24. Tanda merah di kerah

9.9K 885 144
                                    

Lagi, Anastasha mendapatkan sebuah kotak misterius lagi. Dengan cepat Anastasha mengambilnya dan berjalan ke tong sampah untuk membuang kotak itu. Tak perlu repot-repot ia buka, sudah pasti isinya adalah sebuah ancaman. Seperti sebelum-sebelumnya.

Ia melempar kotak itu ke tong sampah tanpa mengindahkan isinya. Tapi langkahnya terhenti saat sekilas ia melihat beberapa foto yang keluar, karena tutup kotaknya terbuka. Anastasha memungut gambar-gambar itu. Syok, kesan pertama ia melihat objek di dalamnya.

Wanita itu menggelengkan kepalanya tak percaya, tidak mungkin. Tidak mungkin Darryl seperti itu, suaminya sangat mencintainya, tak mungkin bermain belakang.

Suara tangis bayi menyadarkan Anastasha dari lamunan liarnya, ia segera berlari menuju keberadaan Daneal. Dalam hati terus merapalkan jika suaminya tidak mungkin selingkuh.

Anastasha langsung membawa anaknya ke dalam gendongannya. Tangis anaknya langsung reda seketika. Darryl menatap anaknya penuh kasih, bayi kecil ini mirip sekali dengan papanya. Sangat tampan.

Berbicara tentang Darryl, Anastasha akan menanyakan baik-baik perihal gambar yang diterimanya pada suaminya. Untuk lebih jelasnya lagi.

Ting!

Anastasha melirik ponselnya yang berbunyi, Ia pun memeriksa sebuah pesan gambar yang masuk dari nomor tak dikenal. Pria dan wanita sedang berpelukan di bandara. Sejak melihat itu, irama jantung Anastasha berdetak lebih kencang dari yang tadi. Suaminya, bermain api di belakangnya.

🌸🌸🌸

Dengan berkaca-kaca, Anastasha menatap Darryl tak percaya. Ia mundur selangkah, tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Anastasha tahu benar apa yang melekat di kerah kemeja Darryl.

“Siapa perempuan itu?”

Darryl menatap Anastasha dengan bingung, apa maksud dari perkataan istrinya?

“Maksud Tasya apa?” tanya Darryl kebingungan.

“Jangan sok gak tau! Tasya bukan perempuan bodoh yang bisa dibodohi!”

Anastasha bertanya dengan mata yang menyorot Darryl penuh tanya. “Darryl selingkuh?”

Darryl melangkah mendekati istrinya, tapi di luar dugaan, Anastasha malah mundur menjauhinya. Darryl tambah heran, apa ia berbuat sesuatu yang salah? Perasaan ia hanya memberi salam saja, lalu tersenyum. Tapi Anastasha malah menuduhnya selingkuh.

Jauh di lubuk hati terdalam, Darryl tak pernah sekali pun berniat mendekati perempuan lain, apalagi selingkuh. Dan sekarang istrinya menuduhnya yang tidak-tidak.

“Tasya kenapa?"

“Darryl yang kenapa?!”

“Siapa yang selingkuh, Tasya! Perempuan mana yang Anastasha maksud?!” sergah  Darryl.

Anastasha menyunggingkan senyum miringnya, ia jelas tahu apa yang sudah terjadi pada suaminya. Ia tidak buta, untuk mengenali tanda berwarna merah menyala yang melekat tepat di kerah suaminya. Bekas lipstik seorang wanita, ia tak pernah merasa ia yang membuat tanda itu.

“Darryl pikir Anastasha buta, hah?” Anastasha melangkah mendekati Darryl.

“Pura-pura gak ngerti, atau emang sengaja gak mau ngaku?!” tukas Anastasha, matanya masih menyiratkan amarah penuh.

“Terus ini apa?!” Anastasha menunjuk leher Darryl yang ternyata juga ada bekas lipstik, dan lagi tanda itu berbentuk bibir dengan sempurna.

Darryl melirik kemejanya, pupilnya membesar. Jelas ia melihat nyata alasan kenapa istrinya itu kalap.

WHERE'D YOU GO, Anastasha?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang