Chapter 7

250K 5.7K 431
                                    

"Aku sudah tidak dapat menahannya." gumam Alland, tatapannya tajam ke arah Camella.

🌿

Warning 18+

Alland menghampiri Camella dengan tubuh yang tegang, terutama bagian bawahnya yang sudah mengeras.

Dalam ruangan yang redup itu, siluet Camella terlihat sangat indah bagi Alland. Alland memeluk pinggang ramping Camella dari belakang. Merasa ada yang memeluknya, Camella terlonjak kaget. Ia tidak dapat melihat siapa yang memeluknya, namun ia mengenali aroma tubuh pria tersebut.

"S-sir? What's wrong?" ucap Camella terbata-bata.

"No." ucap Alland masih mempertahankan posisinya.

Lalu dalam sekejap Alland mengangkat tubuh Camella ala bridal style. Camella lagi-lagi terperanjat dan sontak mengalungkan tangannya di leher Alland.

"Oh my god sir, what are you doing?!" ucap Camella kaget ketika Alland melemparnya ke ranjang.

Kemudian Alland membuka T-shirt nya di hadapan Camella, membuat gadis itu menelan ludahnya dengan susah payah.

Kemudian Alland membuka T-shirt nya di hadapan Camella, membuat gadis itu menelan ludahnya dengan susah payah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"He is fucking hot." batin Camella.

Alland menghampiri Camella yang terduduk di depannya. Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Camella, mengelus rahang gadis itu.

"I want you, now." bisik Alland sensual. Camella yang selalu terperangkap dalam pesona Alland pun senang mendengar itu.

"I want you too, sir." bisik Camella tidak kalah sensual.

Tidak menunggu lama, Alland menyerbu bibir Camella yang sejujurnya ia rindukan. Ia melumatnya, menghisap, menggigit-gigit kecil bibir manis Camella. Alland menekan tengkuk Camella agar memperdalam ciuman mereka. Kini lidah mereka sudah saling tertaut, Camella membalas ciuman Alland tidak kalah agresif, tangannya sudah meremas rambut Alland sekarang. Mereka berciuman selayaknya sepasang kekasih yang dilanda kerinduan. Hingga mereka melepas ciuman itu dan mengambil napas. Camella terengah-engah, dan menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Alland mengelus rahang gadis itu, turun ke leher jenjangnya, hingga terakhir ia mengelus lembut bahu gadis itu.

"Can I?" ucap Alland menurunkan perlahan tali gaun tidur Camella.

"Sure, sir" ucap Camella menyetujui Alland menyentuhnya.

Alland membuka gaun Camella dengan perlahan dan tidak melepaskan tatapannya kepada Camella, membuat gadis itu terbuai. Hingga sekarang Camella sudah bertelanjang dada. Alland mengagumi dua bukit milik Camella. Kemudian ia menurunkan gaun Camella hingga menyisakan celana dalamnya saja. Perlahan Alland membuka celana dalam gadis itu dan mengelus paha hingga telapak kaki Camella dengan sangat lembut, membuat gadis itu sedikit merinding melihat perlakuan atasannya ini.

Alland berdiri memandang Camella yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun. Ia memperhatikan setiap inci tubuh gadis itu dengan tatapan kagum. Merasa ditatap seperti itu, membuat wajah Camella merona karena malu. Ia menutupi tubuh bagian atas dan bawahnya menggunakan tangan kecilnya, namun tentu saja tidak sepenuhnya tertutup. Hal itu membuat Camella terlihat menggemaskan di mata Alland, ia ingin segera memakan gadis di hadapannya ini.

"Kenapa ditutup?" ucap Alland menggoda.

"Aku malu sir, kau terus menatapku." ucap Camella masih berusaha menutupi tubuhnya. Ia heran mengapa ia merasa begitu kecil di hadapan Alland, tidak seperti bersama laki-laki lain pada umumnya, ia selalu bersikap angkuh dan arogan.

"Kau sangat sexy." bisik Alland di telinga Camella dan menggigit kecil telinga gadis itu.

Tanpa menunggu lama, Alland kembali menciumi bibir gadis itu. Tangannya tidak tinggal diam, ia sudah menggerayangi dada Camella, bermain-main di sana. Kemudian ia melepaskan ciuman itu dan turun ke leher Camella, memberikan beberapa tanda kepemilikan di sana. Camella hanya mampu meremas rambut Alland dan mengerang. Tangan Alland menggerayangi perut rata Camella, lalu turun ke bagian 'bawah' gadis itu.

"Kau sudah basah baby," bisik Alland membuat pipi Camella kembali merona.

Tiba-tiba Alland memasukkan dua jarinya ke dalam milik Camella, membuat gadis itu mendesah kaget. Alland terus memaju-mundurkan jarinya di sana dengan tempo semakin cepat, membuat gadis itu terus mendesah dan mengerang nikmat.

"Yashh Allandh I wanna cum mmh," desah Camella yang sudah ingin mencapai puncaknya.

Alland memainkan jarinya dengan tempo yang cepat, tak butuh waktu lama, tubuh gadis itu bergetar, dan cairan keluar dari miliknya. Camella terengah-engah, dadanya naik turun.

"You're sweet babe," ucap Alland menjilat cairan Camella yang tersisa di jarinya, membuat sang empunya merona.

Kemudian Alland membuka celananya, dan menyisakan celana dalamnya. Ia membuka itu perlahan di depan Camella. Tak lama tampaklah milik Alland yang sudah sangat tegang dan menantang. Camella menatap lekat milik Alland dan menelan ludahnya susah payah. Melihat reaksi gadis itu, membuat Alland terkekeh pelan.

"Kenapa kau memandangnya seperti itu? Apakah kurang besar?" ucap Alland menggoda Camella.

"No, i-ini sudah sangat besar." ucap Camella polos menatap Alland. Alland mengacak lembut puncak kepala gadis itu.

Alland memposisikan dirinya di atas Camella. Ia mengarahkan miliknya ke milik gadis itu. Lalu tanpa aba-aba ia menyentakkan seluruh miliknya ke dalam tubuh gadis itu, membuat Camella terperanjat dan memeluk Alland sangat erat.

"Am I hurting you?" ucap Alland khawatir mengelus wajah Camella, memandang gadis itu yang masih memejamkan matanya dan memeluk Alland.

"Sedikit, punyamu sangat besar." ucap Camella berkaca-kaca menatap Alland. Mungkin karena Camella sudah lama tidak berhubungan dengan pria, membuat miliknya belum terbiasa lagi, ditambah milik Alland yang besar menurutnya.

"Aku akan bermain dengan pelan," ucap Alland mengelus wajah Camella, menenangkan gadis itu.

Alland memaju-mundurkan miliknya perlahan sambil menciumi wajah gadis itu, setelah gadis itu tenang dan menikmati permainannya, ia mulai menghentakkannya dengan cepat di sana. Terdengar erangan dan desahan keluar dari mulut gadis itu, membuat Alland semakin bergairah.

"Ahh fasterhh pleasee," desah Camella. Alland semakin bersemangat menghentakkan miliknya dengan cepat dan dalam. Tangannya yang lain memainkan puncak payudara Camella, membuatnya tegang.

"Call my name baby," bisik Alland.

"Mmpphh Alland!" erang Camella saat merasakan dirinya sudah ingin mencapai orgasme-nya.

Alland terus menghentakkan dengan cepat hingga tubuh mereka bergetar hebat, Camella memeluk Alland sangat erat merasakan orgasme-nya, mereka mencapai puncak bersamaan. Alland menjatuhkan dirinya di samping gadis itu dan mengelus dahinya yang sudah berkeringat. Ia menarik selimut dan menutupi tubuh mereka yang tidak ditutupi apapun. Sesungguhnya ia ingin melanjutkan permainannya dengan Camella, namun besok ia harus meeting dan ia tidak ingin kehabisan energi.

"Besok kita ada meeting," bisik Alland lembit mengusap rambut Camella.

"Ya, sir." ucap Camella tersenyum lalu memejamkan mata.

Alland tak kunjung menutup matanya, ia memandangi wajah damai gadis itu yang sedang tertidur. Tidak seperti Camella sang penggoda yang ia temui di club.

"Beautiful." gumam Alland lalu menutup matanya.

Haloha!
Ini 18+ yaa, kalo yang belum cukup umur boleh skip hehe. Tapi kalo mau baca, dosanya tanggung sendiri ya😅
Hope you like it! Jangan lupa vote dan komen❤

Xoxo💋

Sexy Bitch Where stories live. Discover now