Chapter 4

164K 6.2K 129
                                    

"I'll eat you." bisik Alland.

***

"W-what you mean, sir?" tanya Camella, wajahnya sangat gugup. Pesona Alland terus menerjangnya habis-habisan. Ia ingin sekali menggoda pria itu, namun kini pria itulah yang menjadi atasannya.

"I mean, I'll eat with you Camella." Ucap Alland berusaha menyembunyikan kegugupannya. Ia merutuki dirinya karena keceplosan mengatakan hal itu.

Camella mengerjapkan matanya mendengar jawaban Alland. Sungguh, sebelumnya ia sangat senang mengetahui Alland juga menginginkannya, namun kemudian laki-laki itu kembali menjatuhkannya. Menyebalkan.

"Kenapa kau memandangku seperti itu?" tanya Alland menatap Camella dengan alis tertaut.

"Kau tidak ada maksud lain, sir?" Camella berbisik sensual di telinga Alland, menciptakan jarak yang begitu dekat antara dia dan Alland.

"Whatt? Kau tidak lihat di dalam itu ada dua sandwich? Lalu kau ingin menghabiskannya sendiri?" ucap Alland memundurkan kepalanya menjauh.

"Ah yeah, tapi ku pikir aku akan makan di luar saja sir. Terima kasih atas kebaikan yang anda tawarkan." Ucap Camella beranjak berdiri.

"Aku tidak terima penolakan." Sahut Alland menghentikan Camella.

"Sit down, Ms. Oliver." Ucap Alland dengan suara rendah.

Camella kembali duduk di depan Alland. Gagal sudah rencananya pergi dari Alland, ia tidak bisa terus-terusan berada di dalam satu ruangan dengan Alland tanpa melakukan 'apa-apa'. Ia sangat bergairah melihat pria itu, ia semakin menginginkan Alland. Udara di sekitarnya pun terasa panas baginya.

"Kenapa kau menahanku, sir?"

"Kau tahu jam makan siang masih lama, aku tidak ingin kau sakit." Ucap Alland.

Camella mengembangkan senyumnya, pipinya kembali memerah sekarang.

"Kenapa kau tersenyum?"

"Kau begitu perhatian kepadaku sir," ucap Camella menatap Alland dengan mata berbinar-binar.

"Aku hanya tidak ingin memiliki karyawan penyakitan. Dan aku tidak ingin kau sakit karena masih banyak yang harus kau kerjakan." Ucap Alland acuh.

Lagi-lagi Camella merasa diangkat tinggi dan dijatuhkan kembali. Alland benar-benar membuatnya kesal. Untung saja pria itu tampan dan seksi.

Alland membuka kotak bekal tersebut dan melahap sandwich di dalamnya. Camella menatap Alland, bahkan sedang makan sekalipun ia terlihat begitu panas.

"Kenapa kau melihatku? Makanlah." ucap Alland.

Camella segera mengambil sandwich satunya dan buru-buru menghabiskannya. Ia ingin segera pergi dari ruangan terkutuk ini.

"Aku baru tahu, orang sepertimu masih membawa bekal dari rumah." Ucap Camella sambil mengunyah makanannya.

"Ini buatan ibuku, dan aku tidak bisa menolaknya."

Camella hanya ber-oh ria sambil mengangguk. Tidak butuh waktu lama, Alland sudah menghabiskan sandwich-nya. Tanpa Camella sadari, Alland menatap gadis itu. Camella begitu menggemaskan ketika sedang makan, pipinya yang mengembung dan ekspresinya ketika menikmati makanan tersebut, Alland menikmati pemandangan itu.

Camella melahap potongan sandwich terakhirnya dan menjilat mayonaise yang tersisa di jari-jari lentiknya. Melihat itu, Alland merasakan bagian bawahnya menegang. Ia terus menatap Camella intens.

"Sir?" panggil Camella.

"Ya?"

"Aku akan kembali ke ruanga-"

"Wait, bibirmu." Potong Alland seraya mengisyaratkan ada sisa mayonaise di bibir Camella. Camella mengelus bibirnya bingung karena tidak menemukannya.

"Come here," ucap Alland.

Camella mendekatkan wajahnya, Alland pun melakukan hal yang sama.

"Aku akan membersihkannya." Ucap Alland menatap Camella. Jarak mereka sungguh dekat, membuat jantung Camella berdegup kencang.

Tanpa mendengar jawaban lagi dari Camella, Alland melumat bibir gadis itu. Camella terkejut dan perlahan membalas lumatan tersebut. Ciuman mereka menjadi sangat panas, seperti semalam. Lidah mereka saling terpaut, ciuman itu semakin dalam. Tak lama kemudian mereka melepas ciuman tersebut dan menarik napas dalam-dalam. Bahkan Alland tidak memberikan Camella kesempatan untuk bernapas sekalipun, sehingga gadis itu kehabisan napas, dadanya naik turun seiring dengan deru napasnya.

"Begitu caraku membersihkannya, Camella." Bisik Alland di telinga Camella.

Setelah itu suasana menjadi hening dan canggung. Camella memutuskan untuk segera pergi dari ruangan Alland. Ia berdeham menyadarkan Alland.

"Well sir, saya akan kembali ke ruangan saya. Terima kasih atas makanannya." Ucap Camella beranjak pergi.

"Ya tentu, kau harus kembali bekerja." Ucap Alland cuek tanpa menatap gadis itu.

Apa-apaan dia, setelah mencium Camella tanpa izin, lalu sekarang menjadi dingin kembali seperti biasanya. Apakah ia tidak menyadari apa yang terjadi barusan?

Camella beranjak pergi dari ruangan Alland. Alland menatap punggung gadis itu. Ia tak mengerti mengapa ia melakukan itu, padahal sebelumnya ia terang-terangan menolak gadis itu.

Camella sudah berada di ruangannya. Ia menduduki kursi empuknya dan menyandarkan punggungnya. Menarik napas sedalam-dalamnya, ia merasa sesak ketika berada di ruangan Alland.

Ia sangat bingung dengan sikap Alland. Padahal ia yang berniat menggoda Alland, tetapi mengapa ia yang tidak bisa berkutik di depan Alland.

"Aku yang harus membuatnya jatuh cinta." Gumam Camella.




Haloha!✨
If you like it, please leave a vote and comment. Because it's means a lot to me🤗
Thankyou❤

Xoxo💋

Sexy Bitch Where stories live. Discover now