Maksudnya?"
"Kami nggak suka dianggap sepele, Nathan," tukas Laura. "Dia harusnya tahu kalau kita semua udah nunggu."
"Mungkin ada urusan yang lebih penting?" Aeris bersuara. "You know, Lau. Hidup Putri pasti nggak cuma Nathan doang," lanjutnya, rasional.
"Seenggaknya kasih penjelasan."
Mau tidak mau, Natasha setuju pada Laura kali ini. "Betul. Gue nggak suka nunggu yang nggak pasti soalnya."
Nathan menunduk. "Maaf."
"Kenapa jadi kamu yang minta maaf?" tanya Laura secepat kilat. Tidak senang melihat Nathan merasa perlu bertanggung jawab pada kelalaian Putri.
"Maaf karena bikin Kak Lau kesal. Maaf karena bikin waktu yang Kak Sha punya kebuang sia-sia. Maaf karena bikin makanan yang Kak Ris masak jadi mubazir," sesal Nathan, lirih.
"Nggak mubazir kok." Aeris bergegas menghampiri Nathan dan memeluk kepala berambut tebal itu ke perutnya. "Jangan gitu, ya? Kita, kan, masih bisa ngehabisin sendiri. Tasha juga makannya banyak."
"Ris..."
Aeris terkekeh saat Natasha mencebik. "Maaf. Aku lagi pengin ngehibur Nathan aja."
Mendengarnya, Nathan pun tersenyum. "Makasih, Kak. Nathan janji nanti makannya yang banyak."
"Jangan banyak-banyak. Entar Kak Sha nggak kebagian!" sergah Natasha, tidak mau kalah.
Sementara ketiganya tengah melanjutkan percakapan dengan senda gurau, Laura tengah berusaha keras menahan amarah. Belum apa-apa, rasa khawatirnya terhadap hubungan Nathan diubah menjadi rasa kesal pada Putri.
Great!
Dengan rahang terkatup, Laura bangkit berdiri dari posisinya. Menatap Nathan yang seketika cemas dengan tatapan yang dilemparkan kakak tercantiknya tersebut.
"Bilang sama Putri kamu itu, sampaiin terima kasih sama dia karena udah buat sambutan khusus dari kita..." Laura merapatkan giginya dan berdesis, "Nggak ada gunanya."
Begitu sosoknya berlalu, Natasha langsung mengejar Laura upaya mengingatkan pada adiknya tersebut bahwa tidak perlu berkata demikian pada Nathan. Sedangkan Aeris, kini sibuk menenangkan Nathan dan meyakinkan pemuda itu jika Laura hanya ingin yang terbaik untuk segala yang terpenting baginya.
<3<3<3
Maaf kalau absurd. Aku bener2 nggak maksa kalian di sini. Aku paham banget kualitas tulisanku menurun. So, yeah.
Oiya, dibaca ya "Broken Wings" di lapakku junieloo ya!
See you!

YOU ARE READING
The Triplets and Nathan! [✓]
RomanceSequel of "Beauty and the Boss!" Sebuah apartemen dengan keempat penghuni yang bertolak belakang. Ini adalah kisah tentang anak-anak dari Benara Wijaya dan Aluna Sarasita. Tentang mereka yang memiliki cerita berbeda serta unik. Nathaniel dengan gadi...