DUAPULUH SEMBILAN

41 6 0
                                    

Follow ig ; oktaviani_1501!
Me and My Dream Update!
Vomment and Add ke Reading List!
Happy Reading!

*****

"Kamu hebat dari segi potensi masing-masing."

"Aku bantuin ya!"

"Hah?" pekik Arleen sembari melemparkan gunting rumput.

Di belakangnya, Gajendra hanya bisa menahan tawa karena reaksi Arleen yang terlihat sangat lucu di matanya. Ia tidak ada niatan sedikitpun untuk membuat Arleen kaget, ia hanya ingin menawarkan bantuan.

Perlahan, Arleen membalikan tubuhnya untuk melihat siapa pelaku yang telah membuat jantungnya hampir copot. Namun sayang, niatan awalnya untuk marah-marah hilang begitu saja ketika ia tahu pelakunya Gajendra.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Arleen.

"Mau bantuin kamu," balas Gajendra lalu berjongkok di sebelah Arleen.

Mengabaikan balasan dari Gajendra, Arleen memilih untuk mengambil kembali gunting rumputnya lalu melanjutkan aktivitasnya yang tadi sempat tertunda.

Arleen begitu fokus menggunting setiap rumput yang sudah terlihat layu dan tinggi yang pastinya menghalangi pemandangan. Sedangkan di sampingnya, Gajendra terus saja menatap wajah fokus Arleen dan yang ditatap tak sadar sama sekali.

"Cantik," gumam Gajendra.

"Hah?"'ujar Arleen ketika telinganya mendengar Gajendra mengeluarkan suara tetapi Arleen tak bisa mendengarnya dengan jelas.

Mata Gajendra langsung melotot kaget. Buru-buru otaknya langsung berpikir mencari alibi yang bisa membuat dirinya tidak tertangkap basah.

"Aku bantuin ya? Sini biar sama aku aja!" ujar Gajendra sembari mengambil alih gunting rumput dari tangan Arleen.

Arleen tak berkata apa-apa. Ia hanya memerhatikan gelagat aneh dari Gajendra. Arleen yakin ada yang disembunyikan dari Gajendra. Telinga Arleen masih berfungsi dengan baik, jelas-jelas tadi Arleen mendengar Gajendra mengatakan sesuatu tapi ia tidak mendengarnya dengan jelas karena suara Gajendra yang terlalu kecil.

"Oh iya, naskah kamu gimana? Udah selesai?" tanya Gajendra di sela-sela aktivitasnya yang sedang memotong rumput.

"Lagi proses editing sama editor," balas Arleen.

Diam-diam, mata Gajendra melirik ke arah Arleen. Tak sengaja ia melihat raut wajah Arleen yang mendadak murung bahkan dibarengi dengan air mata yang mengalir begitu saja.

Karena Gajendra merasa tak tega dan sedikit merasa aneh karena sikap Arleen yang selalu berubah-ubah, maka Gajendra pun memilih untuk menyimpan gunting rumputnya lalu tangannya mulai merangkul pundak Arleen.

"Kamu kenapa? Kok nangis?" tanya Gajendra.

Mendapat pertanyaan itu dari Gajendra, Arleen buru-buru mengusap air matanya. Arleen sendiri tidak tahu kenapa ia bisa menangis. Mungkin terlalu banyak tekanan dan tuntutan yang ia dapat membuat Arleen tidak bisa mengontrol perasaan juga emosinya.

Ingin rasanya Arleen meluapkan segala keluh kesahnya kepada Gajendra tetapi rasa takutnya lebih mendominasi. Ia takut hanya akan menjadi beban bagi Gajendra. Sudah banyak yang Gajendra lakukan untuk Arleen tetapi tak ada yang bisa Arleen lakukan untuk Gajendra.

"Aku gak nangis kok. Aku cuma ngantuk aja, semalam kurang tidur." alibi Arleen.

Dari pancaran matanya dan dari nada bicaranya, Gajendra tahu gadis di sampingnya itu sedang berbohong tetapi Gajendra tidak akan mendesak Arleen untuk berkata jujur sekarang.

Me and My DreamWhere stories live. Discover now